“Sungsang adalah kondisi letak bayi memanjang dengan kepala di bagian   atas rahim sementara bokong bayi di bagian bawah,” katanya.  Jadi jangan   terburu panik.

Posisi   sungsang, posisi janin memanjang dengan kepala di bagian atas rahim  dan  bokongnya ada di bagian bawah, tergolong sebagai kelainan letak  janin.  Kondisi ini biasanya sudah terdekteksi saat kehamilan memasuki  trimester  kedua. Jika situasi ini terjadi pada saat kehamilan masih  berusia di  bawah 9 bulan maka masih dikategorikan sebagai sesuatu yang  normal.
Salah satu indikasi awam adalah kandungan yang terasa penuh di bagian   atas dengan gerakan janin terasa lebih banyak di bagian bawah. Namun,   tentu saja untuk memastikannya Anda perlu memeriksakan kehamilan pada   dokter. Lebih jauh, bahwa sungsang dapat terjadi pada ibu hamil manapun   tanpa bisa dicegah. “Ini merupakan proses adaptasi bayi terhadap  rahim”.
Jika kondisi ini terjadi pada kehamilan Anda, maka jangan buru-buru   panik. Asalkan usia kandungan masih di bawah 32 minggu maka si kecil   dalam perut masih bisa dikembalikan pada posisi normal kok.
Mengapa bisa sungsang ?
Penyebabnya ada dua, yaitu faktor janin dan ibu sendiri.   Dari segi janin, mungkin karena ukurannya lebih kecil dibandingkan   dengan ruangan rahim ibu. Akibatnya, janin bebas berputar, baik ke atas   maupun ke bawah. Di Indonesia, bila berat bayi di bawah 3 kg dan ibunya   telah beberapa kali melahirkan, ada kemungkinan akan menjadi sungsang.
Sebaliknya, bila si bayi terlalu besar dan posisi kepala masih di atas.   Pada saat kepala akan melewati panggul menuju posisi normal, akhirnya   terpental kembali karena ruangan panggul ibu terlalu sempit sehingga   kepala bayi sulit berputar ke arah bawah.
Pada kasus bayi kembar, kemungkinan sungsang menjadi lebih besar sebab   janin yang kepalanya berputar ke arah bawah lebih dulu akan membuat   rongga panggul ibu susah dilalui janin kembarannya. Maka, pada bayi   kembar, posisi salah satu janinnya sungsang.
Sedangkan faktor ibu, antara lain karena bentuk rahim yang tidak normal,   air ketuban yang terlalu banyak, adanya tumor, plasenta di bawah, dan   lainnya.
Penyebab Lain :
- Bobot janin relatif rendah.   Hal ini mengakibatkan janin bebas bergerak. Ketika menginjak usia  28-34  minggu kehamilan, berat janin makin membesar, sehingga tidak  bebas lagi  bergerak. Pada usia tersebut, umumnya janin sudah menetap  pada satu  posisi. Kalau posisinya salah, maka disebut sungsang.
 - Rahim yang sangat elastis.   Hal ini biasanya terjadi karena ibu telah melahirkan beberapa anak   sebelumnya, sehingga rahim sangat elastis dan membuat janin berpeluang   besar untuk berputar hingga minggu ke-37 dan seterusnya.
 - Hamil kembar. Adanya lebih   dari satu janin dalam rahim menyebabkan terjadinya perebutan tempat.   Setiap janin berusaha mencari tempat yang nyaman, sehingga ada   kemungkinan bagian tubuh yang lebih besar (yakni bokong janin) berada di   bagian bawah rahim.
 - Hidramnion (kembar air). Volume air ketuban yang melebihi normal menyebabkan janin lebih leluasa bergerak walau sudah memasuki trimester ketiga.
 - Hidrosefalus. Besarnya   ukuran kepala akibat kelebihan cairan (hidrosefalus) membuat janin   mencari tempat yang lebih luas, yakni di bagian atas rahim.
 - Plasenta previa. Plasenta   yang menutupi jalan lahir dapat mengurangi luas ruangan dalam rahim.   Akibatnya, janin berusaha mencari tempat yang lebih luas yakni di bagian   atas rahim.
 - Panggul sempit. Sempitnya ruang panggul mendorong janin mengubah posisinya menjadi sungsang.
 - Kelainan bawaan. Jika bagian bawah rahim lebih besar daripada bagian atasnya, maka janin cenderung mengubah posisinya menjadi sungsang.
 
Letak yang salah itulah yang dapat menimbulkan masalah saat ibu harus   menjalani persalinan. Dan berbeda dengan persalinan normal, pada   persalinan sungsang dibatasi waktu. Begitu badan bayi sudah keluar,   kepalanya harus dikeluarkan 4 menit kemudian. “Ini perlu dan harus   dilakukan demi keselamatan bayi. Sebab, jika terlalu lama, bayi bisa   kekurangan oksigen dan dapat menimbulkan kematian,”
Jenis Sungsang
Bila dikaitkan dengan posisi kaki bayi, ada 3 jenis sungsang, yaitu :

- Frank Breech/Letak Bokong. Letak bokong dengan kedua tungkai kaki terangkat ke atas, kadang kaki sampai menyentuh telinga.
 - Complete Breech/Letak Sungsang Sempurna.   Letak bokong di mana kedua kaki ada di samping bokong (letak bokong   kaki sempurna/lipat kejang). Seakan posisi bayi “jongkok” dengan bokong   di atas mulut rahim, lutut terangkat ke perut.
 - Incomplete Breech/Singel Footling Breech.   Bila satu kaki di atas dan kaki yang lainnya di bawah, dalam dunia   kedokteran disebut presentasi bokong kaki. Tetapi, kasus letak sungsang   jenis ini jarang ditemui.
 
MULTIPARITAS
Selain dapat terjadi secara fisiologis atau normal, sungsang dapat juga disebabkan oleh penyebab lain, diantaranya adalah :
- Kelainan dari rahim, sebut saja terdapat sekat pada rahim, bisa juga karena rahim bentuknya menyerupai angka 7
 - Ada miom dalam rahim yang mendesak
 - Adanya lilitan tali pusat sehingga bayi tidak bisa memutar
 - Placenta previa, yakni placenta yang menutupi jalan lahir
 - Kepala bayi yang terlampau besar (hidrosefalus)
 - Ukuran bayi lebih besar daripada panggul ibu
 - Kehamilan bayi kembar
 - Multiparitas, seperti kehamilan anak ke-2,3,4, dst.
 
Kongres Dokter kandungan Amerika dan Ginekologis mengatakan kelahiran bayi sungsang lebih umum terjadi, bila :
- Si ibu telah hamil sebelumnya atau ini bukan kelahiran anak pertamanya.
 - Si ibu mengandung lebih dari satu janin.
 - Sang ibu memiliki cairan ketuban terlalu banyak atau terlalu sedikit di dalam rahim.
 - Sang ibu memiliki kelainan pada bentuk rahim atau pertumbuhan yang tidak biasa seperti fibroid.
 - Plasenta ibu hamil secara keseluruhan atau sebagian menghalangi pembukaan rahim. Kondisi seperti ini disebut plasenta previa.
 - Bayi prematur.
 
SUJUD

Jika   tidak terdapat faktor risiko seperti yang disebutkan di atas, maka   kondisi sungsang dianggap sebagai sesuatu yang normal. Artinya, diyakini   dapat diupayakan untuk dilakukan pengoreksian.
Cara sederhana yang bisa Anda lakukan adalah dengan melakukan posisi   sujud. “Pada kehamilan 7-8 bulan koreksi dilakukan dengan cara ibu   berada dalam posisi sujud atau knee-chest position. Lakukan antara 5-10   menit sebanyak 2 kali sehari. Diharapkan dengan rutin melakukannya,  bayi  akan memutar ke posisi yang seharusnya”.
Biasanya para ibu yang janinnya berposisi sungsang, dianjurkan untuk   melakukan posisi bersujud, dengan posisi perut seakan-akan menggantung   ke bawah. Bila posisi ini dilakukan dengan baik dan teratur, kemungkinan   besar bayi yang sungsang dapat kembali ke posisi normal.   “Kemungkinannya kembali ke posisi normal, berkisar sekitar 92 persen.   Dan posisi bersujud ini tidak berbahaya karena secara alamiah memberi   ruangan pada bayi untuk berputar kembali ke posisi normal
Hanya saja, ia mengingatkan bahwa posisi tersebut dapat membuat ibu   merasa tidak nyaman atau sesak jika dilakukan terlalu lama. Sarannya,   berhentilah dulu setiap Anda mulai merasa tidak nyaman. Jangan   dipaksakan. Jika Anda sudah merasa lebih baik, sujud dapat dilakukan   lagi.
Lantas, bagaimana jika setelah rutin melakukan sujud si mungil tetap   berada dalam kondisi sungsang? Dokter dapat melakukan tindakan koreksi   dari luar dengan cara memutar janin hingga pada posisi yang seharusnya.   Namun, untuk melakukan tindakan ini ada sejumlah syarat yang harus   dipenuhi, seperti :
- Tidak ada lilitan tali pusat pada leher bayi
 - Tidak ada  kondisi hidrosefalus
 - Tidak ada placenta previa
 - Tidak ada miom
 - Ukuran bayi tidak lebih besar daripada panggul ibu
 
Bagaimana Cara Mendeteksi Sungsang ?
- Letak janin sungsang sudah bisa diketahui saat kehamilan berusia   tua. Caranya dengan perabaan luar melalui perut. Cara ini dilakukan   oleh dokter atau bidan. Nah, bayi akan diduga sungsang bila bagian yang   paling keras dan besar berada di kutub atas. Karena seperti kita tahu,   kepala merupakan bagian terbesar dan terkeras dari janin.
 - Melakukan perabaan perut bagian luar. Cara ini dilakukan oleh dokter   atau bidan. Janin akan diduga sungsang bila bagian yang paling keras   dan besar berada di kutub atas perut. Perlu diketahui bahwa kepala   merupakan bagian terbesar dan terkeras dari janin.
 - Melalui pemeriksaan bagian dalam menggunakan jari. Cara ini pun   hanya bisa dilakukan oleh dokter atau bidan. Bila di bagian panggul ibu   lunak dan bagian atas keras, berarti bayinya sungsang.
 - Cara lain adalah dengan ultrasonografi (USG).
 
Tindakan apa yang harus dilakukan?
Selain upaya yang dilakukan dokter, maka Anda pun bisa mengupayakan sendiri agar janin kembali ke posisi semula.
- Anda dianjurkan untuk melakukan posisi bersujud (knee chest position),   dengan posisi perut seakan-akan menggantung ke bawah. Cara ini harus   rutin dilakukan setiap hari sebanyak 2 kali, misalnya pagi dan sore.   Masing-masing selama 10 menit. Bila posisi ini dilakukan dengan baik dan   teratur, kemungkinan besar bayi yang sungsang dapat kembali ke posisi   normal. Kemungkinan janin akan kembali ke posisi normal, berkisar   sekitar 92 persen. Dan posisi bersujud ini tidak berbahaya karena secara   alamiah memberi ruangan pada bayi untuk berputar kembali ke posisi   normal.
 - Usaha lain yang dapat dilakukan oleh dokter adalah mengubah letak   janin sungsang menjadi normal dengan cara externalcephalic versin/ECV.   Metode ini adalah mengubah posisi janin dari luar tubuh sang ibu. Cara   ini dilakukan saat kandungan mulai memasuki usia 34 minggu. Sayangnya,   cara ini menimbulkan rasa sakit bahkan kematian janin, akibat kekurangan   suplai oksigen ke otaknya.
 
JANGAN MEMAKSA DAN TAHU RISIKO
Setiap ibu dipastikan menginginkan persalinan normal, hanya saja jika   sudah tiba saatnya si kecil lahir posisinya masih sungsang, walau    persalinan per vaginal bisa diusahakan tetap terdapat beberapa risiko,   seperti :
- Waktu sangat singkat. Pada persalinan normal (posisi kepala bayi   ke luar lebih dulu) waktu yang dibutuhkan untuk mengeluarkan kepala   hingga seluruh tubuhnya bisa hingga 2 jam. Sementara, pada persalinan   sungsang (posisi bokong bayi ke luar lebih dulu) hingga keseluruhan   badannya, waktu yang tersedia hanya 8 menit. Pasalnya, begitu bokongnya   ke luar, tali pusat akan terjepit –tertekan dengan kepala—karena kepala   sudah masuk panggul. “Nah, kapasitas oksigen yang dimiliki bayi hanya   cukup untuk 8 menit. Lebih dari itu, ia akan meninggal”.
 - Dikhawatirkan dapat menyebabkan perdarahan otak karena dalam waktu   singkat terjadi dekompresi. Pada persalinan normal, kepala bayi akan   beradaptasi mengikuti jalan lahir sedangkan pada persalinan sungsang   kepala bayi tidak memiliki waktu untuk beradaptasi.
 - Jika bokong bayi ke luar lebih dulu, proses melahirkan benar-benar   mengandalkan tenaga ibu sepenuhnya, dan bayi bisa terjepit di jalan   lahir. Pada persalinan normal, jika dalam proses melahirkan Anda merasa   kelelahan maka dokter dapat membantu dengan melakukan tindakan vakum   atau bayi ditarik dengan forcep.
 
Dengan sejumlah risiko seperti yang telah dituturkan di atas, itulah   mengapa banyak pasangan yang memilih jalan caesar. Bagaimana dengan   Anda?
Apa Yang Terjadi Saat Persalinan ?
Posisi janin sungsang tentunya dapat memengaruhi proses persalinan.   Proses persalinan yang salah, jelas menimbulkan risiko, seperti janin   mengalami pundak patah atau saraf di bagian pundak tertarik (akibat   salah posisi saat menarik bagian tangannya ke luar), perdarahan otak   (akibat kepalanya terjepit dalam waktu yang lama), patah paha (akibat   salah saat menarik paha ke luar), dan lain-lain. Untuk itu biasanya   dokter menggunakan partograf, alat untuk memantau kemajuan persalinan.   Jika persalinan dinilai berjalan lambat, maka harus segera dilakukan   operasi bedah sesar.
Kendati letak bayi sungsang, persalinan pervaginam masih tetap bisa   dilakukan. Yang jelas, persalinan sungsang dipengaruhi beberapa faktor. Pertama, ukuran bayi.   Bila berat bayi di atas 3,5 kg, dokter akan cenderung memilih operasi   caesar. Cara ini dipilih untuk menghindari cedera pada otot leher bayi   yang mungkin saja tersangkut dan tertarik saat persalinan normal.
Kedua, urutan kelahiran. Jika   sungsang terjadi pada anak pertama, persalinan disarankan melalui   caesar. Karena panggul ibu belum pernah melahirkan, tidak bisa   dicoba-coba untuk melahirkan dengan cara normal karena dapat   mengakibatkan cedera.
Ketiga, posisi kepala janin.   Pada janin normal, posisi kepala yang baik yaitu menunduk seperti   menghadap ke bawah. Tapi, ada kemungkinan posisi kepala janin seperti   posisi “militer”, yaitu tegak menghadap ke depan (layaknya prajurit siap   siaga). Pada janin sungsang, bila dipaksakan keluar dapat mematahkan   tulang punggung yang paling atas dan dapat mengakibatkan radang otak.   Sebab itulah sebaiknya persalinan pun dilakukan dengan jalan caesar.
Persalinan pervaginam bisa dilakukan bila tidak terdapat faktor-faktor   yang telah disebutkan di atas. “Misalnya bila bayinya kecil, panggul   luas, bayi tidak terlilit usus”
http://www.adipedia.com/2011/06/apa-itu-hamil-sungsang.html