Operasi Murka Tuhan, Mossad

Jumat

Kembali membahas tentang para agen rahasia Mossad, kali ini saya mengangkat kembali tentang kisah Mossad yang paling mencekam dalam sejarah dunia dalam operasi mereka yang dinamakan 'The Wrath of God Operation' (Operasi Murka Tuhan).

Dalam artikel Mossad, agen rahasia yang paling ditakuti dunia, sudah saya singgung bahwa tidak ada opsi gagal dalam operasi mereka. Semua kisah tentang Mossad membuat image mengenai Mossad lebih identik dengan agen pembunuh yang disegani di berbagai belahan dunia.

Salah satu aksi yang paling terkenal kejam dari Mossad adalah 'The Wrath of God operation' atau Operasi Murka Tuhan. Operasi ini digagas oleh Golda Meir, perdana menteri Israel saat itu, untuk menanggapi Pembantaian München atau yang lebih dikenal dengan Peristiwa September Hitam, dimana pada tanggal 5 September 1972 kelompok teroris Palestina menculik dan membunuh 11 atlet Israel yang sedang berada di München guna mengikuti Olimpiade.

Pemicu
Operasi Murka Tuhan dilancarkan akibat operasi September Hitam yang didalangi oleh para kelompok teroris Palestina yang menuntut para tahanan Palestina agar dibebaskan dari penjara Israel dan Jerman Barat.

Pada tanggal 4 september 1972, kelompok radikal Palestina melancarkan aksi teror bersandi operasi Berim Ikrit. Sasarannya perkampungan atlet Israel peserta Olimpiade München. Asrama atlet Israel itu bersebelahan dengan asrama atlet Hong Kong dan Uruguay. Asrama itu terletak dekat bandara Furstenfeldburch, yaitu Asrama Olimpiade, Apartemen Connolystrasse, Blok 31 München. Penculikan atas sebelas atlet Israel ini dilangsungkan pukul 04.30 dini hari ketika para olahragawan ini tengah tertidur lelap. Pukul 4.00 subuh sebelumnya, 8 anggota teroris memanjat pagar setinggi 1.8 meter di Kusoczinskidamm yang berjarak hanya 500 meter dari asrama atlet Israel.

Salah seorang anggota teroris Black September yang terlihat di balkon asrama atlet olimpiade Israel.
Pegulat Israel Yossef Gutfreund adalah orang yang paling awal mendengar bunyi mencurigakan di apartemennya. Ketika ia memeriksanya, ia mendapati pintu apartemennya berusaha dibuka sebelum akhirnya ia mulai berteriak memerintahkan teman-temannya yang lain untuk menyelamatkan diri mereka seraya mendorong tubuh kekarnya menahan laju pintu dari tekanan para anggota Black September. Dua orang atlet Israel berhasil meloloskan diri, sementara delapan lainnya memilih untuk bersembunyi. Seorang atlet angkat berat, Yossef Romano berusaha merebut senjata salah satu teroris, tragisnya ia lalu tertembak dan tewas seketika. Hal yang sama juga terjadi pada Mosche Weinberg, pelatih gulat yang juga tewas saat hendak menyerang anggota teroris lainnya dengan pisau buah. Setelah menawan sembilan atlet Israel, pihak teroris menuntut dibebaskannya 234 tawanan Palestina dari penjara Israel dan dua pemimpin kelompok golongan kiri, Baader-Meinhof, Ulrike Meinhof dan Andreas Baader. dari penjara Jerman Barat. Mereka lalu meminta rute aman menuju Mesir. Pemerintah Jerman pun mengabulkan mengenai rute aman ke Mesir. Saat itu Menteri Bavaria yang juga bertanggung jawab atas Asrama Olimpiade di München sempat menawarkan diri sebagai ganti dari kesembilan atlet Israel untuk ditawan oleh para teroris, tapi tawaran ini ditolak mentah-mentah oleh pihak teroris. 1 jam kemudian, Kanselir Jerman Barat, Willy Brandt menghubungi Perdana Menteri, Israel Golda Meir melalui telepon, Kanselir Jerman Barat mencoba membujuk perdana menteri Israel, Golda Meir untuk mengabulkan permintaan para teroris, tapi meskipun dibawah ancaman teroris, Israel tetap enggan mengabulkan permintaan para teroris. Jerman sendiri saat itu sudah bersedia membebaskan Baader-Meinhof, Ulrike Meinhof dan Andreas Baader dari penjara di Jerman Barat.




Bandara ini merupakan saksi bisu terjadinya drama pembebasan sandera yang gagal dilakukan terhadap para teroris Black September.

Setelah perundingan yang cukup lama, akhirnya 8 anggota teroris dan 8 tawanan di bawa dengan bus Volkswagen ke Bandara Furstenfeldbruck. Di sana sudah disediakan sebuah Jet jenis 727 yang rencananya akan membawa mereka ke Mesir dengan aman. Tapi ini semua adalah jebakan. Pemerintah Jerman Barat telah menyusun skenario pembebasan para sandera di dalam pesawat tersebut. Sekitar 5-6 orang polisi disamarkan dengan berpura-pura menjadi kru pesawat, lebih dari 8 penembak jitu disiagakan di titik-titik yang tidak terlihat oleh para teroris.

Para personil keamanan sudah diberi wewenang untuk menembak begitu aba-aba diberikan, hal ini juga berdasarkan pengamatan terhadap para anggota teroris yang diketahui tidak mengenakan perlengkapan anti peluru apapun. Drama skenario pembebasan ini awalnya berjalan sesuai rencana. Tiba-tiba dua personil dari anggota kepolisian Jerman Barat berindak gegabah dengan memulai tembakan pertama ketika para target belum berada di lokasi sasaran. Tembak-menembak pun terjadi di luar rencana, skenario menjadi kacau dengan berujung kepada jatuhnya korban dari kedua belah pihak. Drama penyanderaan yang berlangsung selama 21 jam akhirnya berakhir dengan peledakan sebuah helikopter. 3 anggota teroris, semua tawanan atlet Israel yang berjumlah 11 orang dan satu anggota kepolisian Jerman Barat pun tewas dalam baku tembak tersebut.

Aksi Black September Lainnya
Aksi teror lainnya dari Black September selain insiden Munich antara lain:
28 November 1971, empat anggotanya melakukan penembakan atas perdana menteri Yordania, Wasfi Al-Tal.
Desember 1971, Penyerangan terhadap Zeid Al Rifei, Duta Besar Yordania yang bertugas di London.
Februari 1972, penyabotasean atas instalasi listrik Jerman serta lahan gas di Belanda.
Mei 1972, Pembajakan penerbangan Belgia, Sabena 572 yang bertolak dari Viena menuju Lod.
10 September 1972, kelompok ini membajak sebuah pesawat Boeing 707 Lufthansa dengan rute Ankara-Beirut untuk dibarter dengan anggotanya yang tertangkap dalam insiden Olimpiade. Walau diprotes Israel, pemerintah Jerman Barat tak punya pilihan lain demi keselamatan seisi pesawat.

22 Januari 1973, Operasi Black September melakukan pembalasan atas terbunuhnya para pemimpin mereka dengan membunuh salah satu agen Mossad di Madrid, Baruch Cohen.

1 Maret 1973, serangan pada kantor kedutaan Arab Saudi di Khartoum yang menewaskan dua perwakilan kedubes Amerika dan seorang pejabat berwenang Belgia.

9 April 1973, tiga anggota Operasi Black September berupaya membajak pesawat terbang Arkia milik Israel di bandara Nikosia. Aksi ini digagalkan satpam pesawat. Dua anggota Black September dan seorang polisi Siprus tewas dalam kontak senjata. Hanya dalam beberapa jam kemudian, rumah dubes Israel di Nikosia diledakkan meski kosong.

Aksi Mossad
Menanggapi aksi tersebut, Israel kemudian memikirkan cara agar peristiwa ini tidak terulang lagi. Perdana Menteri Israel, Golda Meir kemudian membentuk Komite X, yang hanya terdiri dari beberapa pejabat pemerintah yang bertugas untuk merundingkan respon Israel atas peristiwa September Hitam khususnya Insiden München. Dalam komite ini termasuk di dalamnya sang perdana menteri sendiri, Menteri Pertahanan Israel yakni, Moshe Dayan sebagai kepala komite, dan Zvi Damir yang saat itu menjabat sebagai direktur Mossad. Setelah melewati beberapa perundingan dalam rapat komite, komite ini kemudian sampai pada kesimpulan bahwa Israel harus mencegah hal yang sama terjadi di masa depan dengan cara yang dibutuhkan. Kesimpulan cara yang dibutuhkan pun kemudian sampai pada kesimpulan bahwa semua yang terlibat dalam operasi September Hitam harus dibunuh.

Markas Besar Angkatan Bersenjata Israel kemudian membentuk tim khusus yang beranggotakan personel terbaik Mossad dan A’man (intelijen militer). Mossad sendiri kemudian mengaktifkan unit pembunuh mereka bernama, Kidon atau yang lebih dikenal dengan unit bayonet. Unit ini bertugas untuk melacak siapa saja yang terlibat dalam operasi September Hitam, kemudian membunuh semua yang terlibat dalam Operasi mereka yang dinamakan Operasi Murka Tuhan.

Operasi Murka Tuhan tidak hanya ditujukan untuk membunuh mereka yang menculik dan membunuh para atlet Israel, tetapi hingga para dalang peristiwa September Hitam pun diburu dan dibunuh. Berita resmi dari berbagai negara melaporkan bahwa sekitar puluhan orang yang terlibat dengan operasi September Hitam di Eropa telah diburu dan berhasil dibunuh. Desas-desus justru mengatakan bahwa sebenarnya korban yang dibunuh Mossad mencapai ratusan orang karena Mossad juga membunuh keluarga mereka yang terlibat dengan operasi September Hitam bahkan hingga mereka yang hanya dicurigai terlibat sekalipun. Hasilnya, Mossad menorehkan nama yang berbeda dari antara agen rahasia negara lainnya, mereka disegani, diperhitungkan, ditakuti, tapi karena kekejamannya.

Berikut adalah aksi-aksi yang dilakukan oleh Mossad dalam Operasi Murka Tuhan:

Pembunuhan pertama terjadi pada 16 Oktober 1972. Saat itu dua agen Israel telah menunggu seorang pejabat Palestina bernama Wael Abdel Zwaiter selesai dari makan malamnya. Dua agen tersebut menunggu hanya sekitar 30 menit di gedung apartemen Abdel Zwaiter di Roma. Begitu Abdel Zwaiter pulang dari makan malamnya, 11 tembakan langsung menghujani tubuh sang pejabat yang dituduh Mossad terlibat dalam Operasi September Hitam.

Target kedua Mossad adalah Dr. Mahmoud Hamshari, yang merupakan perwakilan PLO (Organisasi Pembebasan Palestina) di Perancis. Seorang agen Mossad menyamar sebagai jurnalis untuk membuat Hamshari keluar sebentar dari kamarnya agar memungkinkan agen Mossad lainnya memasang sebuah bom telepon di dalam telepon kamar Hamshari. Pada malam hari tanggal 8 Desember 1972, Hamshari mengangkat sebuah telepon dari seorang jurnalis yang baru saja bertemu dengannya, dan ... KABOOMM!! (meledak mode: on). Mossad percaya bahwa Dr. Mahmoud Hamshari adalah pemimpin Operasi September Hitam di Perancis.

Pada malam hari di tanggal 24 Januari 1973, Hussein Al Bashir (Hussein Abad Al Chir) baru saja mematikan lampu kamar hotel dimana dia menginap yaitu Olympic Hotel di Nicosia. Kurang dari 3 detik kemudian sebuah bom yang dipasang dibawah tempat tidurnya meledak dan memporak-porandakan kamarnya termasuk orangnya. Al Bashir pun tewas. Mossad menganggapnya sebagai pemimpin Operasi September Hitam di Siprus.

Pada tanggal 6 April 1973 di Paris, ketika Dr. Basil Al-Kubaissi (seorang profesor hukum di Universitas Amerika Beirut) dicurigai oleh Mossad sebagai penyedia logistik terhadap operasi September Hitam, Mossad mengirim satu orang agennya untuk menghabisi target. Al-Kubaissi kemudian ditemukan tewas ketika baru pulang dari makan malamnya. Dia tewas dengan 12 tembakan di tubuhnya

Ali Hassan Salameh
Mossad menganggap Ali Hassan Salameh yang mempunyai julukan Pangeran Merah sebagai dalang dari Insiden di Munchen. Pada November 1978, seorang agen Mossad mengaku sebagai Erika Chambers memasuki lebanon dengan paspor Inggris palsu, dan menyewa sebuah apartemen di Rue Verdun. Beberapa saat kemudian para agen Mossad lainnya mulai datang berkumpul di apartemen tersebut, termasuk dengan dua agen Mossad lainnya yang juga menggunakan nama samaran Roland Petrus dan Scriver Kolbergyang menggunakan paspor Inggris dan Kanada yang juga palsu semuanya. Setelah tiga agen sudah terkumpul, strategi pun disusun. Bahan peledak pun disiapkan dan dikemas dalam plastik yang kemudian akan diangkut sebuah mobil Volkswagen. Drama pembunuhan Ali Hassan Salameh akan direncanakan dengan sebuah bom mobil yang akan diparkirkan dimana mobil yang ditumpangi Ali Hassan Salameh akan melintas. Pada pukul 3.35 di tanggal 22 Januari 1979, Ali Hassan Salameh tewas akibat sebuah bom mobil yang didalangi hanya oleh 3 agen Mossad.

Serbuan Mossad dan Pasukan Komando Israel
Selain membunuh orang-orang yang terlibat dengan Black September, Israel juga menggelar operasi rahasia di Libanon dengan sasaran di 4 lokasi berbeda yaitu markas kelompok DFLP dan kompleks pelatihan Al Fatah di Sidon, pabrik senjata dan amunisi PLO di Al Qusay (kawasan Sabra) dan sasaran utama kompleks kediaman para pentolan Black September di kawasan mewah Ramlat El Bida. Dalam operasi yang bersandi Mivtza Aviv Ne’urim alias 'Operasi awal musim semi' ini anggota Mossad dan pasukan komando Israel berhasil membunuh 3 pentolan Black September yaitu Muhammed Yusuf el Najer alias Abu Yusuf beserta istrinya, Kemal Nasser dan Kemal Adwan. Pentolan Black September lainnya, Muhammed Boudia lolos dari maut karena sedang pergi ke Suriah. Mossad juga menghancurkan markas DFLP, gedung berlantai tujuh itu diledakkan setelah seluruh dokumennya dikuras. Dalam serbuan selama 30 menit tersebut tercatat sedikitnya 200 orang gerilyawan Palestina tewas, selain ratusan ton senjata berhasil dihancurkan. Selain tentu saja ribuan lembar dokumen penting yang segera menjadi santapan pihak intelijen Israel dan Barat.

Untuk lebih jelas mengenai kisah Mossad dalam Operasi Murka Tuhan, silahkan download ebook yang menjadi arsip dari perpustakaan ABRI. Jika anda men-download ebook ini, maka anda pasti akan mengetahui jika ebook ini hanya hasil scan dari suatu buku, dan anda akan menemukan cap Perpustakaan ABRI pada halaman 23. Fakta ini sekaligus menegaskan jika para angkatan bersenjata Indonesia saja telah belajar banyak dari para Mossad. Artikel tentang ebooknya ada disini.

FULL STORY >>

Kondisi Ariel Sharon, Sang Arsitektur Yahudi

Minggu

Subhanallah…. Pembalasan dari Allah SWT atas segala kekejaman nya, maka beringat2 kita sebagai hambaNya, jangan sekali2 melakukan kezaliman terhadap insan lain….!!!! Tubuh Sharon Membusuk Sedangkan Ia Masih Hidup

Semoga Allah SWT menimpakan Azab Nya kepada seluruh Zionist Yahudi yang setuju terhadap pembantaian Umat Islam Palestin & Lebanon.


http://sydwalker.info/blog/wp-content/uploads/2009/01/ariel_sharon.jpg

Diberitakan bahawa para doktor di Hospital Hadasa telah memasukkan Ariel Sharon (Bekas PM Israel yang Yahudi)ke ruang operasi untuk dilakukan pembedahan. Ia memiliki luka membusuk dan tidak sedarkan diri selama beberapa minggu. Operasi tersebut dilakukan untuk menyambung bahagian-bahagian ususnya yang telah membusuk dan telah menyebar ke bahagian tubuh lain.

Demikianlah kita saksikan keadaan musuh Allah Subhanahu Wata’ala dan musuh islam yang gemar menumpahkan darah.

Penyumbatan yang terjadi di otaknya menyebabkan kerusakan di sekujur tubuh.

Ini sebagai akibat penindasannya terhadap umat Muhammad Shalallahu alaihi wassalam yang berlangsung terus menerus siang dan malam. Akhirnya ia menderita kelumpuhan di seluruh tubuhnya dan tidak bisa menggerakkannya walaupun hanya menggerakkan mata. Dialah yang memimpin para tentara untuk menyerang Sinai dan Lebanon . ia juga yang menyembelih para tawanan Mesir. Saat ini ia tidak sedar sama sekali dan tidak mengetahui sekelilingnya.

http://www.lessignets.com/signetsdiane/calendrier/images/janv/4/Ariel_Sharon_2004.jpg

Akhirnya Allah Subhanahu Wata’ala memperlihatkan kepada kita keadaan thaghut yang suka menumpahkan darah ini dengan ayat-ayat Allah Subhanahu Wata’ala yang agung, iaitu membusuknya jasad sedangkan ia masih hidup.

Demikianlah, mereka (para doktor) akan mengamputasi anggota tubuhnya satu demi satu hingga terakhir sedangkan ia masih hidup.

http://hamaslovers.files.wordpress.com/2010/01/ariel-sharon-dalam-keadaan-koma.jpg


FULL STORY >>

Antara “YAHUDI ASLI” dan “YAHUDI PALSU”

Sabtu

Rev 2:9 : Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu--namun engkau kaya--dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis.

Menurut Oxford Universal Dictionary, 1944 (hal. 1838) yang disebut sebagai Semit adalah kelompok ras manusia yang disebutkan di dalam Genesis 10 sebagai anak-cucu keturunan Shem, anaknya Nuh, seperti ras Arab, Yahudi, Asyiria dan Armenia, berbicara dengan bahasa Semit sebagai bahasa ibunya. Jadi, pada umumnya orang di dunia ketika ditanya “apakah Yahudi modern aslinya adalah dari keturunan Ibrani atau Semit”, mereka akan menjawab “Ya“!. Tapi itu salah!. Alias hal itu tidaklah benar. Yahudi dalam masyarakat modern saat ini tidak ada hubungannya dengan keturunan Ibrani kuno masa turunnya Bible. Selama beberapa dekade kita tidak pernah memikirkan masalah ini, bahkan sampai mempertanyakan asumsi dasarnya pun tidak.

Sebenarnya, berdasarkan fakta sejarah 95% Yahudi modern bukanlah merupakan keturunan Semit. Mereka adalah keturunan Turki – apa yang dikenal dengan sebutan suku bangsa Khazars.

“Suku bangsa Khazars datang bukan dari Jordan, akan tetapi dari Volga, bukan dari Kanaan, tetapi dari Kaukasus. Secara genetik mereka lebih dekat dengan suku bangsa Hun, Uigur dan Magyar daripada keturunan Ibrahim, Ishaq dan Yakub. Sejarah Kekaisaran Khazars, yang secara perlahan-lahan mulai muncul dari masa lalu, awalnya nampak seperti sebuah olok-olok, karena sebelumnya tidak pernah dimuat dalam sejarah (Arthur Koestler, The Thirteenth Tribe, Suku Ketigabelas).

Lebih lanjut Koestler menambahkan : “Bangsa Yahudi saat ini terbagi ke dalam dua kelompok: yaitu Yahudi Sephardim dan Ashkenazim. Yahudi Sephardim merupakan keturunan Yahudi yang sudah sejak lama menetap di Spanyol (Ibrani:Shepard) sampai mereka di usir dari Spanyol pada akhir abad ke lima belas. Pada tahun 1960-an, jumlah Yahudi Sephardim diperkirakan berjumlah 500.000 orang. Sedangkan pada waktu yang sama Yahudi Ashkenazim atau Yahudi Khazar berjumlah kira-lira 11 juta orang” (The Thirteenth Tribe, p.181)

The Jewish Encyclopaedia menjelaskan kepada kita mengenai bangsa Khazars : “Chazars: Penduduk yang aslinya bangsa Turki sejarah dan kehidupan awalnya bercampur dengan Yahudi di Rusia. Pada pertengahan kedua abad ke-6 suku bangsa Khazars pindah ke arah Barat. Kerajaan Khazars tegak didirikan di wilayah selatan Rusia, jauh sebelum didirikannya kekaisaran Rusia oleh bangsa Vangarian tahun 855M. Waktu itu kerajaan Khazars mencapai puncak kejayaannya dan sering melakukan peperangan. Dalam akhir abad ke-8 chagan atau raja Khazars bersama-sama dengan para bangsawan, dan sejumlah besar rakyatnya yang beragama pagan, memeluk agama Yahudi.”

Dengan bahan-bahan informasi hanya dari sumber Yahudi, kita dapat melihat bahwa mayoritas Yahudi saat ini tidak bisa mengaku sebagai asli keturunan Ibrani dan kemungkinan yang berhak adalah Palestina. Karena fakta tersebut, istilah “anti-Semitisme” tidak mengacu kepada Yahudi modern.

Seorang Yahudi keturunan Ibrani, Benyamin Freedman yang pernah aktif dalam gerakan Zionis dalam tahun 30-an dan tahun 40-an, dengan terang-terangan menjelaskan tujuan sebenarnya dibalik penggunaan istilah “anti-Semitisme” dengan menyatakan “istilah itu harus dihapuskan dari bahasa Inggris”.

Selanjutnya Freedman berkata : “Anti-Semitisme hanya melayani kepentingan Yahudi saat ini, dan istilah itu dimanfaatkan sebagai kata-kata untuk memfitnah. Apabila Yahudi merasa bahwa bila ada orang yang menentang tujuannya, mereka mendiskreditkan korbannya dengan menggunakan kata 'Anti-Semitisme' atau 'anti-Semitik' melalui semua saluran yang berada di bawah komandonya dan di bawah kontrolnya“ (Facts are Facts, Benjamin Freedman, p.73).

Yang paling terkenal dan paling kuat dari keluarga Khazars ini adalah keluarga Rothschild, yang nama keluarganya saja menggunakan nama Red Shield (Schild = Tameng, Roth = Merah) yang merupakan simbol bangsa Khazars.

Yahudi Sekarang Bukan Keturunan Abraham!


Klaim kepemilikan atas tanah Palestina oleh bangsa Yahudi berdasarkan berita kitab suci Taurat dan Talmud adalah merupakan klaim sepihak dengan tidak melihat garis keturunan mereka. Bangsa Yahudi yang berdatangan dari negara-negara di Eropa Timur, Jerman, Belanda, Spanyol, Portugal, Timur Tengah dan Asia Tengah ke tanah Palestina setelah Perang Dunia II secara genealogi bukanlah keturunan Abraham atau Nabi Ibrahim As. yang mempunyai anak bernama Ishak As. dan kemudian mempunyai anak Yaqub As (Israil) yang menurunkan bangsa bani Israil (anak-anak Israil/Yaqub).

Hal tersebut dibuktikan oleh sebuah tim arkeologi Rusia yang pada tanggal 30 Juli 2005 melakukan penggalian arkeologi dari abad ke-11 dan 12 berupa bangunan pondok yang dibuat dari batu bata dibakar di Itil, kota Silk Road, yang dulunya merupakan ibu kota Khazar, dekat Astrakha sekitar 800 mil (1280 km) sebelah selatan Moscow, Khazar didirikan sebagai negara feodal pertama di Eropa timur.

Menurut e-mail Kevin Brook, seorang pengarang Amerika dengan buku berjudul “Yahudi dan Khazaria” yang melaporkan bahwa ia sudah mengikuti penggalian di kota Itil menggali selama bertahun-tahun, namun demikian penggalian itu tidak ada menemukan sedikitpun artefak-artefak Yahudi, "Sekarang aku yakin seperti juga seluruh tim arkeologis lainnya bahwa mereka sudah benar-benar menemukan kota yang sudah sangat lama hilang."

Dmitry Vasilyev, seorang pakar arkeologi Rusia yang juga professor dari Astrakhan State University, mengatakan bahwa dia sudah menemukan ibukota kerajaan Khazar yang hilang, sebuah negara kuat di abad pertengahan yang kekuasaannya meliputi pantai-pantai utara dari Laut Hitam hingga Asia Tengah dan para pemimpinnya mengadopsi Judaisme (agama Yahudi) sebagai agama negara. Bangsa Khazar adalah bangsa yang tangguh yang mengadopsi agama Judaisme (agama Yahudi) sebagai agama resmi negara lebih dari 1.000 tahun yang lalu, hanya untuk menghilangkan jejak kecil yang ditinggalkan oleh kebudayaannya.

Khazar adalah anak suku dari bangsa Turkic yang menjelajahi padang rumput dari China Utara ke Laut Hitam. Di antara abad ke-7 dan 10 mereka menaklukkan wilayah luas yang meliputi selatan Rusia dan Ukraine sekarang, termasuk pegunungan Caucasus hingga Asia Tengah sampai Laut Aral.

Dinasti dan kebangsawanan para Khazar itu yang kemudian dikonversi menjadi Judaisme di abad ke-8 atau 9. Vasilyev berkata jumlah yang terbatas dari artifak keagamaan Yahudi seperti mezuzas dan Bintang Daud yang ditemukan pada lokasi-lokasi Khazar yang lain membuktikan bahwa orang-orang Khazars pada umumnya atau rakyat jelatanya lebih menyukai kepercayaan-kepercayaan tradisional seperti shamanism, atau agama-agama yang baru diperkenalkan termasuk Islam.

Yevgeny Satanovsky, direktur Middle Eastern Institute (Institut Timur Tengah) di Moscow percaya bahwa kalangan elite dari kerajaan Khazar memilih Judaisme di luar kerangka politis - untuk tetap tidak terikat dengan negara Muslim dan Kristen yang menjadi tetangganya. Mereka memeluk Judaisme karena mereka ingin tetap netral, seperti Switzerland sekarang ini.

Secara khusus orang-orang Khazar menentang perpindahan bangsa Arab ke pegunungan Caucasus dan berperan sebagai penolong bagi bangsa Eropa atas desakan Muslim dari timur. Ia membandingkan peran bangsa Khazar di Eropa timur seperti para bangsawan Prancis yang mengalahkan tentara Arab di peperangan Tours di Prancis tahun 732.

Khazars berhasil membendung serbuan Arab, tapi kemudian dalam perluasan negara, Rusia berhasil menaklukkan kerajaan Khazar di akhir abad ke-10. Syair-syair kepahlawanan (epik) bangsa Rusia di abad pertengahan menyebutkan perihal perkelahian para pejuang Rusia dengan para "Raksasa Yahudi."

Dilihat dari segi etnik, Yahudi Ashkenazi adalah satu jalur keluarga yang dapat ditelusuri sampai kepada Bangsa Yahudi dari Eropa Tengah dan Timur. Untuk perkiraan kasar selama seribu tahun, Ashkenazim itu adalah sebuah populasi reproduktif yang diasingkan di Eropa, meskipun tinggal di banyak negara, dengan sedikit arus migrasi masuk dan keluar, konversi, atau perkawinan campuran dengan golongan lain, termasuk Yahudi yang lain. Pakar genetik manusia sudah mengenali variasi genetik di mana terdapat frekwensi yang tinggi di antara Yahudi Ashkenazi, tetapi bukan di dalam populasi orang Eropa pada umumnya.

Suatu studi oleh Mikhael Seldin, seorang pakar genetika dari Sekolah Kedokteran Davis, Universitas California, menemukan dengan jelas bahwa Yahudi Ashkenazi merupakan subgrup genetik homogen yang relatif. Yang menarik, dengan mengabaikan tempat dari asal-muasalnya, Yahudi Ashkenazi dapat dikelompokkan di dalam kelompok genetik yang sama - dengan mengabaikan apakah seorang nenek moyang Yahudi Ashkenazi datang dari Polandia, Rusia, Hungaria, Lituania, atau tempat lain di manapun dengan suatu populasi historis Yahudi, mereka termasuk ke dalam kelompok etnik yang sama.

Dari perkiraan 88 juta orang Yahudi yang tinggal di Eropa pada awal Perang Dunia II, mayoritas terdiri dari Yahudi Ashkenazi, sekitar 6 juta – atau lebih dari dua pertiga – yang secara sistematis dibunuh di dalam Holocaust. Ini termasuk 3 juta dari 3,3 juta Yahudi di Polandia (91%), 900.000 dari 11 juta Yahudi di Ukraine (82%) dan 50-90% dari Bangsa Yahudi di negara-negara Slavic lainnya, Jerman, Prancis, Hungaria, dan negara-negara Baltic. Komunitas Yahudi Sephardi (berasal dari Spanyol dan Portugal) menderita karena mengalami pemusnahan yang serupa di beberapa negara, termasuk Yunani, Belanda dan Yugoslavia. Banyak dari Yahudi Ashkenazi yang menyelamatkan diri dengan berpindah ke luar negeri seperti Israel (tanah Palestina), Australia, dan Amerika Serikat setelah peperangan.

Dewasa ini, Yahudi Ashkenazi melembagakan diri sebagai kelompok yang paling besar di antara Yahudi, tetapi merupakan minoritas kecil dari Yahudi Israel (lihat Demographics dari Israel). Bagaimanapun, mereka sudah memainkan suatu peran yang terkemuka di dalam ekonomi, media, dan politik di Israel karena perannya dalam pendirian negara Israel. Ketegangan-ketegangan kadang-kadang muncul di antara Yahudi yang tradisional dari Timur Tengah (Sephardim dan Mizrahim) dan kelompok Yahudi Ashkenazim dari Eropa yang mendirikan negara Israel. Kemudian imigran dari kelompok non ashkenazi yang datang belakangan kadang-kadang mengakui bahwa mereka mengalami diskriminasi di bidang pendidikan, kesempatan kerja atau penghasilan, perumahan dan di bidang-bidang lainnya.

Jadi para pendiri negara Israel sebagai negara Zionis yang modern bukanlah Semitic keturunan dari Abraham, Ishak dan Yakub akan tetapi adalah kelompok etnik dari Eropa bagian Timur yang mengkonversi diri mereka menjadi Judaisme di Abad Pertengahan. Mereka ini - yang terlibat dalam pembentukan negara Zionis Israel – ternyata tidak pernah tinggal di Palestina sebelum mereka datang di tahun 1947, jadi tidak berhak mengakui tanah Palestina sebagai warisan leluhurnya. Orang Arab Palestina, Yahudi dan orang-orang Kristen yang merupakan penduduk asli di Palestina telah hidup tenang bersama-sama untuk selama berabad-abad sebelum akhirnya bangsa Yahudi Ashkenazim dari Eropa mengambil alih Palestina atas mandat PBB di tahun 1947.

http://www.usatoday.com/news/world/2008-09-20-33814371_x.htm


FULL STORY >>

Kejahatan Yahudi Dalam Kitab Suci

Rabu

Ide mendirikan negara Yahudi dalam perkembangan gerakan Zionis, sebenarnya banyak dipengaruhi oleh Theodore Herzl. Dalam tulisannya, Der Jadenstaat (Negara Yahudi), dia mendorong organisasi Yahudi dunia untuk meminta persetujuan Turki Usmani sebagai penguasa di Palestina agar diizinkan membeli tanah di sana. Kaum Yahudi hanya diizinkan memasuki Palestina untuk melaksanakan ibadah, bukan sebagai komunitas yang punya ambisi politik (lihat: Palestine and The Arab-Israeli Conflict, 2000: 95). Keputusan ini memicu gerakan Zionis radikal. Bersamaan dengan semakin melemahnya pengaruh Turki Usmani, para imigran Zionis berdatangan setelah berhasil membeli tanah di Palestina utara. Imigrasi besar-besaran ini pun berubah menjadi penjajahan tatkala mereka berhasil menguasai ekonomi, sosial dan politik di Palestina dengan dukungan Inggris (Israel, Land of Tradition and Conflict, 1993:27).

Berakhirnya Perang Dunia I, Inggris berhasil menguasai Palestina dengan mudah. Sherif Husein di Mekah yang dilobi untuk memberontak kekuasaan Turki juga meraih kesuksesan. (1948 and After: Israel and Palestine, 1990:149). Rakyat Palestina semakin terdesak dan menjadi sasaran pembantaian. (2000:173). Agresi Zionis terus berlanjut, 360 desa dan 14 kota yang didiami rakyat Palestina dihancurkan dan lebih 726.000 jiwa terpaksa mengungsi. Akhirnya pada Jumat, 14 Mei 1948, negara baru Israel dideklarasikan oleh Ben Gurion, bertepatan dengan 8 jam sebelum Inggris dijadwal meninggalkan Palestina. Untuk strategi mempertahankan keamanannya di masa berikutnya, Israel terus menempel AS hingga berhasil mendapat pinjaman 100 juta U$D untuk mengembangkan senjata nuklir.
Elisabeth Diana Dewi dalam karya ilmiahnya, The Creation of The State of Israel menguraikan bahwa secara filosofi, negara Israel dibentuk berdasarkan tiga keyakinan yang tidak boleh dipertanyakan: (a) tanah Israel hanya diberikan untuk bangsa pilihan Tuhan sebagai bagian dari Janji-Nya kepada mereka. (b) pembentukan negara Israel modern adalah proses terbesar dari penyelamatan tanah bangsa Yahudi. (c) pembentukan negara bagi mereka adalah solusi atas sejarah penderitaan Yahudi yang berjuang dalam kondisi tercerai berai (diaspora). Maka, merebut kembali seluruh tanah yang dijanjikan dalam Bibel adalah setara dengan penderitaan mereka selama 3000 tahun. Oleh sebab itu, semua bangsa non-Yahudi yang hidup di tanah itu adalah perampas dan layak untuk dibinasakan.

Yahudi dalam Al-Quran

Fakta fenomenal saat ini yang menggambarkan arogansi, kecongkakan dan penindasan Yahudi terhadap kaum muslimin adalah hikmah yang harus diambil dari Firman-Nya: Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: "Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.” (QS.17:4). Dalam tafsir Jalalayn dijelaskan bahwa maksud fil ardhi dalam ayat itu adalah bumi Syam yang meliputi Suriah, Palestina, Libanon, Yordan dan sekitarnya.

Pembunuhan bukan hal asing dalam sejarah Yahudi. Bahkan nabi-nabi mereka, seperti Nabi Zakariya dan Nabi Yahya pun dibunuh. Mereka juga mengira telah berhasil membunuh Nabi Isa dan bangga atas usahanya. Tapi Al-Quran membantahnya (QS.4:157). Inilah di antara makna bahwa yang paling keras permusuhannya terhadap kaum beriman ialah orang Yahudi dan musyrik (QS. 5:82).

Penolakan janji Allah (QS. 5:21-22) yang memastikan kemenangan jika mau berperang bersama Nabi Musa, membuktikan sebenarnya Yahudi adalah bangsa penakut, pesimis, tamak terhadap dunia dan lebih memilih hidup hina daripada mati mulia. Bahkan QS. 5:24 menggambarkan bahwa mereka tidak butuh tanah yang dijanjikan dan tidak ingin merdeka selama masih ada sekelompok orang kuat yang tinggal di sana. Lalu mereka meminta Nabi Musa dan Tuhannya berperang sendiri.

Oleh karena itu Al-Quran menggambarkan bahwa kerasnya batu tidak bisa mengimbangi kerasnya hati kaum Yahudi. Sebab masih ada batu yang terbelah lalu keluar mata air darinya dan ada juga yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah (QS. 2:74). Keras hati kaum Yahudi ini di antaranya disebabkan hobi mereka mendengarkan berita dusta dan makan dari usaha yang diharamkan (QS. 5:24).

Dua Belas Kejahatan Yahudi

Dalam buku Qabaih al-Yahud dijelas 12 kejahatan Yahudi yang termaktub dalam Al-Quran. Kejahatan itu adalah sebagai berikut:

1. Menuduh Nabi Musa punya penyakit kusta karena tidak mau mandi bersama mereka. (QS. 33:69)
2. Enggan melaksanakan Taurat, sehingga Allah mengangkat gunung Tursina untuk mengambil perjanjian yang teguh. (QS.2:93)
3. Tidak mau beriman kecuali jika melihat Allah langsung. (QS. 2:55 dan 4:153)
4. Merubah perintah agar masuk negeri yang dijanjikan seraya bersujud dan mengucapkan hithah, yakni memohon ampunan. Tapi mereka mengganti perintah itu dengan cara melata di atas anusnya dan mengatakan hinthah, yakni sebutir biji di rambut. (QS. 2:58-59
5. Menuduh Nabi Musa mengolok-olok mereka saat mereka disuruh menyembelih sapi betina. (QS. 2:67)
6. Menulis Alkitab dengan tangan mereka, lalu mengatakan ini dari Allah. (QS. 2:79)
7. Memutar-mutar lidahnya untuk menyakinkan bahwa yang dibacanya itu adalah wahyu yang asli. (QS. 3:78)
8. Merubah Firman Allah. (QS.2:75)
9. Menyembah patung sapi saat ditinggal Nabi Musa mengambil Taurat. (QS.2: 51 dan 92)
10. Mengatakan Tangan Allah terbelenggu. (QS.5:64)
11. Menuduh Allah itu faqir. (QS. 3:181)
12. Menyuruh Nabi Musa dan Tuhannya berperang untuk mereka (QS.5:24)

Di samping itu, sosok nabi yang seharusnya dijadikan suri tauladan, justru dinistakan. Nabi Ibrahim dalam Kejadian pasal 12:10-16 dan 20:1-14, dikisahkan sebagai orang yang hina, menjijikkan dan rakus harta benda. Beliau dituduh menjual isterinya yang cantik demi meraih keuntungan. Kitab suci mereka tidak pernah menceritakan beliau sebagai Nabi pemberani yang menghancurkan patung meskipun harus dilemparkan kedalam api, menyeru ayah dan kaumnya meninggalkan kemusyrikan. Kisah memilukan juga menimpa Nabi Luth. Dalam Kejadian Pasal 19:30-38, beliau dikisahkan menzinahi kedua putrinya dalam keadaan mabuk.

Islam adalah musuh permanen bagi Yahudi dan Nasrani. Sebab Islam adalah satu-satunya agama yang kitab sucinya mengoreksi langsung kesalahan dua agama itu. Ibarat seorang adik, ia berani membongkar kejahatan kedua kakaknya. Oleh sebab itu, kedengkian mereka tidak akan padam dan masih eksis dalam kajian-kajian mereka. Contoh kedengkian intelektual ini seperti klaim bahwa Al-Quran banyak dipengaruhi kosa kata Ibrani, seperti diungkapkan Adnin Armas dalam bukunya Metodologi Bibel dalam Studi Al-Quran. Klaim ini dicetuskan oleh Abraham Geiger (1810-1874), seorang rabi dan pendiri Yahudi Liberal di Jerman dalam karyanya, Apa yang telah Muhammad pinjam dari Yahudi?

Jauh sebelumnya, Imam Syafi’i telah menolak tudingan semisal itu dan menguatkan bahwa Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab. Sebab semua lafadz dalam Al-Quran mustahil tidak dipahami oleh semua orang Arab, meskipun sebagian lafadz itu ada yang tidak dimengerti oleh sebagian orang Arab. Hal ini mengingat luasnya samudera bahasa Arab, bukan karena kata itu tidak berasal dari bahasa Arab. Karena kata-kata yang dituduhkan asing itu telah menjadi bahasa Arab, dikenal dan telah digunakan oleh masyarakat Arab sebelum turunnya Al-Quran.

Anehnya, virus Geiger kini berkembang subur di sebagian umat. Pengacauan studi Islam dan maraknya franchise-franchise hermeneutika untuk menafsirkan Al-Quran di sebagian institusi pendidikan tinggi Islam sangat potensial melemahkan akidah dan ukhuwah. Fenomena ini perlu dipertimbangkan para tokoh umat di samping fatwa tentang pemboikotan produk Israel dan Amerika.


FULL STORY >>

Perjanjian Balfour, Menyebabkan Konflik Israel & Palestina

Senin

Sebenarnya gimana sih awal sejarah Israel membantai Palestina,, nah jika anda membaca artikel berikut ini anda akan tau jawabannya. kekejaman di Gaza sebenarnya tak lepas dari dosa politik Inggris. Sebab, negara itulah yang mengizinkan warga Yahudi eksodus ke Palestina dan akhirnya mendirikan negara baru. Dukungan Inggris atas imigrasi besar-besaran warga Yahudi ke Palestina tertuang dalam Deklarasi Balfour pada 2 November 1917. Deklarasi Balfour atau Perjanjian Balfour merupakan sebuah surat yang dikirimkan Menteri Luar Negeri Inggris Arthur James Balfour, kepada Lord Rothschild, pemimpin komunitas Yahudi Inggris, untuk disampaikan kepada Federasi Zionis.

Surat itu berisi hasil rapat Kabinet Inggris pada 31 Oktober 1917 yang menyatakan mendukung rencana-rencana Zionis mendirikan ‘tanah air’ bagi Yahudi di Palestina, dengan syarat bahwa tak ada hal-hal yang boleh dilakukan yang mungkin merugikan hak-hak dari komunitas-komunitas yang ada di sana. “Iya, perjanjian itu menjadi awal mula konflik Israel-Palestina. Konflik terjadi karena ketidaktegasan penjajah dalam membagi wilayah,” ujar pengamat hubungan internasional Universitas Indonesia (UI) Nurani Chandrawati. Saat itu, mayoritas wilayah Palestina berada di bawah kekuasaan Khilafah Turki Utsmani dan batas-batas yang akan menjadi Palestina telah dibuat sebagai bagian dari Persetujuan Sykes-Picot pada 16 Mei 1916 antara Inggris dan Prancis.

Sebagai balasan untuk komitmen dalam deklarasi Balfour, komunitas Yahudi akan berusaha meyakinkan Amerika Serikat ikut dalam Perang Dunia I. Kata-kata dalam Deklarasi Balfour kemudian digabungkan ke dalam perjanjian damai Sèvres dengan Turki Utsmani dan Mandat untuk Palestina.

Berikut isi surat dari Albert James Balfour yang dikirimkan kepada Lord Rothschild:

Saya sangat senang dalam menyampaikan kepada Anda, atas nama Pemerintahan Sri Baginda, pernyataan simpati terhadap aspirasi Zionis Yahudi yang telah diajukan kepada dan disetujui oleh Kabinet. “Pemerintahan Sri Baginda memandang positif pendirian di Palestina tanah air untuk orang Yahudi, dan akan menggunakan usaha keras terbaik mereka untuk memudahkan tercapainya tujuan ini, karena jelas dipahami bahwa tidak ada suatupun yang boleh dilakukan yang dapat merugikan hak-hak penduduk dan keagamaan dari komunitas-komunitas non-Yahudi yang ada di Palestina, ataupun hak-hak dan status politis yang dimiliki orang Yahudi di negara-negara lainnya.”

Saya sangat berterima kasih jika Anda dapat menyampaikan deklarasi ini untuk diketahui oleh Federasi Zionis. Tak lama setelah ada Deklarasi Balfour, eksodus warga Yahudi di berbagai penjuru dunia ke Palestina mulai terjadi. Dalam perjalanannya, warga Yahudi ini kemudian mendirikan negara Israel pada tahun 1948. Sebuah negara yang muncul kembali setelah lebih dari 2.500 tahun menghilang dari muka bumi, karena konflik internal dan penjajahan. Israel pun lantas terlibat pertikaian perebutan wilayah dengan Palestina dan Yordania, serta negara-negara Arab lain.

Selama Perang Dunia I Inggris mengambil alih Yerusalem (1917) dan menetapkan kota itu di dalam The Palestine Mandate dari tahun 1922-1948. Pada tahun 1948, Inggris sebagai pemegang otoritas tanah Palestina tiba-tiba menyatakan tidak bertanggung jawab lagi atas seluruh Palestina yang dikuasakan kepadanya oleh Liga Bangsa-Bangsa yang telah bubar.
Nah sudah jelaskan sekarang siapa yang salah.. masa kita numpang tiba-tiba mau jadi tuan rumah gak benerkan itu!!



FULL STORY >>

Catatan Dari Israel, oleh Luthfie As-Syaukani

Minggu



(Luthfie As-Syaukani)

Saya baru saja melakukan perjalanan ke Israel. Banyak hal berkesan yang saya dapatkan dari negeri itu, dari soal Kota Tua yang kecil namun penuh memori konflik dan darah, Tel Aviv yang cantik dan eksotis, hingga keramahan orang-orang Israel. Saya kira, siapapun yang menjalani pengalaman seperti saya akan mengubah pandangannya tentang Israel dan orang-orangnya.

Ketika transit di Singapore, seorang diplomat Israel mengatakan kepada saya bahwa orang-orang Israel senang informalities dan cenderung rileks dalam bergaul. Saya tak terlalu percaya dengan promosinya itu, karena yang muncul di benak saya adalah tank-tank Israel yang melindas anak-anak Palestina (seperti kerap ditayangkan oleh CNN and Aljazira). Tapi, sial, ucapan diplomat itu benar belaka. Dia bukan sedang berpromosi. Puluhan orang yang saya jumpai dari sekitar 15 lembaga yang berbeda menunjukkan bahwa orang-orang Israel memang senang dengan informalities dan cenderung bersahabat.

Saya masih ingat dalam sebuah dinner, seorang rabbi mengeluarkan joke-joke terbaiknya tentang kegilaan orang Yahudi. Dia mengaku mengoleksi beberapa joke tapi kalah jauh dibandingkan Gus Dur yang katanya “more jewish than me.” Dalam jamuan lunch, seorang diplomat Israel berperilaku serupa, membuka hidangan dengan cerita jenaka tentang persaingan orang Yahudi dan orang Cina.
Tentu saja, informalities adalah satu bagian saja dari cerita tentang Israel. Pada satu sisi, manusia di negeri ini tak jauh beda dengan tetangganya yang Arab: hangat, humorous, dan bersahabat. Atau semua budaya Mediteranian memang seperti itu? Tapi, pada sisi lain, dan ini yang membedakannya dari orang-orang Arab: kecerdasan orang-orang Israel di atas rata-rata manusia. Ini bukan sekadar mitos yang biasa kita dengar. Setiap 2 orang Israel yang saya jumpai, ada 3 yang cerdas. Mungkin ini yang menjelaskan kenapa bangsa Arab yang berlipat jumlahnya itu tak pernah bisa menandingi Israel.

Kecerdasan itu seperti kecantikan. Ia memancar dengan sendirinya ketika kita bergaul dengan seseorang. Tidak yang laki-laki, tidak yang perempuan, semua orang Israel yang saya ajak bicara memancarkan kesan itu. Patutlah bahwa sebagian peraih nobel dan ilmuwan sosial besar adalah orang-orang Yahudi.
Yang membuat saya terkesima adalah bahwa orang-orang Israel, paling tidak para pejabat, pemikir, budayawan, diplomat, penulis, dan profesional, yang saya jumpai, semuanya lancar dan fasih berbahasa Arab. Mereka senang sekali mengetahui bahwa saya bisa berbahasa Arab. Berbahasa Arab semakin membuat kami merasa akrab. Belakangan baru saya ketahui bahwa bahasa Arab adalah bahasa formal/resmi Israel. Orang Israel boleh menggunakan dua bahasa, Ibrani dan Arab, di parlemen, ruang pengadilan, dan tempat-tempat resmi lainnya.

Kebijakan resmi pemerintah Israel ini tentu saja sangat cerdas, bukan sekadar mengakomodir 20 persen warga Arab yang bermukim di Israel. Dengan menguasai bahasa Arab, orang-orang Israel telah memecah sebuah barrier untuk menguasai orang-orang Arab. Sebaliknya, orang-orang Arab tak mengerti apa yang sedang dibicarakan di Israel, karena bahasa Ibrani adalah bahasa asing yang bukan hanya tak dipelajari, tapi juga dibenci dan dimusuhi. Orang-orang Israel bisa bebas menikmati televisi, radio, dan surat kabar dari Arab (semua informasi yang disampaikan dalam bahasa Arab), sementara tidak demikian dengan bangsa Arab.

Bahwa Israel adalah orang-orang yang serius dan keras, benar, jika kita melihatnya di airport dan kantor imigrasi. Mereka memang harus melakukan tugasnya dengan benar. Di tempat2 strategis seperti itu, mereka memang harus serius dan tegas, kalau tidak bagaimana jadinya negeri mereka, yang diincar dari delapan penjuru angin oleh musuh-musuhnya.

Saya sangat bisa memahami ketegasan mereka di airport dan kantor2 imigrasi (termasuk kedubes dan urusan visa). Israel dibangun dari sepotong tanah yang tandus. Setelah 60 tahun merdeka, negeri ini menjadi sebuah surga di Timur Tengah. Lihatlah Tel Aviv, jalan-jalannya seperti avenues di New York atau Sydney. Sepanjang pantainya mengingatkan saya pada Seattle atau Queensland. Sistem irigasi Israel adalah yang terbaik di dunia, karena mampu menyuplai jumlah air yang terbatas ke ribuan hektar taman dan pepohonan di sepanjang jalan.

Bangsa Israel akan membela setiap jengkal tanah mereka, bukan karena ada memori holocaust yang membuat mereka terpacu untuk memiliki sebuah negeri yang berdaulat, tapi karena mereka betul-betula bekerja keras menyulap ciptaan Tuhan yang kasar menjadi indah dan nyaman didiami. Mereka tak akan mudah menyerahkan begitu saja sesuatu yang mereka bangun dengan keringat dan darah. Setiap melihat keindahan di Israel, saya teringat sajak Iqbal:

Engkau ciptakan gulita
Aku ciptakan pelita
Engkau ciptakan tanah
Aku ciptakan gerabah

Dalam Taurat disebutkan, Jacob (Ya’kub) adalah satu-satunya Nabi yang berani menantang Tuhan untuk bergulat. Karena bergulat dengan Tuhan itulah, nama Israel (Isra-EL, orang yang bergulat dengan Tuhan) disematkan kepada Jacob. Di Tel Aviv, saya menyaksikan bahwa Israel menang telak bergulat dengan Tuhan.
Orang-orang Israel akan membela setiap jengkal tanah yang mereka sulap dari bumi yang tandus menjadi sepotong surga. Bahwa mereka punya alasan historis untuk melakukan itu, itu adalah hal lain. Pembangunan bangsa, seperti kata Benedict Anderson, tak banyak terkait dengan masa silam, ia lebih banyak terkait dengan kesadaran untuk menyatukan sebuah komunitas. Bangsa Yahudi, lewat doktrin Zionisme, telah melakukan itu dengan baik.

Melihat indahnya Tel Aviv, teman saya dari Singapore membisiki saya: “orang-orang Arab itu mau enaknya saja. Mereka mau ambil itu Palestina, setelah disulap jadi sorga oleh orang-orang Yahudi. Kenapa tak mereka buat saja di negeri mereka sendiri surga seperti Tel Aviv ini?” Problem besar orang-orang Arab, sejak 1948 adalah bahwa mereka tak bisa menerima “two state solution,” meski itu adalah satu-satunya pilihan yang realistik sampai sekarang. Jika saja orag-orang Palestina dulu mau menerima klausul itu, mungkin cerita Timur Tengah akan lain, mungkin tak akan ada terorisme Islam seperti kita lihat sekarang, mungkin tak akan ada 9/11, mungkin nasib umat Islam lebih baik. Bagi orang-orang Arab, Palestina adalah satu, yang tak bisa dipisah-pisah. Bagi orang-orang Israel, orang-orang Palestina tak tahu diri dan angkuh dalam kelemahan.

Sekarang saya mau cerita sedikit tentang Kota Tua Jerussalem, tentang al-Aqsa, dan pengalaman saya berada di sana. Percaya atau tidak, Kota Tua tidak seperti yang saya bayangkan. Ia hanyalah sekerat ladang yang berada persis di tengah lembah. Ukurannya tak lebih dari pasar Tanah Abang lama atau Terminal Pulo Gadung sebelum direnovasi. Tentu saja, sepanjang sejarahnya, ada perluasan-perluasan yang membentuknya seperti sekarang ini. Tapi, jangan bayangkan ia seperti Istanbul di Turki atau Muenster di Jerman yang mini namun memancarkan keindahan dari kontur tanahnya. Kota Tua Jerussalem hanyalah sebongkah tanah yang tak rata dan sama sekali buruk, dari sisi manapun ia dilihat.

Sebelum menuruni tangga ke sana, saya sempat melihat Kota Tua dari atas bukit. Heran seribu heran, mengapa tempat kecil yang sama sekali tak menarik itu begitu besar gravitasinya, menjadi ajang persaingan dan pertikaian ribuan tahun. Saya berandai-andai, jika tak ada Golgota, jika tak ada Kuil Sulayman, dan jika tak ada Qubbah Sakhra, Kota Tua hanyalah sebuah tempat kecil yang tak menarik. Berada di atas Kota Tua, saya terbayang Musa, Yesus, Umar, Solahuddin al-Ayyubi, Richard the Lion Heart, the Templer, dan para penziarah Eropa yang berbulan-bulan menyabung nyawa hanya untuk menyaksikan makam, kuburan, dan salib-salib.
Agama memang tidak masuk akal.
Oleh Guide kami, saya diberitahu bahwa Kota Tua adalah bagian dari Jerussalem Timur yang dikuasai Kerajaan Yordan sebelum perang 1967. Setelah 1967, Kota Tua menjadi bagian dari Israel. “Dulu,” katanya, “ada tembok tinggi yang membelah Jerussalem Timur dan Jerussalem Barat. Persis seperti Tembok Berlin. Namun, setelah 1967, Jerussalem menjadi satu kembali.” Yang membuat saya tertegun bukan cerita itu, tapi pemandangan kontras beda antara Jerussalem Timur dan Jerussalem Barat dilihat dari ketinggian. Jerussalem Timur gersang dan kerontang, Jerussalem Barat hijau dan asri. Jerussalem Timur dihuni oleh sebagian besar Arab-Muslim, sedangkan Jerussalem Barat oleh orang-orang Yahudi.

Saya protes kepada Guide itu, “Mengapa itu bisa terjadi, mengapa pemerintah Israel membiarkan diskriminasi itu?” Dengan senyum sambil melontarkan sepatah dua patah bahasa Arab, ibu cantik itu menjelaskan: “ya akhi ya habibi, kedua neighborhood itu adalah milik privat, tak ada urusannya dengan pemerintah. Beda orang-orang Yahudi dan Arab adalah, yang pertama suka sekali menanam banyak jenis pohon di taman rumah mereka, sedang yang kedua tidak. Itulah yang bisa kita pandang dari sini, mengapa Jerussalem Barat hijau dan Jerussalem Timur gersang.” Dough! Saya jadi ingat Bernard Lewis: “What went wrong?”

Ada banyak pertanyaan “what went wrong” setiap kali saya menyusuri tempat-tempat di Kota Tua. Guess what? Kota Tua dibagi kepada empat perkampungan (quarter): Muslim, Yahudi, Kristen, dan Armenia. Pembagian ini sudah ada sejak zaman Salahuddin al-Ayyubi. Menelusuri perkampungan Yahudi sangat asri, penuh dengan kafe dan tempat-tempat nongkrong yang cozy. Begitu juga kurang lebih dengan perkampungan Kristen dan Armenia. Tibalah saya masuk ke perkampungan Muslim. Lorong-lorong di sepanjang quarter itu tampak gelap, tak ada lampu, dan jemuran berhamburan di mana-mana. Bau tak sedap terasa menusuk.

Jika pertokoan di quarter Kristen tertata rapi, di quarter Muslim, tampak tak terurus. Ketika saya belanja di sana, saya hampir tertipu soal pengembalian uang. Saya sadar, quarter Muslim bukan hanya kotor, tapi pedagangnya juga punya hasrat menipu. Namun, di antara pengalaman tak mengenakkan selama berada di perkampungan Islam adalah pengalaman masuk ke pekarangan al-Aqsa (mereka menyebutnya Haram al-Syarif). Ini adalah kebodohan umat Islam yang tak tertanggulangi, yang berasal dari sebuah teologi abad kegelapan. You know what? Saya dengan bebasnya bisa masuk ke sinagog, merayu tuhan di tembok ratapan, dan keluar-masuk gereja, tanpa pertanyaan dan tak ada penjagaan sama sekali.

Tapi begitu masuk wilayah Haram al-Syarif, dua penjaga berseragam tentara Yordania dengan senjata otomatis, diapit seorang syeikh berbaju Arab, menghadang, dan mengetes setiap penziarah yang akan masuk. Pertanyaan pertama yang mereka ajukan: “enta Muslim (apakah kamu Muslim)?” Jika Anda jawab ya, ada pertanyaan kedua: “iqra al-fatihah (tolong baca al-fatihah).” Kalau hafal Anda lulus, dan bisa masuk, kalau tidak jangan harap bisa masuk.

Saya ingin meledak menghadapi mereka. Saya langsung nyerocos saja dengan bahasa Arab, yang membuat mereka tersenyum, “kaffi, kaffi, ba’rif enta muslim (cukup, cukup, saya tahu Anda Muslim).” Saya ingin meledak menyaksikan ini karena untuk kesekian kalinya kaum Muslim mempertontonkan kedunguan mereka. Kota Tua adalah wilayah turisme dan bukan sekadar soal agama. Para petinggi Yahudi dan Kristen rupanya menyadari itu, dan karenanya mereka tak keberatan jika semua pengunjung, tanpa kecuali, boleh mendatangi rumah-rumah suci mereka.

Tapi para petinggi Islam rupanya tetap saja bebal dan senang dengan rasa superioritas mereka (yang sebetulnya juga tak ada gunanya). Akibat screening yang begitu keras, hanya sedikit orang yang berminat masuk Haram al-Syarif. Ketika saya shalat Maghrib di Aqsa, hanya ada dua saf, itupun tak penuh. Menyedihkan sekali, padahal ukuran Aqsa dengan seluruh latarnya termasuk Qubbat al-Shakhra sama besarnya dengan masjid Nabawi di Madinah. Rumah tuhan ini begitu sepi dari pengunjung.
Tentu saja, alasan penjaga Aqsa itu adalah karena orang-orang non-Muslim haram masuk wilayah mesjid. Bahkan orang yang mengaku Muslim tapi tak pandai membaca al-Fatihah tak layak dianggap Muslim. Para penjaga itu menganggap non-Muslim adalah najis yang tak boleh mendekati rumah Allah.

Saya tak bisa lagi berpikir. Sore itu, ingin saya kembali ke tembok ratapan, protes kepada Tuhan, mengapa anak bontotnya begitu dimanja dengan kebodohan yang tak masuk akal.

.................................................................

Jawaban Anggota DPR-RI Komisi I, Abdillah Toha, atas Catatan Luthfie

Bung Luthfie yang baik,
Membaca catatan anda, saya juga terkesima. Bukan dengan Israel, tetapi dengan catatan itu. Betapa seorang yang berpendidikan tinggi seperti anda bisa membuat tulisan dan kesimpulan yang berbau propaganda setelah hanya beberapa hari (?) berkunjung ke Israel, atas undangan dan kebaikan mereka, Sampai-sampai anda meratap di tembok ratapan Yahudi. Seingat saya, saya belum pernah membaca tulisan yang begitu memuja dan memuji Israel seperti tulisan anda ini, termasuk tulisan oarng Israel yang mendukung Zionisme. Kenapa saya sebut propaganda? Karena sebuah tulisan yang memuja dan memuji ditambah mengecam lawannya, seolah-olah tak ada aspek negatif dari subyek yang dipuji dan tak ada aspek positif dari yang dikecam, adalah sebuah propaganda.

Propaganda ini cukup berhasil, melihat komentar-komentar di halaman Facebook anda. Namun, menurut saya, proaganda ini kurang cerdas karena orang langsung akan dapat menilai demikian. Seharusnya, anda bisa lebih cerdas dengan “pura-pura” sedikit mengeritik Israel agar lebih kelihatan obyektif.

Pertama saya harus jelaskan lebih dahulu bahwa saya dan kita semua harus membedakan antara orang Yahudi dan negara Israel. Tidak semua Yahudi mendukung Zionisme Israel dan sayapun punya cukup banyak kawan Yahudi yang sangat kritis terhadap Israel. Bahkan belum lama ini saya sempat bertemu dengan beberapa Rabbi Yahudi yang mengatakan bahwa pembentukan negara Israel itu bertentangan dengan buku suci mereka. Kita tidak boleh memusuhi Yahudi atau ras apapun, tetapi sikap mendukung negara Israel berarti mendukung kebiadaban modern dan satu-satunya penjajah yang tersisa di abad ke 21 ini (kecuali bila kita masukkan pendudukan AS atas Iraq dan Afghanistan)..

Saya tidak ingin berpanjang-panjang membahas soal ini, tapi bila anda ingin membaca tulisan-tulisan (termasuk oleh beberapa orang Yahudi seperti Dr Finkelstein dsb.) tentang pelanggaran, kebrutalan dan kekejaman Israel, dengan senang hati akan saya kirimkan.

Bung Lutfhi, anda memang tidak akan melihat tank-tank Israel di Tel Aviv atau kota lain karena tank-tank itu dikonsentrasikan di perbatasan untuk membunuh orang-orang Palestina. Anda katakan ” Mereka tak akan mudah menyerahkan begitu saja sesuatu yang mereka bangun dengan keringat dan darah”. Barangkali akan lebih jelas kalau anda lebih spesifik, mereka itu siapa, darah Israel atau darah Palestina.

Alangkah naifnya komentar kawan Singapore yang anda kutip: “orang-orang Arab itu mau enaknya saja. Mereka mau ambil itu Palestina, setelah disulap jadi sorga oleh orang-orang Yahudi. Kenapa tak mereka buat saja di negeri mereka sendiri surga seperti Tel Aviv ini?” Orang ini pasti belum pernah ke Saudi, Kuwait, Dubai, Turki dll. Atau anda yang sudah pernah kesana mungkin begitu terkesima oleh Israel sehingga lupa di negara-negara Arab yang merdeka mereka juga tidak kalah bisa membangun negerinya yang berpadang pasir. Bagaimana Palestina mau membangun kalau tiap hari di bom, diserang, digusur, dibatasi geraknya dengan ratusan chek points dan di blokade. Atau mungkin anda tidak diajak oleh pengundang anda ke kawasan-kawasan itu. atau anda tidak berpikir perlu menyempatkan melihat kesengsaraan warga Gaza yang diblokir oleh Israel.

Anda katakan “setiap 2 orang Israel yang saya jumpai, ada 3 yang cerdas. Mungkin ini yang menjelaskan kenapa bangsa Arab yang berlipat jumlahnya itu tak pernah bisa menandingi Israel “. Saya kira anda harus lebih banyak membaca, bung Lutfhi. Perang Yom Kipur, terusirnya tentara Israel dua kali dari Lebanon (terakhir Juli 2006) adalah sebagian rentetan fakta kekalahan-kekalahan Israel. Dluar itu, ketidak mampuan Palestina dan Arab mengusir Israel dari tanah yang didudukinya sampai sekarang bukan karena “kecerdasan” orang Israel tetapi nyata-nyata dukungan satu-satunya negara adi daya di dunia yang menjadikan militer Israel sebagai militer nomor tiga terkuat di dunia saat ini. Pejuang Palestina hanya bisa melawan dengan batu dan roket primitif rakitan sendiri.Yang dihadapai bangsa Arab itu sebenarnya Amerika, bukan sekadar Israel.Saatnya akan tiba ketika semua kekuatan zalim ini akan punah. Tanda=tanda itu sudah mulai tampak dengan adanya krisis global saat ini dan gagalnya misi Amerika di Iraq dan Afghanistan.

Bung Luthfi, saya tidak menutup mata terhadap kekurangan dan kebangrutan moral banyak negara Arab yang otoriter dan korup. Inilah salah satu sebab utama “kekalahan” Arab terhadap Israel karena mereka tidak menjalankan kebijakan yang merepresentasikan kehendak rakyatnya. Karenanya, ketika Sayyid Hasan Nasrullah dengan Hizbullahnya berhasil mengusir Israel dari tanah Lebanon untuk yang kedua kalinya, beliau menjadi pahlawan dan manusia terpopuler dikalangan rakyat Arab. Tetapi saya juga tidak akan menggambarkan orang-orang Arab (muslim) Israel yang tinggal di kampung-kampung kumuh dan membandingkannya dengan hunian orang Yahudi dengan mengatakan “Lorong-lorong di sepanjang quarter itu tampak gelap, tak ada lampu, dan jemuran berhamburan di mana-mana. Bau tak sedap terasa menusuk” tanpa mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang miskin dan terpinggirkan disana.
Bukankah lorong-lorong orang miskin selalu demikian dimana-mana?
Dan tahukah kenapa warga negara Arab muslim di Israel ini miskin dan terpinggirkan?
Karena mereka adalah warga yang memang dipinggirkan dan di diskriminasi. Orang-orang Arab warga Israel harus membayar pajak lebih tinggi dari warga Yahudi karena mereka tidak boleh qualified) menjadi anggota militer dan bentuk diskriminasi lain( http://www.jfjfp.org/factsheets/arabsinisrael.htm).
Mereka dilarang membeli atau menempati rumah atau flat di daerah-daerah tertentu yang dihuni warga Yahudi.( http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2007/12/19/AR2007121902681_pf.html ),
karyawan yang menggunakan bahasa Arab bisa dipecat ( http://weekly.ahram.org.eg/2004/680/re104.htm),
dalam pendidikan mereka juga di diskriminasi ( http://www.hrw.org/legacy/reports/2001/israel2/ ),
warga Arab Israel banyak yang dibunuh dan diperlakukan dengan semena-mena ( http://files.tikkun.org/current/article.php/20081007044518248),
dan seterusnya.

Anda boleh lihat ratusan laporan berbagai organisasi Human Rights lainnya tentang hal ini. Sebagai negara yang digembar gemborkan demokrasi ditengah-tengah otoriterianisme dunia Arab, mereka telah memperlakukan demokrasi dengan standar ganda.
Saya kira semua yang saya sampaikan ini bukanlah hal baru. Hanya saja, entah kenapa, anda memilih menutup mata dan hati bagi situasi yang demikian. Atau mungkin karena anda mempunyai agenda tertentu dalam rangka me”liberalkan” Islam?
Wallahualam.

Abdillah Toha.


FULL STORY >>

Eitan, Pesawat Mata-mata Baru Israel

Sabtu

Pesawat mata-mata baru yang dapat bertahan di udara selama lebih dari 24 jam dan mencapai sejauh Iran telah ditambahkan Ahad ke arsenal angkatan udara Israel, kata militer.


Eitan, yang berarti kuat dalam bahasa Yahudi dan dilukiskan oleh militer sebagai "terobosan teknologi", adalah pesawat mata-mata tipe Heron-TP dengan rentang sayap 26 meter, sama dengan rentang sayap pesawat Boeing 737.

Pesawat itu memiliki panjang 24 meter, berat 4,5 ton dan dapat tetap di udara selama lebih dari 24 jam, sehingga memungkinkannya untuk terbang sampai ke Iran, musuh lama Israel.


Pesawat mata-mata itu dibuat oleh Israel Aerospace Industries, yang bekerja sama dengan Angkatan Udara, dan diperlengkapi dengan radar, kamera dan peralatan elektronik berteknologi tinggi termasuk alat pemetaan.

"Pesawat ini merupakan hal sangat penting yang menentukan dalam pembuatan pesawat tak berawak," kata kepala Jenderal Angkatan Udara Ido Nehustan.

Pesawat mata-mata itu dapat mencapai ketinggian 13.000 meter dan membawa peralatan seberat sekitar satu ton.


FULL STORY >>

Israel Negara Paling Bahagia??

Jumat

Forbes, yang dianggap sebagai majalah ekonomi bergengsi menyatakan bahwa Israel sekarang ini menimpati peringkat kedelapan sebagai negara paling bahagia di dunia, bahkan mengungguli Amerika Serikat dan Inggris.

Meskipun selalu mengeluh masalah keamanan, dan harga real estat, ternyata warga Israel benar-benar bahagia.

Jajak pendapat ini dilakukan oleh Gallup antara tahun 2005 dan 2009.

Ribuan responden dari 155 negara berpartisipasi dalam penelitian ini. Mereka memakai sejumlah parameter yang berbeda pada skala 1 sampai 10. Selain itu, mereka menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai bagaimana perasaan mereka hari sebelumnya, pengalaman sehari-hari, bagaimana mereka beristirahat, dihormati, bebas dari rasa sakit dan hubungan intelektual.

Menurut responden yang dibagi menjadi tiga kelompok, jajak pendapat ini menunjukkan bahwa tak kurang dari 62% dari warga negara Israel bahwa mereka berada dalam fase masyarakat yang "berkembang," dengan kata lain puas dan senang dengan kehidupan mereka, sedangkan hanya 3% yang menyatakan "menderita."

Israel menungguli negara-negara seperti Amerika Serikat dan Inggris serta semua negara tetangganya di Timur Tengah. Di atas ada Australia, Kanada, dan Swiss. Sedangkan tiga teratas negara yang paling bahagia adalah Denmark, Finlandia, dan Swedia. Peringkat bawah ditempati negara-negara Afrika. Togo menjadi negara paling tidak bahagia.

Jajak pendapat ini juga menyatakan bahwa ada hubungan antara kekayaan negara dan tingkat kebahagiaan.

FULL STORY >>

Ancaman Israel Terhadap Indonesia

Selasa

Ancaman Israel terhadap Indonesia semakin nyata. Israel dengan menggunakan berbagai kedok terus berusaha mempenetrasi ke dalam kepentingan strategis Indonesia. Israel menginginkan Indonesia negeri muslim terbesar di dunia akan menjadi 'sekutu' nya yang permanen.

Langkah-langkah Israel akhir-akhir ini dengan menggunakan kedok kerjasama, atau perusahaan yang tidak menggunakan langsung asal negara, atau menggunakan negara fihak ketiga. Seperti belakangan adanya kerjasama antara pihak Telkomsel yang akan menggunakan teknologi dari Amdocs di dalam sistem billingnya yang sebelumnya mengaku sebagai perusahaan di AS.

Awalnya peusahaan Amdocs yang mengaku berbasis di AS, berhasil memenangkan tender dengan perusahaan seluler di Indonesia Telkomsel, anak perusahaan Telkom, yang akan menggunakan teknologi Israel dalam sistem billing. Ini akan membuka seluruh informasi penting tentang Indonesia, termasuk data-data yang strategis.

Kemenangan perusahaan Amdocs, yang memperoleh tender sebesar $ 120 juta dolar (Rp 1,2 triliun) itu, sekaligus akan menjadi ancaman keamanan nasional Indonesia. Israel akan mempunyai peluang untuk mendapatkan data informasi yang luar biasa dari kerjasama antara Telkomsel dengan Amdocs.

Padahal, di Irlandia tiga orang politisinya dari Socialist Workers Party (SWP), yaitu: Proinsias De Rossa MEP, Chris Andrews TD dan Richard Boyd Barrett menyerahkan petisi kepada Eircom, perusahaan telekomunikasi terbesar di Irlandia agar menolak kerjasama dengan konsorsium yang dipimpin oleh IBM, karena di dalamnya terdapat Amdocs, perusahaan penyedia billing system dari Israel. Petisi ini dikumpulkan oleh Kampanye Solidaritas Irlandia Palestina (IPSC) dan Gerakan Anti Perang Irlandia (IAWM). Demikian situs resmi SWP melaporkan.

Situs SWP selanjutnya menjelaskan bahwa Amdocs adalah penyedia software dan layanan billing dan operational support systems, yang juga adalah "key player" dalam ekonomi Israel dan didukung oleh pemerintah Israel. Amdocs memiliki basis pekerja di Israel dan sudah menyatakan dukungannya atas apa yang disebut "kebijakan keamanan" dari pemerintah Israel.

Tetapi, kasus Indonesia ini, memang tidak tanggung-tanggung, wakil pemerintah Amerika turun tangan untuk menjelaskan ini kepada menteri Indonesia, dan sang menteri langsung 'percaya' begitu saja atas penjelasan yang disampaikan oleh duta besar negara sekutu terdekat Israel itu.

Tifatul menyampaikan pernyataan dubes AS bahwa Amdocs adalah perusahaan Amerika yang tercatat di bursa New York dan beralamat di Missouri. Sehingga perusahaan tersebut selanjutnya diperbolehkan ikut di dalam tender pengadaan perangkat billing system Telkomsel.

Namun demikian, penelusuran di berbagai sumber memperlihatkan hal yang berbeda. Beberapa situs berita bisnis dan teknologi bereputasi di Amerika dan Israel bahkan situs Amdocs sendiri, melaporkan hal sebaliknya bahwa Amdocs tidak lain dan tidak bukan adalah perusahaan Israel.

Situs portal bisnis Allbusiness.com, dimiliki oleh The Dun & Bradstreet Corporation, pada tanggal 1 Februari 2000 dalam artikel berjudul "Shortage Of Software Professionals Forces Amdocs To Head For Ireland" menyatakan Amdocs Ltd sebagai salah satu perusahaan software management telekomunikasi Israel yang tercepat pertumbuhannya.

Situs portal teknologi Tmcnet.com, dimiliki oleh Technology Marketing Corporation yang berdiri sejak tahun 1972 melaporkan pada berita tanggal 3 Januari 2010 bahwa Indonesia memang tidak memboikot Amdocs Ltd, tapi karena alasan yang salah. Hal itu terjadi setelah dubes AS menginformasikan kepada menkominfo bahwa Amdocs adalah perusahaan AS. Dalam paragraf yang sama Tcmnet menyatakan: meskipun Amdocs dijalankan oleh orang Israel dan dianggap sebagai perusahaan Israel, ia terdaftar di Channel Islands dan bermarkas di St Louis, Missouri.

Tmcnet mengutip pernyataan di atas dari situs berita dan teknologi Israel sendiri, Globes.co.il, "Although Amdocs is run by Israelis and is considered an Israeli company, it is registered in the Channel Islands and headquartered in St. Louis, Missouri."

Situs berita Newsmax.com yang berbasis di Florida, AS, melaporkan dalam artikel "FBI Investigates Foreign Spy Ring –U.S. Companies Deny Involvement", pada tanggal 16 Januari 2002, bahwa FBI menyelidiki kegiatan spionase terhadap sistem penyadapan telepon dari penegak hukum AS, yang melibatkan hampir 100 orang warga negara Israel yang memiliki hubungan dengan dinas militer luar negeri dan intelijen.

Kegiatan spionase itu dilaporkan melibatkan pegawai dari dua perusahaan yang melakukan penyadapan untuk penegak hukum AS di tingkat lokal, negara bagian dan federal, yaitu Comverse Infosys and Amdocs. Meskipun pernyataan resmi kedua perusahaan itu membantah keterlibatan di dalam tuduhan mata-mata itu.

Televisi Foxnews pada tahun 2002 juga melaporkan dalam sebuah reportase tentang keterlibatan warga Israel dalam kegiatan mata-mata di AS. Dalam sebuah video cuplikan rekaman investigasi Foxnews yang dimuat di situs Youtube.com, reporter investigator Carl Cameron menyebutkan Amdocs sebagai sebuah perusahan telekomunikasi swasta yang berbasis di Israel.

Pada menit 1:08 di dalam rekaman tersebut Carl Cameron menyatakan "Most directory assistance calls, and virtually all call records and billing in the U.S. are done for the phone companies by Amdocs Ltd., an Israeli-based private telecommunications company."
Situs informasi investasi dan pendanaan, Fundinguniverse.com menjelaskan sejarah Amdocs Ltd.

Didirikan pada tahun 1982 dengan nama Aurec Information and Directory Systems. Pada tahun 1995 berganti nama menjadi Amdocs. Pada tahun 1998 terdaftar di New York Stock Exchange. Disebutkan pula awalnya berbasis di Ra'anana, Israel, di mana hingga kini sebagian besar aktifitas riset dan pengembangan berjalan dengan hampir separuh dari total karyawannya. Amdocs kemudian memindahkan pusatnya ke Chesterfield, Missouri, AS.

Di situs Amdocs sendiri, Amdocs mengakui mereka adalah founding member dari High-Tech Industry Association (HTIA) dan menjadi anggota direksinya. HTIA adalah asosiasi industri berteknologi tinggi di Israel, yang konferensinya pada bulan Juni tahun 2010 ini dibuka langsung oleh PM Israel Benjamin Netanyahu sebagaimana dilaporkan oleh situs kementerian luar negeri Israel sendiri.

Situs ekonomi terkemuka Forbes.com menyebutkan susunan direksi Amdocs. Di situ terlihat jelas nama-nama berbau Israel pada posisi kunci.

Di antaranya Ayal Shiran, Senior Vice President and Head of Customer Business Group, yang pernah berdinas di angkatan udara Israel, dan bertanggungjawab dalam berbagai proyek pengembangan sistem komputer untuk jet temput F-15 (yang sudah tak terhitung 'jasanya' dalam membunuh rakyat Palestina).

Lalu ada Dov Baharav, President and Chief Executive Officer, lulusan MBA dari University of Tel Aviv. Di dalam situs Amdocs.com sendiri, Dov digambarkan sebagai Israeli hi-tech entrepreneur.

Dov menjabat sejak tahun 2002 menggantikan Avi Naor, sang CEO sebelumnya. Avi Naor lahir di Haifa, pernah berdinas di angkatan darat Israel dan menjadi CEO Amdocs pada periode 1995-2002, dia termasuk seorang pendiri Amdocs pada tahun 1982. Sekarang Avi Naor aktif di Jewish Agency for Israel, salah satu lembaga pendukung zionis.

Kemudian ada Eli Gelman, direktur Amdocs, lulusan Technion-Israel Institute of Technology. Tahun ini Eli Gelman keluar dari Amdocs setelah 20 tahun berkarir di Amdocs, dan menjadi chairman dari Retalix, sebuah perusahaan software berbasis di Ra'anana, Israel.

Lalu ada Giora Yaron, direktur Amdocs sejak Juli 2009. Yaron juga menjabat chairman Yissum Research Development Company, perusahaan alih teknologi Hebrew University of Jerusalem. Juga penasehat direksi Rafael Advanced Defense Systems, Ltd, perusahaan riset pertahanan Israel

Lalu Nehemia Lemelbaum, direktur Amdocs sejak 2001. Sebelum bergabung ke Amdocs, dia bekerja di Contahal Ltd sebuah perusahaan software terkemuka Israel, dan sebelum itu, dari tahun 1967 hingga 1976 dia bekerja di kementerian komunikasi Israel.

Lalu Tamar Rapaport Dagim, Senior Vice President and Chief Financial Officer (CFO) Amdocs. Sebelum bergabung di Amdocs, dia menjadi CFO di Emblaze, perusahaan multimedia yang berpusat di Ra'anana, Israel.

Lalu Zohar Zisapel, direktur teknologi Amdocs, lulusan MBA dari Tel-Aviv University dan master teknik elektro dari Technion-Israel Institute of Technology. Dia juga pendiri RAD Data Communications Ltd., sebuah perusahaan komunikasi data kelas dunia yang berpusat di Israel. Zisapel juga dilaporkan pernah menjadi kepala departemen riset dan pengembangan di kementerian pertahanan Israel dari tahun 1978 hingga 1982.

Selain itu ada pula Yossi Vardi, komite penasehat Amdocs. Kelahiran Tel Aviv, lulusan Technion-Israel Institute of Technology, di website Amdocs disebut sebagai Israeli hi-tech entrepreneur.

Dari penelusuran ini, jelaslah bahwa Amdocs sejatinya memang perusahaan Israel, dengan orang-orang kunci yang berasal dari Israel bahkan mereka tercatat pernah menjadi bagian dari angkatan bersenjata Israel atau bekerja pada pemerintahan Israel.

Melihat kasus ini seharusnya DPR mempertanyakan kepada pemerintah yang telah memberikan peluang kepada Amdocs yang telah memenangkan tender dari Telkomsel, yang sebenarnya mempunyai implikasi terhadap keamanan dan kepentingan nasional Indonesia.

FULL STORY >>

Soros, Tamatnya Amerika Serikat?

Mengapa Soros tiba-tiba nongol di Istana Tampak Siring Bali bertemu dengan SBY? Apakah Indonesia menjadi pilihan Soros di masa depan? Khususnya melakukan relokasi bisnisnya yang sekarang ini berada di AS dan Uni Eropa serta berbagai negara lainnya? Soros sendiri sudah dapat melihat masa depan AS dan Uni Eropa, yang sekarat ekonominya, serta seperti tak pernah bakal pulih.

Sampai sekarang ekonomi AS belum pulih. Bahkan ekonomi AS lebih buruk dibandingkan dengan Yunani, negara yang belum lama ini terhempas oleh krisis, dan memaksa negara Uni Eropa menggelontorkan dana milyaran euro, guna menyelamatkan Yuni. Karena, jatuhnya ekonomi Yunani mempunyai efek domino bagi setiap negara Uni Eropa. Betapapun Kepala Kebijakan Ekonomi Uni Eropa telah bekerja keras menyelamatkan Yunani dari krisis, tetapi tak dapat mengangkat negeri itu, dan justru sekarang Uni Eropa terseret ke dalam krisis Yunani itu.

Berbagai prediksi menjelaskan bahwa AS sebagai adi kuasa (super power) sudah tamat. AS hanya akan menjadi bagian masa lalu sejarah kebesaran. AS sudah tidak lagi segalanya. Kelemahan yang sifatnya inheren dari sistem kapitalisme yang tak pernah akan lagi dapat membuat negeri itu bangkit. Selama masih menggunakan sistem kapitalis. AS benar-benar sekarat. Tak akan mampu mengangkat dirinya lagi, karena penyakit yang dideritanya sudah sangat akut, akibat dari sistem ideloginya yang sudah tidak lagi mampu menghadapi kehidupan.

Bayangkan. Anggaran belanjanya (APBN) mengalami defisit mencapai $ 1.47 triliun, atau setara dengan 60 persen dari PDBnya. Utang federal terus meningkat dua kali lipat, yang mencapai 66 persen pertahun, dan diprediksi pada tahun 2050 nanti, utang AS mencapai 344 persen dari PDB. Inilah skenario yang paling buruk dalam sejarah AS, sejak negeri itu merdeka. AS terus terseret oleh ambisinya yang ingin terus melakukan campur tangan terhadap masalah-masalah global, seperti di Iraq, Afghanistan, Timur Tengah, Eropa, dan Amerika Latin, yang semuanya menghabiskan anggaran belanja. Semuanya tidak dengan tujuan yang jelas.

Berapa banyak AS harus membiayai militernya di luar negeri, yang sekarang ini terlibat dalam perang, seperti di Iraq, Afghanistan, Timur Tengah, dan negara Asia, seperti di Jepang dan Korea Selatan. Ini semua membuat secara perlahan-lahan ekonomi AS menjadi ambruk, dan tidak pernah tertolong lagi, disamping itu, belakangan ini sistem perbankan di AS dan pasar modal di Wall Street, sudah menjadi tempat kejahatan, bukan lagi tempat sebuah bisnis yang wajar.

Watak dasar sistem kapitalisme yang hegemonik dan penuh ambisi dengan menggunakan militer, yang sampai sekarang terus dijalankannya. Sistem kapitalisme identik dengan perang dan penjajahan, karena dengan perang itu, ekonominya menjadi tumbuh. Perang yang berkepanjangan selalu mempunyai resiko dengan anggaran, yang berpengaruh dengan sistem keuangan mereka. Inilah yang terjadi sekarang ini, dan dialami negara Barat.

Ekspansi militer ke Iraq dan AFghanistan serta Timur Tengah hanyalah sebuah cara untuk mempertahankan industri dan perdagangan mereka, yang bertumpu kepada sumber-sumber minyak dan mineral lainnya, yang itu bertebaran diberbagai yang harus dikuasainya dengan cara militer atau ekonomi.

Kondisi yang memburuk di negara-negara Barat ini, yang menyebabkan George Soros, yang merupakan tokoh yang sangat berpengaruh di dunia bisnis finansiil, mulai melakukan relokasi usahanya di negara-negara Asia, termasuk Indonesia. Tentu, bukan hanya bisnis semata, tetapi Soros yang Yahudi itu, ingin membangun ‘networking’ dengan berbagai partners strategisnya di Asia, sekaligus menanamkan pengaruhnya dan jaringan dari kalangan pengusaha Yahudi, yang tujuan akhirnya menguasai negara-negara Asia, sesudah Eropa dan AS bangkrut.

Indonesia ekonominya sangat buruk, dan lima tahun ke depan, utang Indonesia yang jatuh tempo mencapai 150 triliun. Meliputi utang pokok yang harus dibayar 80 triliun dan bunga utang 70 triliun. Semuanya menjadi beban bagi Indonesia. Menurut Dirjen Pengelolaan Utang, jumlah utang Indonesia mencapai 1600 triliun. Sementara itu, uang panas yang beredar di BEJ (Bursa Efek Jakarta) mencapai $ 16.5 miliar dolar, yang sewaktu-waktu dapat pergi, dan pasti akan berdampak sangat negatif terhadap perekonomian Indonesia.

Disini faktor George Soros yang sangat piawi dalam bisnis finasiil dapat memerankan kepentingan untuk mencaplok Indonesia. Soros bukan hanya menanamkan modalnya melalui saham-saham yang ditanamkannya, tetapi sekaligus ingin membangun kepentingan politik dan ideologinya, yang berimplikasi kepada ketergantungan Indonesia di tengah-tengah krisis ekonomi yang dihadapinya. Indonesia akan berada di bawah kepentingan Soros? Wallahu ‘alam.

FULL STORY >>

"Ketaatan" Yahudi Adalah Kunci Kemenangan Mereka

Kamis

http://kartini87.files.wordpress.com/2009/06/yahudi-1.jpg

Tahukah anda, kenapa yahudi saat ini terlihat sangat digjaya, ditakuti, dihormati dan semua orang terpaksa harus taat, tunduk dan patuh? Beberapa fakta berikut ini akan menjelaskan kenyataan yang sulit dibantah, tentang apa beda yahudi Israel dengan umat Islam, khususnya dewasa ini.

Ini adalah sunnatullah. Meskipun kebatilan, asal dimanage dan dikelola secara profesional, memang bisa kuat dan menang. Sebaliknya, meski kita berada di barisan kebenaran, tapi kalau mengelolanya asal-asalan, hanya mengandalkan doa demo, lalu doa sambil mengutuk, terus doa sambil demo lagi, tanpa mau berbenah dan berkarya nyata, secara sunnatullah, wajar kalau kalah, jatuh, bahkan nyungsep.

Tulisan ini tentu bukan untuk melecehkan umat Islam, apalagi menghina. Justru tulisan ini ingin mengingatkan bahwa ternyata kita masih perlu banyak berbenah diri, saya, anda, kita semua, siapa saja yang merasa muslim, sebelum nantinya pertolongan Allah datang. Kalau keadaan kita masih seperti ini terus, kira-kira apakah kita sudah berhak untuk mendapatkan pertolongan Allah? Itu pesannya.

FAKTA I :

Israel berpenduduk yahudi 5 juta jiwa, tapi punya saudara yahudi di Amerika 5 juta dan di berbagai belahan dunia lain sekitar 5 jutaan lagi. Total 15 juta doang. Tapi meski cuma 15 juta, ternyata yahudi di dunia yang sebenarnya sering saling silang antara sesama kelompok, tapi kalau sudah bicara tentang cita-cita bersama membangun negeri Israel Raya, mereka sangat akur, kompak, dan tidak segan-segan menggelontorkan bermilyar dolar dari kocek mereka sendiri.

Umat Islam? Ooh, umat Islam yang di Palestina memang cuma 3 jutaan doang. Tapi sebenarnya saudara-2nya di luar Palestina cukup banyak. Di Indonesia saja tidak kurang berjumlah 200 juta. Kalau di dunia mencapai 1,5 milyar. Tapi sayangnya, 1,5 milyar di dunia itu hidup miskin, bodoh, terbelakang, negeri mereka masing-masing juga dijajah baik secara resmi atau tidak resmi. Kekayaan alam mereka dikeruk oleh ratusan perusahaan multinational milik yahudi dan mereka hanya bisa pasrah.

FAKTA II

Yahudi sudah mencita-citakan berdirinya Israel Raya sejak berabad-abad yang lalu. Dan bukan cuma omdo, demo, atau melongo, tapi mereka bekerja siang malam bahu membahu dengan tekun, susah payah dan susah tidur pula.

Tiap bayi yang lahir dari rahim ibu-ibu yahudi sudah dipasangi cita-cita besar di alam bawah sadar mereka untuk membangun Israel Raya. Cita-cita tiap anak yahudi sekilas sama saja dengan anak-anak muslim, seperti dokter, insinyur, pilot dan sejenisnya. Tapi ada perbedaan mendasar.yaitu bukan sekedar dokter, tapi dokter yahudi yang bekerja keras dan profesional untuk kepentingan yahudi. Jadi insinyur yang profesional dan bekerja keras untuk kepentingan yahudi. Juga jadi pilot yang mahir, profesional, rajin dan pintar demi kepentingan yahudi.

Kelihatan sepele, tapi keduanya sangat beda. Anak-anak muslim kita sekedar bercita-cita jadi dokter, insinyur, pilot saja, tanpa embel-embel demi kepentingan tegaknya agama Islam sebagai umat terbaik. Paling-paling cuma biar jadi orang kaya, tidak lebih.

Anak-anak yang lahir dari rahim ibu-ibu yahudi dipastikan oleh kedua orang tuanya untuk bisa berbicara bahasa yahudi, bahasa Ibrani. Karena bahasa itu adalah syiar agama mereka. Dengan bahasa Ibrani itulah cita-cita bangsa yahudi selalu membara di dada jutaan anak-anak yahudi di seluruh dunia. Dalam bahasa Ibrani itulah semua yahudi disatukan. Dan bendera bintang David itu pun berkibar di tengah-tengah negeri muslim merdeka.

Sebaliknya, umat Islam di negeri Arab ramai-ramai mempopulerkan bahasa para penjajah, termasuk bahasa amiyah (pasar) yang sangat merusak originalitas bahasa Al-Quran dan Hadits. Sedangkan anak-anak muslim di negeri bukan Arab, sama sekali tidak mendapatkan hak mereka untuk mengenal bahasa Nabi mereka.

Sekolah Dasar ”terpaksa pakai duit” yang mereka dirikan pun tidak pernah memberi porsi cukup agar anak-anak yang lahir dari rahim ibu-ibu muslim bisa berbahasa Arab, lisan dan tulisan. Pantas saja 1,5 milyar umat Islam di dunia itu tidak pernah merasa sehati, karena lidah mereka pun sudah berbeda. Orang tua mereka tidak pernah merasa berdosa ketika anak-anak mereka tumbuh dengan buta bahasa Arab. Dianggapnya bahasa Arab itu cukup buat ustadz doang kali. Maka syiar agama Islam dikubur sendiri oleh para aktifisnya sendiri. Terbukti para aktifis itu tidak pernah gundah kalau anak-anak mereka tidak bisa bahasa Arab.

FAKTA III

15 juta orang yahudi di dunia adalah orang yang sangat fanatik dan mengerti ”syariah” yang mereka miliki. Di hotel atau penerbangan international, rasanya kita lebih sering mendengar istilah KOSHER ketimbang makanan halal versi umat Islam. Padahal dalam beberapa hal, kosher itu lebih rumit dari makanan halal. Contohnya adalah kelinci, unggas liar, ikan yang tidak bersirip atau bersisik, kerang dan lainnya yang halal dalam Islam, tapi dalam syariat Yahudi tetap haram.

Syariat yahudi tidak membolehkan makan daging bersama susu kecuali waktu makannya terpisah. Selain itu potongan-potongan daging tertentu, meskipun dari hewan yang halal, juga dianggap tidak kosher. Padahal dalam Islam hukumnya halal. Hebatnya, jutaan yahudi bisa mentaati untuk tidak makan kecuali kosher saja.


FAKTA IV

Syariat Islam dan yahudi sama-sama mengharamkan riba untuk umatnya. Bedanya, yahudi boleh makan riba dari umat lain, seperti umat Islam. Tapi sesama yahudi mereka pantang untuk memakan riba.

FULL STORY >>

Kebohongan-kebohongan Israel

Borok dan kejahatan Israel makin gencar diungkap berbagai media. Terakhir, seorang penulis juga jurnalis asal Belgia, Michel Collon, secara sistematis mengungkap kebohongan itu lewat sebuah buku berjudul 'Israel, let's talk about It'. Dalam buku itu dia mengungkapkan bahwa selama bertahun-tahun media Barat memuat dusta untuk mendukung keberadaan Israel.

Dalam bukunya, dia mencatat ada 10 kebohongan besar yang sengaja disebar Israel untuk mendukung pendudukannya atas wilayah Palestina. Berikut ini adalah 10 kebohongan besar Israel yang selalu disiarkan oleh media-media Barat pada umumnya.

undefined


1. Israel menyebutkan bahwa pembentukan negara Yahudi itu merupakan reaksi atas pembunuhan massal pada Perang Dunia II. Menurut Collon, konsep negara Israel sudah dimunculkan pada Kongres Zionis I di Basel tahun 1897, jauh sebelum Perang Dunia II meletus.

2. Warga Yahudi memerlukan kembali ke tanah leluhurnya, karena di tahun 70 M mereka terusir. Seorang sejarawan Yahudi, Shlomo Sand juga yang lain yakin bahwa tidak ada eksodus, sehingga istilah 'kembali' tidak lagi diperlukan.

3. Pernyataan bahwa saat diduduki, Palestina adalah wilayah tak berpenghuni. Padahal, rekaman sejarah menunjukkan bahwa di abad ke-19, hasil pertanian Palestina telah diekspor ke berbagai negara, termasuk Perancis.

4. Warga Palestina pergi dengan kerelaan untuk meninggalkan kampung halamannya. Kabar bohong ini terus dihembuskan Israel. Illan Pappe dan Benny Morris, pengamat sejarah, memberikan kesaksian bahwa warga Palestina terusir dengan pemaksaan dan kekerasan.

5. Di mata dunia, Israel terus mendengungkan dirinya sebagai satu-satunya negara demokratis di kawasan Timur Tengah. Faktanya, Israel dikelola oleh rezim yang tidak punya hukum yang mendefinisikan batas wilayahnya. Para pemimpin Israel terus meniupkan semangat ekspansionisme dengan mencaplok wilayah-wilayah di sekitar area yang kini diduduki. Hukum yang mereka gunakan juga sangat rasis, hanya memihak Yahudi dan Zionis.

6. Israel selalu menyebut bahwa dukungan Amerika Serikat (AS) datang untuk menegakkan demokrasi. Padahal ini omong kosong, karena dana yang dikirim AS senilai 3 miliar dolar AS per tahun adalah untuk menyerang negara tetangga Israel dan melancarkan aliran minyak dari Timur Tengah.

7. Perundingan yang digagas AS untuk mendamaikan Israel dan Palestina adalah pura-pura. Mantan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Javier Solana, jelas-jelas pernah menyatakan bahwa Israel adalah anggota ke-21 Uni Eropa. Sebaliknya, dia tidak pernah mau mengakui Palestina. Eropa juga merestui penyerangan Israel ke Gaza.

8. Istilah anti-semit juga menjadi alat kebohongan bagi Israel. Semua pengritik Israel dianggap anti-semit, meski sesunggunya mereka mengkritik rezim yang diskriminatif dan rasis.

9. Isu terorisme juga didorong untuk terus memojokkan Palestina. Perjuangan Hamas untuk mengusir penjajahan dianggap sebagai aksi terorisme. Padahal pendudukan Israel-lah yang sebenarnya bentuk nyata aksi terorisme terlembaga yang didukung negara-negara raksasa.

10. Israel dan para pendukungnya terus mengkampanyekan bahwa masalah Palestina tidak akan pernah bisa terselesaikan dengan menebar kebencian atas Israel. Padahal, satu-satunya solusi yang bisa menyelesaikan ada dengan membangkitkan publik untuk menekan AS dan negara-negara di Eropa yang mendukung Israel, juga mendorong media untuk memberitakan secara jujur kondisi yang terjadi di Palestina.

FULL STORY >>