Jalan Raya Dengan Pemandangan Terindah

Sabtu

Meski sebagian besar Asia terdiri atas negara kepulauan dan beberapa kota besar padat penduduk, ada tempat-tempat yang bisa mengakomodasi keinginan Anda untuk menginjak pedal gas mobil dalam-dalam. Inilah beberapa tempat paling indah di Asia untuk menyetir dan menikmati kebebasan di jalanan. Nikmati pemandangan indah selagi merasakan hembusan angin di muka yang terpapar matahari. Dan jangan lupa, bawa daftar lagu favorit Anda untuk mengiringi sepanjang perjalanan!


Photo credits - Shermeee

Great Ocean Road - Australia

Hanya sepelemparan batu dari Melbourne, Anda bisa menemukan Great Ocean Road. Jalan sepanjang 151 mil (243 km) menghubungkan sepanjang pantai selatan Australia. Ini adalah salah satu lokasi favorit di dunia untuk melihat matahari terbenam, apalagi jika Anda berada di dekat 12 Apostles (Rasul), jejeran patahan batu kapur yang mengagumkan. Jangan lewatkan juga tur helikopter di sepanjang pantai jika cuaca mendukung, dan beberapa toko rabat perlengkapan selancar di Torquay. Ada juga area jalan kaki di hutan dekat Lorne yang menyimpan air terjun mempesona. Dan ada beberapa 'pintu masuk' menuju hutan tropis terakhir di Australia, Taman Nasional Great Otway.


Photo credits - wikipedia.org

Jalur Terusan Hai Van -Vietnam

Terusan Hai Van, pada rute 1A antara Hue dan Hoian, diklaim sebagai "sebuah pita kesempurnaan...salah satu jalan pantai terbaik di dunia." Hai berarti awan laut, dan memang perbukitan di sekitarnya kerap tertutup kabut. Rute ini memiliki jalur alternatif, Terowongan Hai Van. Bagi banyak pengemudi, ini adalah jalur yang sulit, jadi waspadalah sebelum mencobanya sendiri! Tapi dengan pemandangan perbukitan hijau, laut yang berkilauan, dan puncak gunung, tempat ini menjadi sangat indah.


Photo credits - N-i-b-i

Jalur Osado Skyline - Pulau Sado, Jepang

Selama bertahun-tahun, Pulau Sado sudah menjadi tempat berlindungnya para pemberontak politik, namun para turis datang ke sini untuk menikmati kedamaian dan ketenangan. Dengan populasi 70 ribu orang, ada ruangan yang lega untuk bersantai sambil menikmati asrinya Pegunungan Osado, tebing laut, dan desa-desa kecil. Aktivitas hiking sangat populer di pulau ini, tapi jangan lewatkan jalanan sepanjang 155 mil (250 km) yang bisa Anda jelajahi. Pemandangan terbaik bisa Anda lihat ketika melewati perpotongan jalur antara pegunungan Osado dan Gunung Kinpoku, puncak tertinggi pulau ini. Pastikan untuk berhenti di titik Hakuundai; jangan lupa, jalan ini akan tutup pada musim dingin (November-April).


Photo credits - Tingting Sullivan

Jalur Phuket Timur Laut - Thailand

Lepas dari Phuket yang ramai, ada beberapa jalur yang bisa Anda lalui untuk melihat pemandangan pedesaan. Salah satunya adalah jalur Mission Mills, sementara yang populer lainnya adalah Kelokan Timur Laut Phuket. Awalnya adalah Monumen Para Pejuang dan mengitari pantai timur pulau tersebut. Ada pemandangan menakjubkan di Teluk Phang-nga dan Anda akan menemukan banyak desa nelayan di sepanjang perjalanan yang mengundang Anda untuk menikmati makanan laut. Jangan lupa juga melihat patung dewa Hindu berkepala gajah, Ganesha.


Photo credits - isafrancesca

Jalan Tol Halsema - Filipina

Jika Anda ingin mencapai puncak tertinggi pada sistem jalan tol Filipina, langsung saja menuju Jalan Tol Halsema yang menghubungkan Baguio dan Sagada. Nama jalan tol ini diambil dari insinyur yang mampu membangun jalan melewati pegunungan. Selain pemandangan peternakan dan kebun-kebun sayur, Anda juga bisa melihat berbagai objek unik. Momen unik ketika Anda melihat banyak dari desa-desa ini yang mendirikan monumen untuk ekspor terbesar mereka, sayuran. Pastikan Anda berhenti untuk berfoto di patung kentang, patung wortel, dan seterusnya. Hanya di Asia...


Photo credits - geoftheref

Dari Twizel ke Mount Cook - Selandia Baru

Air tak pernah terlihat lebih biru dan surreal daripada di Danau Pukaki di tengah South Island, Selandia Baru. Jalanan sepanjang 39 mil (63 km) dari Twizel melewati Danau Pukaki yang seakan tanpa ujung, berakhir di Desa Mount Cook, tempat Anda bisa melihat puncak bersalju Mount Cook, titik tertinggi Selandia Baru. Di desa ini Anda bisa memilih hiking atau menikmati tur ke Danau Pukaki. Anda juga bisa berkendara menjelajahi banyak jalan di kawasan ini, tapi Mount Cook punya banyak pesona.

Tips Bepergian

Sudah tak perlu dijelaskan lagi: sebelum Anda berangkat, pastikan Anda mengetahui aturan yang berlaku di negara yang Anda kunjungi. Pada beberapa negara, Anda mungkin membutuhkan SIM tambahan. Jika Anda tidak berbicara bahasa setempat, bawalah buku petunjuk berisi frasa-frasa yang paling sering digunakan untuk referensi.

Dan tentu saja -- berkendaralah dengan aman. Banyak negara yang terkenal akan kecerobohan cara menyupir orang-orangnya (fenomena yang tidak hanya terbatas pada Asia), jadi berhati-hatilah.

http://id.travel.yahoo.com/jalan-jalan/62-6-jalan-raya-dengan-pemandangan-terindah-di-asia?cid=today



FULL STORY >>

Bunyikan Leher Bisa Beresiko Stroke

Kebanyakan orang gemar dan puas setelah sukses membunyikan leher. Gerakan khas itu mungkin menjadi kebiasaan yang sulit dihilangkan. Ternyata kebiasaan itu dipercaya dapat mengurangi rasa pegal. Sayangnya jika dilakukan terlalu sering dapat meningkatkan risiko stroke.

Gerakan khas yang menghasilkan bunyi mirip tulang patah sebenarnya terjadi akibat adanya pelepasan gas di dalam membran synovial yang menyelubungi persendian. Gas tersebut keluar dari membran akibat adanya tekanan yang kuat saat leher atau pinggang diputar dengan gerakan mengentak.

Lepasnya gas-gas tersebut tidak berbahaya, bahkan bisa membantu meredakan rasa kaku dan pegal-pegal di persendian. Rasa pegal bisa berkurang untuk sesaat, meski biasanya akan kembali lagi ketika membran synovial mulai terisi kembali oleh udara.

Pakar kebugaran dari New York, Henry S Lodge, MD mengatakan kebiasaan membunyikan leher lebih berbahaya daripada bagian lain karena bisa meningkatkan risiko stroke.

"Pada beberapa perempuan, membunyikan leher dengan gerakan khas dilaporkan bisa meningkatkan risiko stroke. Diduga karena hal ini memicu kerusakan arteri atau pembuluh nadi," ungkap Lodge seperti dikutip dari MSN Health.

Tindakan menggerakkan leher sehingga menghasilkan bunyi mirip tulang patah tidak pernah dianjurkan oleh para ahli. Jika tidak ingin merasakan pegal-pegal, pilihan paling tepat adalah dengan lebih sering bergerak atau melakukan aktivitas fisik.

Kalaupun terpaksa harus melakukannya karena mungkin sudah menjadi kebiasaan yang sulit hilang, maka gerakan yang dilakukan tidak boleh terlalu kuat dan mengentak. Lakukan gerakan sewajarnya, jangan dipaksakan terlalu memutar atau menekuk sehingga memberi beban ekstra karena bisa memicu arthritis atau radang sendi.

http://id.berita.yahoo.com/bunyikan-leher-bangkitkan-risiko-stroke-20110310-201200-902.html


FULL STORY >>

Kiat Untuk Yang Masih Menganggur

Jumat

Menganggur itu memang tidak enak. Apalagi bagi mereka yang menyandang pendidikan tinggi. Secara kejiwaan penganggur tertekan oleh lingkungan yang akhirnya menyebabkan perasaan serba salah. Semakin berlarut-larut tak punya kegiatan, semakin tidak tahu yang harus dikerjakan. Kondisi ini potensial sekali menimbulkan stress.

Untuk kehidupan sehari-hari, setiap orang butuh biaya. Paling tidak untuk makan. Kalau diam saja tanpa melakukan kegiatan yang produktif, berarti rugi secara materi.

Berikut ini kiat-kiat untuk mereka yang masih menganggur:

1. Bagi yang mempunyai biaya, cobalah menambah pengetahuan dan ketrampilan. Misalnya kursus bahasa asing, komputer, menjahit, memasak atau apa saja. Siapa tahu pengetahuan dan ketrampilan bisa jadi nilai tambah untuk melamar pekerjaan. Kalaupun terjun sebagai wirausahawan, pengetahuan dan ketrampilan Anda pasti ada manfaatnya.

2. Cobalah introspeksi diri dengan cara iseng-iseng mencatat kelebihan, kemampuan, dan kelemahan Anda. Dari situ, kemampuan yang menonjol bisa diasah, dan bisa diterapkan untuk berwirausaha. Kalau punya kelemahan , ya diperbaiki.

3. Perbanyak silaturahmi dan mengenal banyak orang dengan karakter yang banyak pula. Lalu jalin komunikasi yang intensif sehingga Anda tak pernah kekurangan informasi. Mungkin nantinya berguna dalam bekerja ataupun berwiraswasta.

4. Perbanyak membaca. Dengan membaca pengetahuan Anda semakin luas. Bahkan, bukan tidak mungkin dari bacaan tersebut akan lahir ide-ide baru.

5. Buat agenda kegiatan setiap hari. Jangan sampai terlalu banyak melamun.

6. Hindari kegiatan-kegiatan yang merugikan baik diri sendiri maupun orang lain, apalagi sampai melanggar norma agama maupun hukum yang berlaku.

7. Untuk Anda yang ingin berwiraswasta, coba tanggalkan gengsi yang terlalu tinggi, karena itu merupakan kendala dalam memulai suatu usaha. Pikirkan hasilnya dan nilai ekonominya sehingga semangat Anda akan terpacu.

8. Jagalah kesehatan, karena kesehatan itu mahal harganya. Kalau kita sehat produktivitas otomatis meningkat.

9. Kalau ada peluang bekerja, jangan langsung ditolak. Terima apapun pekerjaannya asalkan halal, lalu ditekuni. Kesempatan tersebut bisa digunakan untuk menimba pengalaman hingga menemukan pekerjaan yang sesuai dengan keinginan.

10. Jangan lupa selalu berdo’a kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena semuanya itu Dia yang mengatur.

Disalin dari BMT (Sumber: Alumnus FT-UGM yang bertahun-tahun merasakan jadi pengangguran dan kini berwiraswasta, tinggal di Yogyakarta).



FULL STORY >>

Kebudayaan Dan Kuil Di Nepal

Kathmandu, Ibu Kota Nepal, adalah kaleidoskop agama, kebangsaan, dan keajaiban arsitektural -- dan semuanya dalam jangkauan 30 menit naik pesawat dari pegunungan paling menakjubkan yang pernah saya lihat, Himalaya.

Kami tiba di Kathmandu dari Abu Dhabi setelah empat jam penerbangan yang nyaman menggunakan Etihad Airlines, langsung disambut dengan prosedur kedatangan yang repot. Di sana, foto visa saya bisa terbang dari tangan petugas imigrasi, keluar jendela terminal sampai landasan pesawat, tapi untungnya langsung ditangkap oleh petugas darat Etihad. Setelah melewati bea cukai, kami menunggu 20 menit sampai agen perjalanan tiba. Seperti kemudian kami ketahui, Kathmandu bukanlah kota bagi mereka yang lemah hati, atau mencari kemewahan kelas bintang lima.

Tetapi setelah kesulitan-kesulitan kecil ini, kami sampai di hotel Yak and Yeti, salah satu akomodasi Kathmandu yang cukup tinggi kelasnya, masuk ke kamar yang nyaman dengan pemandangan taman dan kolam renang (satu penuh air, satunya kosong) dan menemukan bar di dekat pusat kota untuk merayakan ketibaan kami di Nepal. Selanjutnya, kami makan kari di sebuah restoran India di mana kami dihibur oleh dua penyanyi Nepal yang menggairahkan.

Keesokannya, kami baru memulai tur berkeliling kota. Agen perjalanan kami menjemput -- kami pikir dia terlambat lagi, tapi ternyata waktu di Nepal itu anehnya 15 menit lebih lambat dari kebanyakan zona waktu -- dan langsung kami dibawa ke berbagai tempat luar biasa. Kuil Bodnath, dibangun dengan gaya arsitektur yang mirip dengan negara tetangga Tibet, dari atapnya Anda bisa melihat pemandangan indah serta warna-warni komunitas di sekitarnya. Selanjutnya kami berhenti agak lama di situs keagamaan Hindu, Pashupathinath, tempat peristirahatan terakhir bagi mereka yang berpulang. Pemandu Nepal kami memberi penjelasan tentang ritual pemakaman. Dia membawa saya sangat dekat ke tempat berapi yang sangat panas, tempat kaki-kaki manusia yang belum terbakar dan tengkorak yang masih bisa terlihat bentuknya. Abu jenazah itu kemudian ditabur di sungai berarus lambat yang dianggap suci.

Setelah tempat berbau kematian itu, kami siap untuk makan siang ringan berupa kentang goreng dan sambal di sebuah kafe dengan pemandangan indah dekat Patan, penuh dengan kuil dan istana yang dibangun pada abad ke-18. Kami berjalan menuju alun-alun yang sibuk itu seusai makan siang, mampir dan berhenti di beberapa kuil sebelum kembali ke Kathmandu. Setibanya di sana, kami berjalan kaki selama satu jam menikmati Durbar Square, tempat kami melihat lebih banyak kuil, dan mengakhiri hari di perbukitan sambil melihat kota dari kejauhan -- dan ya, mengunjungi kuil lain sambil melihat monyet berenang di kolam dekat situ.

Setelah mengelilingi Kathmandu yang eksotis dan berdebu, keesokannya kami pergi ke Himalaya. Kami meninggalkan Kathmandu dengan sedikit ketakutan menghadapi trek selama tiga hari ke Annapurna, dan setelah penerbangan 30 menit menaiki Yeti Airlines, kami tiba di Pokhara, kaki gunung Himalaya. Di sana pemandu kuil merangkap pemimpin trek, Rottna, bersama porter yang terus tersenyum, menyambut kami. Porter kami terus tersenyum mungkin karena kami benar-benar membawa jumlah baju minimum yang diperlukan untuk trekking. Dia hanya harus membawa 10 kg barang dibanding barang-barang yang harus dibawa porter lain, dibantu beberapa keledai, yang bisa sampai tiga kali lipat bawaan kami.

Hari pertama kami trekking, kami melewati lembah cantik di sepanjang pinggiran sungai dan --yang membuat kami terkejut-- melewati banyak desa kecil. Kami menjumpai petani, anak-anak sekolah dan orang tua menuju akomodasi malam pertama kami di desa kecil Tikedungha. Di sana kami menikmati makan malam dengan sajian nasi dan ayam, dilanjutkan dengan anggur lokal yang bisa membuat mata berair, bersama dengan beberapa pejalan dari Eropa dan Amerika, serta para pemandu dan pengangkut barang. Akomodasi kami semalam seharga $5, maka tak mengejutkan jika fasilitas kamar mandi yang kami dapatkan cukup sederhana. Setidaknya air mandinya hangat, meski kami tidak pernah terbiasa dengan toilet jongkok.

Keesokannya, kami berangkat lagi pukul 8 pagi. Alasannya adalah kami harus mendaki 3000 anak tangga di sisi gunung. Setelah itu, jalur yang kami lewati sedikit mendatar dan kami melewati lebih banyak hutan dan desa-desa. Setelah berjalan selama 5 jam dan berhenti beberapa kali, kami tiba di Ghorapani, perhentian kami sore itu, setelah melewati badai kencang. Meski begitu, pemandu kami berkeras bahwa badai ini adalah pertanda akan ada cuaca cerah keesokan harinya. Tempat kami tinggal memang sederhana, tapi menjadi hidup karena steak daging yak dan minuman keras lokal. Kami tidur cepat malam itu, berharap agar kami bisa melihat matahari terbit esok jam 5 pagi setelah cuaca berawan sepanjang siang.

Saat ini, kami sudah mencapai ketinggian 10 ribu kaki dan keesokan paginya, kami melihat sebuah peringatan risiko berada di ketinggian saat melewati semacam monumen buat pengunjung asal Australia yang tiba-tiba meninggal tanpa tanda-tanda. Kami mendaki selama sejam sebelum fajar dan disambut oleh cuaca yang dingin dan langit cerah di puncak Bukit Poon, luar biasa pemandangan delapan puncak Himalaya.
Pemandu kami benar, badai semalam sebelumnya berubah jadi langit cerah pagi harinya.

Lalu kami kembali ke penginapan untuk sarapan telur dan bacon sebelum berjalan kembali selama 8 jam ke titik berangkat kami. Gradien yang curam serasa makin tajam saat berjalan turun, kami pun merasakan pergerakan otot-otot yang selama ini tidak kami kira ada. Akhirnya, setelah satu jam menaiki taksi yang membikin merinding dan sangat reot -- dan merasa sangat bangga dengan kemampuan trekking kami -- kami tiba di Fish Tail Lodge di Pokhara. Esok harinya kami menghabiskan pagi melihat pemandangan menakjubkan dari hotel dan berjalan-jalan ke toko baju dan buku sebelum menaiki penerbangan siang menggunakan Yeti Airlines kembali ke Kathmandu untuk menghabiskan semalam lagi di sana.

Malam itu, kami bertemu dengan seorang kawan lama asal Sydney di sebuah restoran India vegetarian yang tenang dan menyajikan makanan enak. Dia sudah pensiun dari Konsulat Inggris dan menghabiskan tiga tahun di Nepal mempelajari bahasa dan menyerap budaya lokal.

Pada hari terakhir itu, kami melihat lebih banyak lagi percampuran budaya di jalan-jalan kecil dan gang yang menakjubkan di kota Bhaktapur, dengan kuil-kuil abad 18 yang terjaga kondisinya dan satu lagi kafe di atap untuk menikmati suasananya. Setelah kembali ke Kathmandu untuk lebih banyak lagi jalanan sibuk yang masih diperbaiki dan sedikit kue dan teh di ruang duduk hotel yang beradab, tibalah waktunya untuk pergi ke bandara dan berpamitan pada teman, agen perjalanan dan Kathmandu.

Enam malam adalah perjalanan yang terlalu singkat, tapi cukup untuk memberi rasa menakjubkan budaya dan pemandangan Nepal. Kami sempat membeli pakaian trekking yang lebih baik, berguna untuk di Filipina atau di Eropa, kami cukup yakin untuk kembali dan merasakan trek yang lebih lama (lima atau enam hari) demi melihat sekilas gunung tertinggi dunia, Everest. Kami cukup realistis untuk mengetahui kami tidak akan sampai ke Base Camp, tapi cukup yakin untuk bisa menjalani trek yang lebih lama di salah satu
jalur dengan pemandangan terindah di dunia.

Dikisahkan oleh: Peter Beckingham

http://id.travel.yahoo.com/jalan-jalan/60-kaleidoskop-pemandangan-kuil-dan-budaya-di-nepal



FULL STORY >>

Tempat-tempat Menarik Di China

Ada lebih banyak tujuan di Cina dari sekadar Shanghai Expo, makanan murah, dan tembok besar. Pesan tiket kereta dan tiket pesawat, lalu lihatlah beberapa atraksi Cina ini.

1. Karakul Lake, Xinjiang

Karakul adalah danau gletser dengan ketinggian 3600 mdpl, tersembunyi di antara Pegunungan Pamir, dan terlihat seperti berada di pinggir dunia. Terletak di sepanjang jalan tol Karakorum dan sepelemparan batu dari perbatasan Tajikistan, Karakul adalah tempat banyaknya unta, yak, penggembala Kyrgyz dan...hanya itu. Berjalan di sekitar danau (Karakul berarti danau hitam dalam bahasa Kyrgyz) membutuhkan waktu sekitar 3 jam dan menawarkan pemandangan spektakuler akan Gunung Muztagh Ata dengan ketinggian 7500 meter.

Banyak pengunjung yang memilih menginap di yurt milik penduduk setempat. Dengan harga $10 per malam, Anda bisa makan nasi, sayur, daging yak dan tidur di ruang tidur yang hangat dari tungku api kecil. Berpakaianlah yang hangat.

2. Menara Tibet di Sichuan Barat

Menara-menara misterius ini mewarnai Koridor Suku di Provinsi Sichuan Barat. Ratusan menara masih berdiri -- beberapa mencapai ketinggian 50 meter dan menunjuk ke 13 titik -- dan yang tertua diperkirakan berusia 1200 tahun.

Tidak ada yang tahu kenapa menara-menara ini berdiri dan apa kegunaannya, tapi beberapa orang mengatakan bahwa menara ini adalah bagian dari struktur pertahanan untuk mengamati bukit-bukit di sekelilingnya. Yang lain memprediksi bahwa menara-menara ini adalah simbol status atau rumah penyimpanan, atau keduanya. Meski begitu, menara misterius Himalaya ini adalah salah satu rahasia Cina.

3. Sungai besar di Cina

Cina memiliki beberapa sungai terbesar di Asia -- Sungai Kuning, Yangtze, dan Mekong -- dan bagi banyak penduduk, proyek dam raksasa negara ini adalah sebuah tragedi. Tapi Cina masih memiliki beberapa jalur sungai yang terpelihara dan bisa memperlihatkan sisi Cina yang jarang tampil ke permukaan.

Ekspedisi Sungai Perjalanan Terakhir, dikelola oleh pemuda Amerika yang berusaha melestarikan warisan budaya sungai Cina, bisa menjadi titik awal. Perusahaan ini menawarkan tur-tur ke sungai-sungai di Barat Cina -- termasuk Tibet, Qinghai dan Yunnan -- yang mengombinasikan pariwisata dengan tujuan sosial dan lingkungan.


4. Danau Surga, Tempat Loch Ness Cina


Sejak awal abad lalu, Monster Danau Surga sudah beberapa kali 'muncul'. Pada 2003, sekelompok tentara mengaku melihat hewan berwarna hijau dan hitam dengan sisik di punggungnya dan tanduk di kepalanya. Pada 2007, seorang kamerawan TV mengambil gambar dan foto tiga pasang mahluk bersirip, berbentuk seperti anjing laut, dan berenang secepat kapal yacht.

Ada atau tidak ada monster, Danau Surga adalah sebuah keajaiban. Danau vulkanik di Provinsi Jilin ini dianggap sebagai tanah suci pada Dinasti Qing. Dari puncaknya, Anda bisa melihat sekilas Korea Utara di seberang perbatasan.


5. Jalan Burma, Yunnan


Jalan Burma pernah menghubungkan Mandalay sampai Kunming dan menjadi lokasi pertempuran berdarah pada Perang Dunia 2. Pada teritori Cina, jalan ini berawal di Riuli dan dikenal sebagai titik penghubung Segitiga Emas, dan kini populer sebagai pasar giok. Anda akan melewati bukit berpemandangan indah dan sawah bertingkat dalam perjalanan menuju Tongsheng, tempat terdapatnya Museum Perang AntiJepang Yunnan-Burma.

Sebelum menuju Dali, sisakan beberapa hari untuk berjalan melewati desa-desa tradisional di sepanjang bagian selatan Sungai Nu. Setibanya di Dali, bersantailah di salah satu kafe yang tersebar di Kota Tua sebelum sampai ke Kunming, Ibu Kota Yunnan dan salah satu kota paling keren di Cina.


6. Afrika Kecil, Guangzhou

Tersembunyi di salah satu pusat Kota Tua Guangzhou adalah sudut paling menarik di Cina yang tidak Anda ketahui: komunitas yang terdiri dari sekitar 20 ribu pedagang asal Nigeria, Senegal, Ghana, dan negara-negara lain di Afrika.

Terletak dekat Pusat Jual Beli Grosir Ekspor Pakaian Kanaan, Afrika Kecil atau Kota Cokelat -- seperti yang sering disebut oleh penduduk lokal meski terdengar agak rasis -- muncul pada 1990an. Ini adalah masa ketika para pedagang berbondong-bondong datang ke Provinsi Cina selatan yang diberi julukan 'pabrik dunia'. Kelompok sosial dan komunitas keagamaan berkembang pesat dan banyak pedagang yang akan bersedia bercerita pada Anda tentang kisah hidup mereka -- yang baik dan buruk -- di Guangzhou.


7. Telanjang di Bukit Moganshan


Pada awal abad lalu, orang-orang kaya asing yang tinggal di Shanghai datang ke Moganshan untuk bersantai saat musim panas di vila mereka, bermain tenis, dan berenang di kolam umum. Kini Moganshan kembali terkenal, sebagian karena Naked Retreats, sekumpulan rumah-rumah tradisional yang direnovasi. (Jangan tertipu dengan namanya -- jika Anda ingin telanjang, maka itu harus dilakukan di bungalow Anda saja)

Setelah datang, para tamu dibawa melewati 'jalan santai' dan disarankan untuk menghabiskan beberapa menit mengagumi pemandangan. Aktivitas yang tersedia termasuk bersepeda, memancing, dan hiking. Pengunjung bisa berjalan melewati perkebunan teh dan hutan bambu, atau berenang di penampungan air sambil mendengar bunyi serangga. Akomodasi yang disediakan cukup sederhana -- lantai kayunya berderak dan tidak ada pendingin ruangan -- tapi bungalow dilengkapi dengan dapur, TV layar datar dan internet nirkabel.


8. Pulau Gulangyu

Setiap turis ke Cina selalu punya cerita soal mobil -- atau beberapa -- dan jarang yang positif. Gulangyu, sebuah pulau lepas pantai Xiamen, bisa jadi satu-satunya tempat tenang yang tersisa di Cina yang terobsesi dengan mobil.

Gulangyu, tempat tinggal sekitar 16 ribu orang pada satu kilometer persegi tanah, terkenal karena tidak memiliki kendaraan bermotor (dengan beberapa perkecualian). Sepeda pun tidak ada. Tidak ada klakson, macet, pengalaman hampir kecelakaan. Bisakah tempat ini disebut Cina? Pulau berbukit ini seolah setengah Havana, setengah Hawaii -- mimpi indah pejalan kaki.

http://id.travel.yahoo.com/jalan-jalan/61-15-tempat-menarik-di-cina-yang-bukan-tembok-besar?cid=today


FULL STORY >>

Sejarah Penanggalan Tahun Masehi

Sejak Abad ke-7 SM bangsa Romawi kuno telah memiliki kalender tradisional. Namun kalender ini sangat kacau dan mengalami beberapa kali revisi. Sistem kalendar ini dibuat berdasarkan pengamatan terhadap munculnya bulan dan matahari, dan menempatkan bulan Martius (Maret) sebagai awal tahunnya.


Pada Tahun 45 SM Kaisar Julius Caesar mengganti kalender tradisional ini dengan Kalender Julian. Urutan bulan menjadi:
1) Januarius,
2) Februarius,
3) Martius,
4) Aprilis,
5) Maius,
6) Iunius,
7) Quintilis,
8) Sextilis,
9) September,
10) October,
11) November,
12) December.

Di Tahun 44 SM, Julius Caesar mengubah nama bulan “Quintilis” dengan namanya, yaitu “Julius” (Juli). Sementara pengganti Julius Caesar, yaitu Kaisar Augustus, mengganti nama bulan “Sextilis” dengan nama bulan “Agustus”. Sehingga setelah Junius, masuk Julius, kemudian Agustus. Kalender Julian ini kemudian digunakan secara resmi di seluruh Eropa hingga Tahun 1582 M ketika muncul Kalender Gregorian.

Januarius (Januari) dipilih sebagai bulan pertama, karena dua alasan. Pertama, diambil dari nama dewa Romawi “Janus” yaitu dewa bermuka dua ini, satu muka menghadap ke depan dan yang satu lagi menghadap ke belakang. Dewa Janus adalah dewa penjaga gerbang Olympus. Sehingga diartikan sebagai gerbang menuju Tahun yang baru.

Kedua, karena 1 Januari jatuh pada puncak musim dingin. Di saat itu biasanya pemilihan consul diadakan, karena semua aktivitas umumnya libur dan semua Senat dapat berkumpul untuk memilih Konsul. Di bulan Februari konsul yang terpilih dapat diberkati dalam upacara menyambut musim semi yang artinya menyambut hal yang baru. Sejak saat itu Tahun Baru orang Romawi tidak lagi dirayakan pada 1 Maret, tapi pada 1 Januari. Tahun Baru 1 Januari pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM.
Orang Romawi merayakan Tahun Baru dengan cara saling memberikan hadiah potongan dahan pohon suci. Belakangan, mereka saling memberikan kacang atau koin lapis emas dengan gambar Dewa Janus. Mereka juga mempersembahkan hadiah kepada kaisar.

Kalender Gregorian

Sejak Konstantinus yang Agung menduduki tahta Kaisar Romawi Tahun 312 M, Kristen menjadi agama yang legal di Kekaisaran Romawi Kuno. Bahkan tanggal 27 Februari 380 M Kaisar Theodosius mengeluarkan sebuah maklumat, De Fide Catolica, di Tesalonika, yang dipublikasikan di Konstantinopel, yang menyatakan bahwa Kristen sebagai agama negara Kekaisaran Romawi Kuno. Di Abad-abab Pertengahan (middle ages), abad ke-5 hingga abad ke-15 M, Kristen memegang peranan dominan di Kekaisaran Romawi hingga ke negara-negara Eropa lainnya.

Berdasarkan keputusan Konsili Tours Tahun 567 umat Kristen ikut merayakan Tahun Baru dan mereka mengadakan puasa khusus serta ekaristi. Kebanyakan negara-negara Eropa menggunakan tanggal 25 Maret, yakni hari raya umat Kristen yang disebut Hari Kenaikan Tuhan, sebagai awal Tahun yang baru.

Umat Kristen menggunakan Kalender yang dinamakan Kalender Masehi. Mereka menggunakan penghitungan Tahun dan bulan Kalender Julian, namun menetapkan Tahun kelahiran Yesus atau Isa sebagai Tahun permulaan (Tahun 1 Masehi), walaupun sejarah menempatkan kelahiran Yesus pada waktu antara Tahun 6 dan 4 SM.

Setelah meninggalkan Abad-abad Pertengahan, pada Tahun 1582 M Kalender Julian diganti dengan Kalender Gregorian. Dinamakan Gregorian karena Dekrit rekomendasinya dikeluarkan oleh Paus Gregorius XIII. Dekrit ini disahkan pada tanggal 24 Februari 1582 M. Isinya antara lain tentang koreksi daur Tahun kabisat dan pengurangan 10 hari dari kalender Julian.

Sehingga setelah tanggal 4 Oktober 1582 Kalender Julian, esoknya adalah tanggal 15 Oktober 1582 Kalender Gregorian. Tanggal 5 hingga 14 Oktober 1582 tidak pernah ada dalam sejarah Kalender Gregorian. Sejak saat itu, titik balik surya bisa kembali ditandai dengan tanggal 21 Maret tiap tahun, dan tabel bulan purnama yang Baru disahkan untuk menentukan perayaan Paskah di seluruh dunia.

Pada mulanya kaum protestant tidak menyetujui reformasi Gregorian ini. Baru pada abad berikutnya kalender itu diikuti. Dalam tubuh Katolik sendiri, kalangan gereja ortodox juga bersikeras untuk tetap mengikuti Kalender Julian sehingga perayaan Natal dan Tahun Baru mereka berbeda dengan gereja Katolik Roma.
Pada Tahun 1582 M Paus Gregorius XIII juga mengubah Perayaan Tahun Baru Umat Kristen dari tanggal 25 Maret menjadi 1 Januari. Hingga kini, semua orang di seluruh dunia merayakan Tahun Baru mereka pada tanggal 1 Januari.



FULL STORY >>

Logam Lentur Yang Sekuat Baja

Selasa

Ilmuwan dari Yale membuat metal yang punya kemampuan untuk dibentuk yang setara dengan plastik. Campuran metal baru ini diciptakan untuk memperoleh bahan yang kuat namun fleksibel.

Metal baru ini lebih kuat daripada baja. Meskipun demikian, material ini dapat diubah bentuknya dalam suhu dan tekanan rendah. Proses perubahan bentuknya bisa dilakukan seperti yang biasa dilakukan untuk membentuk plastik. Artinya, pemrosesan metal ini tidak akan lebih mahal dari pada memproses plastik.

Bahan pembentuk campuran metal ini juga memiliki harga yang tidak berbeda jauh dengan plastik. Campuran metal ini terdiri dari tembaga, nikel, titanimum, dan zirkonium.

Logam baru buatan para ilmuwan di Yale University, AS selentur plastik, namun lebih kuat dari baja.



"Metal ini juga bisa dibentuk dalam berbagai macam ukuran," jelas pemimpin penelitian Jan Schroers. Ia dan timnya sudah mencoba membentuk metal mulai dari botol kecil hingga miniatur resonator untuk sistem mikroelectromekanik (MEMS). "Semuanya sekuat baja," tegas Schoers.

Schoers juga mengklaim kalau temuan ini merupakan paradigma baru dalam pembentukan metal. "Perpaduan antara plastik dan metal, dikombasikan dengan kemudahan dalam pembuatan, ekonomis, dan ketepatan pembentukan," jelas Schoers dalam siaran pers.


http://sains.kompas.com/read/2011/03/02/23135720/Logam.Baru.Selentur.Plastik.Sekuat.Baja


FULL STORY >>