Keakraban Bung Karno – Kennedy

Keakraban Bung Karno – Kennedy? Tak  diragukan lagi, dunia pun mengetahuinya. Bagi yang gemar  ber”andai-andai”, selalu saja akan melantunkan kalimat, “Andai saja  Kennedy tidak mati terbunuh… hubungan Amerika Serikat – Indonesia tidak  akan seburuk akhir dekade 60-an.” Bahkan ada yang mengandaikan, “andai  saja Kennedy tidak mati tertembak, Soeharto tidak akan jadi presiden.”  Dan masih banyak “andai-andai” yang lain.
Semua “andai” tak penting lagi  sekarang. Kennedy sudah menjadi sejarah. Bung Karno juga sudah menjadi  sejarah. Hubungan Amerika – Indonesia bahkan masih menorehkan jalannya  sejarah. Begitu hakikat sejarah hingga Tuhan menamatkan riwayat  kehidupan dunia.
Menukil kemesraan hubungan Bung  Karno – Kennedy, selalu saja menarik. Bukan saja menyangkut dua sosok  kepala negara, tetapi juga menyangkut sisi-sisi humanisme dua orang  paling berpengaruh pada zamannya. Kennedy dengan super power Amerikanya,  Bung Karno dengan New Emerging Forces-nya. Dua kekuatan maha dahsyat  yang jika bersatu, tidak ada satu negara pun mampu menggoyangnya. Tidak  ada satu blok negara-negara pun yang bisa menandinginya.
Adalah Guntur Soekarnoputra yang pada tahun 1961 berkesempatan makan siang di ruang makan White House. 
Ia dan adiknya, Megawati, diajak  sang bapak, menghadiri jamuan makan siang di Gedung Putih. Menurut  catatan Guntur dalam bukunya, semua makanan yang dihidangkan sama sekali  tidak ada yang menggugah selera, kecuali satu… steak daging sapi yang begitu enyak…enyak… enyak.….
Singkatnya, Guntur sangat  menikmati saat garpu menusuk daging, dan pisau diiris-iriskan di  permukaan daging, lantas sekerat daging empuk menghampiri lidah…  melayanglah cita rasa steak ala White House. Nah, entah tusukan  yang keberapa, entah irisan yang keberapa… Guntur menjumpai bagian  daging yang begitu alot. Itu artinya, Guntur harus mengeluarkan tenaga  ekstra untuk menundukkan si daging alot tadi. Apa yang terjadi kemudian?  Pada irisan dengan tekanan penuh, si daging pun melawan… mencelat dan… wuusshhh… daging itu terbang melayang… jatuh tepat di piring Presiden Kennedy!
Wajah keenakan Guntur berubah  menjadi pucat… takut… dan Kennedy tahu situasi itu, kemudian mencairkan  suasana dengan kalimat bersahabat dalam bahasa Indonesia terbata-bata…  “Hati-hati… tidak apa-apa… rupanya juru masak kami kurang teliti dalam  memasak steak sehingga agak alot untuk diiris….”
Bung Karno menimpali, “Well  John… rupanya putraku tahu bahwa kau sekarang punya senjata ampuh paling  mutakhir yaitu ICBM (inter continental balistic missiles) sehingga ia  mengirimkan juga sebuah “missiles”-nya buat tandingannya.”
“Ha…ha…ha… that’s right….”  Kennedy tertawa menyambut humor Bung Karno. Tapi pasti di benaknya ia  berpikir keras, darimana Sukarno tahu Amerika sekarang punya ICBM?  Sedangkan informasi itu masuk kategori top secret di Amerika Serikat.  Bahkan rakyat Amerika sendiri tidak tahu.
Syahdan… jamuan makan siang pun  selesai. Giliran acara berpamitan. Kennedy sebagai tuan rumah yang baik,  mengiringkan langkah Bung Karno keluar White House menuju mobil  kepresidenan yang hendak membawa Bung Karno dan rombongan kembali ke  hotel. Sambil berjalan, keduanya pun bercakap-cakap… tetap dengan  akrabnya…. “John, dari tadi saya tidak melihat Jackie… ke mana dia?”
Kennedy spontan menjawab, “Oh  ya… tadi aku lupa menyampaikan permintaan maafnya. Ia berhalangan ikut  makan siang bersama kita karena sedang ke luar kota untuk suatu acara.  Dan itu berarti, bahwa di Washington malam ini ada dua orang ‘bujangan’  yang berbahagia!!! Kau dan saya!!! Betul atau tidak Mr President?”
“Ha…ha…ha… John…. Kau betul-betul sahabatku yang baik.” (roso daras)


0 komentar to “Keakraban Bung Karno – Kennedy”