Havana, Kuba
Senin
Havana, Kuba
Bandar udara internasional Havana, Jose Marti, seperti kotak panjang  berwarna biru tua. Jose Marti adalah pahlawan nasional Kuba. Ia  politisi, wartawan, dan penulis puisi. Lahir di Havana tahun 1853 dan  meninggal dalam pertempuran dengan tentara Spanyol tahun 1895, ucapannya  yang terkenal, "Perjuangan kemerdekaan bukanlah dengan fisik, tetapi  pembangunan budaya yang cerdas."
Dalam  perjalanan yang panas, pintu kedatangan di Bandara Jose Marti dijaga  lima perempuan muda berseragam biru-biru. Ada yang berkulit hitam legam,  merah, putih, dan kuning. Mereka adalah bagian dari warna-warni 11,3  juta orang penduduk Kuba. Mereka menggunakan bahasa Spanyol. Ramah dan  tidak terlalu ketat memeriksa pendatang.  Masalah ras di Kuba tidak  menonjol. Di tepi-tepi jalan raya bisa disaksikan orang kulit hitam  berpelukan dan berciuman dengan kulit putih. Ini pemandangan sangat  langka di Amerika Serikat atau Eropa Barat.
Dalam perjalanan dari bandara ke pusat Kota Havana, sesekali ada orang yang berdiri di tepi jalan melambaikan tangan untuk menumpang. Setiap kendaraan di sini adalah kendaraan umum, siapa saja boleh naik. Ini bagian dari hal biasa di negeri ini sejak Fidel Castro mengumandangkan komunisme pada 1961. Hanya artis dan olahragawan saja yang diperkenankan pemerintah memiliki kendaraan pribadi. Maka, banyak orang Kuba yang berusaha menjadi penyanyi, penari, atau pekerja seni lainnya.
Havana terdiri dari Havana Baru dan Havana Tua (Old Havana atau Habana la Vieja). Havana tua dinyatakan sebagai situs warisan dunia oleh badan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Di Havana Tua, tampak deretan rumah susun penduduk dan bersisian dengan gedung-gedung tua yang dibangun pada masa penjajahan Spanyol. Hampir semua kantor pejabat pemerintah ada di kawasan ini. Setiap hari di kawasan ini berseliweran wisatawan asing dari seluruh dunia. Jumlah turis yang masuk ke Kuba
Bisnis wisatawan asing ini menyumbang sekitar 41 persen pendapatan negara. Pemasukan ke negara di bidang wisata ini telah mengesampingkan pendapatan dari ekspor gula, tembakau, dan cerutu. Di Havana Baru dan Havana Tua ada yang tetap sama. Puluhan taman dan hutan kota dengan pepohonan yang rimbun (banyak yang sudah hidup puluhan tahun) tidak diganggu pemerintah.
Jalan-jalan  raya di Havana baru dan lama jarang terjadi kemacaetan lalu lintas.  Tidak pula pernah terdengar suara sirine mobil pengawal para pejabat  negara. Bahkan, Castro pun jarang sekali keluar dari tempat tinggal atau  istananya dengan pengawalan seperti itu. Di Havana jarang diketemukan  gambar Fidel Castro di tempat umum.
Di salah satu bagian dari pantai di Havana menempel jalan raya dan tembok beton. Tembok beton itu bisa untuk jalan kaki atau berlari-lari. Dari pantai itu bisa dilihat benteng kuno dari masa penjajahan Spanyol, Castillo Del Morro de La Habana.
Dekat benteng itu ada rumah makan sederhana. Di situ ada kelompok musik dan penyanyi Havana Soul. Mereka menyanyi dan menari tanpa pengeras suara. Kelompok musik seperti itu sangat banyak di Kuba. Mereka bukan hanya mengamen, tetapi juga jual VCD atau kaset hasil rekaman mereka.
Di antara deretan gedung-gedung kuno bersejarah di Havana Tua, selain ada puluhan kafetaria yang aromanya pesing sekali, juga ada gedung pabrik cerutu berwarna merah tua, Patagas Real Fabrica. Di seluruh Kuba ada sekitar 40 pabrik cerutu. Cerutu kini bukan sekadar ikon Kuba, tetapi sebagai salah satu daya tarik wisatawan. Patagas Real Fabrica, berdiri tahun 1845, atau 161 tahun lalu. Pabrik ini sekarang punya 700 pekerja yang setiap hari bekerja dari pagi hingga petang.
Di setiap sudut jalan Havana baru dan lama, orang menyanyi dan menari. Hidup di sana seperti dalam pesta. Pengarang novel dan pemenang Nobel kesusasteraan asal AS, Ernest Hemingway, yang pernah tinggal di Havana 22 tahun (1939-1961), pernah mengatakan, Havana adalah tempat tinggalnya yang sejati. "Havana adalah salah satu kota terindah di dunia, lebih indah dari Venesia atau Paris," ujarnya yang dimuat dalam buku wisata La Cultura Cubana.
Dalam  perjalanan yang panas, pintu kedatangan di Bandara Jose Marti dijaga  lima perempuan muda berseragam biru-biru. Ada yang berkulit hitam legam,  merah, putih, dan kuning. Mereka adalah bagian dari warna-warni 11,3  juta orang penduduk Kuba. Mereka menggunakan bahasa Spanyol. Ramah dan  tidak terlalu ketat memeriksa pendatang.  Masalah ras di Kuba tidak  menonjol. Di tepi-tepi jalan raya bisa disaksikan orang kulit hitam  berpelukan dan berciuman dengan kulit putih. Ini pemandangan sangat  langka di Amerika Serikat atau Eropa Barat.Dalam perjalanan dari bandara ke pusat Kota Havana, sesekali ada orang yang berdiri di tepi jalan melambaikan tangan untuk menumpang. Setiap kendaraan di sini adalah kendaraan umum, siapa saja boleh naik. Ini bagian dari hal biasa di negeri ini sejak Fidel Castro mengumandangkan komunisme pada 1961. Hanya artis dan olahragawan saja yang diperkenankan pemerintah memiliki kendaraan pribadi. Maka, banyak orang Kuba yang berusaha menjadi penyanyi, penari, atau pekerja seni lainnya.
Havana terdiri dari Havana Baru dan Havana Tua (Old Havana atau Habana la Vieja). Havana tua dinyatakan sebagai situs warisan dunia oleh badan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Di Havana Tua, tampak deretan rumah susun penduduk dan bersisian dengan gedung-gedung tua yang dibangun pada masa penjajahan Spanyol. Hampir semua kantor pejabat pemerintah ada di kawasan ini. Setiap hari di kawasan ini berseliweran wisatawan asing dari seluruh dunia. Jumlah turis yang masuk ke Kuba
Bisnis wisatawan asing ini menyumbang sekitar 41 persen pendapatan negara. Pemasukan ke negara di bidang wisata ini telah mengesampingkan pendapatan dari ekspor gula, tembakau, dan cerutu. Di Havana Baru dan Havana Tua ada yang tetap sama. Puluhan taman dan hutan kota dengan pepohonan yang rimbun (banyak yang sudah hidup puluhan tahun) tidak diganggu pemerintah.
Jalan-jalan  raya di Havana baru dan lama jarang terjadi kemacaetan lalu lintas.  Tidak pula pernah terdengar suara sirine mobil pengawal para pejabat  negara. Bahkan, Castro pun jarang sekali keluar dari tempat tinggal atau  istananya dengan pengawalan seperti itu. Di Havana jarang diketemukan  gambar Fidel Castro di tempat umum.Di salah satu bagian dari pantai di Havana menempel jalan raya dan tembok beton. Tembok beton itu bisa untuk jalan kaki atau berlari-lari. Dari pantai itu bisa dilihat benteng kuno dari masa penjajahan Spanyol, Castillo Del Morro de La Habana.
Dekat benteng itu ada rumah makan sederhana. Di situ ada kelompok musik dan penyanyi Havana Soul. Mereka menyanyi dan menari tanpa pengeras suara. Kelompok musik seperti itu sangat banyak di Kuba. Mereka bukan hanya mengamen, tetapi juga jual VCD atau kaset hasil rekaman mereka.
Di antara deretan gedung-gedung kuno bersejarah di Havana Tua, selain ada puluhan kafetaria yang aromanya pesing sekali, juga ada gedung pabrik cerutu berwarna merah tua, Patagas Real Fabrica. Di seluruh Kuba ada sekitar 40 pabrik cerutu. Cerutu kini bukan sekadar ikon Kuba, tetapi sebagai salah satu daya tarik wisatawan. Patagas Real Fabrica, berdiri tahun 1845, atau 161 tahun lalu. Pabrik ini sekarang punya 700 pekerja yang setiap hari bekerja dari pagi hingga petang.
Di setiap sudut jalan Havana baru dan lama, orang menyanyi dan menari. Hidup di sana seperti dalam pesta. Pengarang novel dan pemenang Nobel kesusasteraan asal AS, Ernest Hemingway, yang pernah tinggal di Havana 22 tahun (1939-1961), pernah mengatakan, Havana adalah tempat tinggalnya yang sejati. "Havana adalah salah satu kota terindah di dunia, lebih indah dari Venesia atau Paris," ujarnya yang dimuat dalam buku wisata La Cultura Cubana.


0 komentar to “Havana, Kuba”