Juli – November 1977, di Quechua Aycaho, daerah termiskin di Peru telah terjadi 6 kali mogok buruh. Daerah tersebut hanya memiliki 5 % lahan pertanian, pendapatan penduduk per tahun kurang dari 100 dolar AS, dan merupakan tempat asal berdirinya Partai Komunis golongan Maois.
Pada 1959, Universitas Ayacucho yang berada didaerah termiskin itu, menjadi salah satu pusat kegiatan komunis. Abimael Guzman, seorang guru berbakat, penganut fisafat metafisika terbaik, pada 1958 bergabung dalam partai Komunis. 1965, ia membantu mendirikan Shining Path (kelompok Maois), dampak dari perpecahan Tiongkok - Uni Soviet.
Pada 1967, Shining Path pimpinan Guzman mulai melakukan perjuangan bersenjata. Pada 1970, ia pernah ditahan atas tuduhan membahayakan keselamatan negara, namun dilepaskan kembali beberapa bulan kemudian. Pada 1977, organisasi perjuangan bersenjata bawah tanah Guzman resmi dibentuk, dan 17 Maret 1980 resmi diakui oleh Partai Komunis Peru.
Sebagai puncak Marxisme ke-4 yaitu “Marx, Lenin, Mao dan Guzman”, Guzman dinobatkan sebagai Pahlawan militer.
Pada 1972-1979, PK Peru golongan Marxis-Leninis pimpinan Sendero Luminoso membujuk para siswa untuk membentuk dan mengembangkan PK. Mereka mendapat dukungan dari mahasiswa maupun himpunan guru SD. Tentara yang dipimpin Sendero diperkuat kaum Trotskis pimpinan Carlos Mezzich dan grup Pukallacta yang anti Maois.
Pada 1980, PK Peru golongan Maois mulai melakukan peradilan umum dengan membunuh tuan tanah, dan berkembang membasmi kelas menengah, kelas atas serta pasukan keamanan negara. Pada 1981, menyerang kantor polisi Totas San Josede Secce dan Quinca. Juli 1982, menyerang pusat komando kepolisian dan merampas senjatanya; merampas bahan peledak dari daerah pertambangan untuk merusak bangunan umum, merusak instalasi tenaga listrik, jembatan dan lain-lain.
Dalam 8 tahun selanjutnya, sebanyak 600 insinyur di pedesaan dibunuh. Pada 1988, warga AS Constemtin dan dua tenaga bantuan dari Prancis dibunuh.
Guzman pernah meramalkan, “Keberhasilan revolusi perlu pengorbanan sebanyak 1 juta orang.” (Jumlah penduduk Peru 19 juta orang).
Pada 1982, PK golongan Marxis-Leninis Sendero atas nama pengadilan rakyat telah membunuh 67 orang “pengkhianat”, kemudian membunuh kaum kelas menengah sehingga merusak kepentingan petani, maka ditentang oleh petani. Pada 1983, Sendero bekerjasama dengan grup penyelundup narkoba. Sendero berujar akan menggunakan cara Polpot Khmer Merah dalam melindungi etnis asli Khmer, untuk melindungi etnis Indian, namun kekejaman dan politik terornya mengakibatkan antipati etnis Indian.
Daerah Ayacucho yang dikuasai Sendero, sistem pemerintahan diganti dengan Komite Rakyat. Yang tidak mau bergabung langsung dihukum mati, seluruh kegiatan tradisional dilarang keras karena dianggap tidak sehat. Demi menutup diri, jembatan dimusnahkan.
Pada awalnya pemerintah Peru menggunakan pasukan khusus dan pasukan darat dari AL melakukan pengepungan menghadapi terorisme Komunis Peru, namun sangat minim hasilnya.
Pada 1983-1984, perang rakyat yang dilakukan Komunis Peru menyebar kemana-mana. April 1983, daerah Luconamanca dikuasai oleh gerilyawan komunis, mereka menggunakan kapak membunuh 32 orang pengkhianat dan 67 rakyat yang melarikan diri, termasuk anak-anak. Pembantaian tersebut untuk menunjukan kekuasaan Sendero serta sifat kejam tanpa belas kasih.
Pada 1984-1985, golongan Marxis-Leninisme dari Sendero melebarkan penyerangan ke pejabat pemerintah. Pada November 1983, melakukan pembunuhan rahasia terhadap Cerro de Pesco, walikota daerah pertambangan, karena pemerintah pusat tidak bertindak, sehingga beberapa walikota dan wawali daerah tersebut melarikan diri.
Pada 1982, kelompok Sendero membunuh 200 orang pemerintahan, dan meningkat menjadi 2.000 orang pada 1983. Pada 1984, dalam 240 kali aksi pembunuhan, sebanyak 400 polisi bersenjata terbunuh, 10 provinsi dinyatakan dalam keadaan darurat.
Pada 1985, 7 orang tuan tanah dibunuh secara kejam, telinga, mata serta lidah mereka di potong. Pasukan Peru juga melakukan pembalasan, 200 orang pidana dalam tahanan penjara ditindas. Hingga awal 1990, pemerintah Peru mengubah kebijakan semula, menyatakan petani adalah kawan perjuangan bukan musuh.
Revolusi penuh kekejaman yang dilakukan PK Guzman maupun Sendero telah membuktikan, revolusi tidak membawa kebahagiaan terhadap kaum miskin. Sebagian besar petani meninggalkan revolusi. Pertarungan dalam Partai Komunis tiada hentinya. Pada 1990, sebanyak 1.584 penduduk dan 1.542 pembangkang mati dalam pertarungan antara dua kelompok komunis tersebut.
Tahun 80-an, beberapa pimpinan penting Partai Komunis telah dieksekusi, mempercepat kemusnahan komunis. Sejak 1992 - 1995 banyak pimpinan komunis tertangkap, namun kekuatan golongan Sendero masih menyisakan 25 ribu anggota, termasuk 3.000-5.000 pasukan perlawanan.
Perlawanan yang dilakukan PK Peru telah mengakibatkan kerugian harta dan materiil sebanyak 20 miliar dollar AS. PK Peru bertanggung jawab atas meninggalnya 25.000 - 30.000 jiwa penduduk. Pada 1980-1991, sebanyak 1.000 anak meninggal di bawah terorisme PK Peru, serta 3.000 jiwa lebih penduduk mengalami cacat seumur hidup.
Tak terhitung pula banyaknya keluarga telah musnah, mengakibatkan 50.000 anak terlantar atau menjadi yatim piatu.
(Guo Guoding/The Epoch Times/tys)