Jembatan Akar, Painan

Kamis



Jembatan Akar, Painan

Masyarakat di sekitar Jembatan Akar Painan meyakini barangsiapa yang penuh dengan keyakinan mandi di Sungai Batang Bayang dengan posisi tepat di bawah jembatan akan mudah mendapatkan jodoh. Benarkah? “Banyak yang sudah membuktikan,” ujar Eri M, salah satu pengunjung yang datang ke jembatan yang berumur ratusan tahun ini.



Jembatan Akar Painan menjadi keunikan tersendiri bagi pesona alam Sumatera Barat. Jembatan sepanjang 10 meter dan lebar 1 meter ini terbuat dari pertautan akar dua pohon beringin yang berada di dua sisi tebing yang saling berhadapan.

Jembatan ini menghubungkan Dusun Pulut-Pulut dan Lubuk Silau di Koto Bayang di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) yang terpisah oleh Sungai Batang Bayang yang permukaannya terletak sekitar 5-6 meter dari dasar jembatan. Air sungai ini berasal dari air Danau Si Kembar yang berada di kawasan Kabupaten Solok. Di tepi sungai terdapat bebatuan besar yang cocok untuk bersantai.



Menurut cerita masyarakat setempat, awalnya kedua dusun itu hanya dihubungkan dengan jembatan gantung dari bambu. Konon tokoh adat di kawasan itu yang bernama Pakih Sokan menanam dua pohon beringin di kedua tebing yang saling berhadapan. Pakih Sokan bernazar akan menggelar ritual siram darah kambing jika akar-akar kedua pohon beringin itu menyambung.

Setelah waktu berselang, entah bagaimana, akar kedua pohon beringin itu pun saling bertaut dan Pakih Sokan pun sangat bersuka cita. Lantas, Pakih Sokan menepati janjinya dan menggelar ritual potong kambing serta menyiram pertautan akar itu dengan darah kambing setiap tahunnya.

“Supaya tak angker juga, kata beliau,” ujar Ibu Darwanis sambil menyeduh kopi dan teh yang dipesan oleh pengunjung lain.

Namun, hubungan antara sejarah jembatan ini dengan mitos enteng jodoh tak terlalu jelas. Ibu Darwanis menduga, mitos tersebut timbul karena ketakjuban masyarakat terhadap pertautan akar dua pohon beringin yang terletak berseberangan bahkan menjadi sangat kokoh hingga bisa dilalui.

Ibu Darwanis sudah puluhan tahun berjualan makanan dan minuman ringan di kawasan wisata ini, tepatnya di sisi Dusun Lubuk Silau. Warung Ibu Darwanis bahkan terletak di atas bebatuan besar di tepi Sungai Batang Bayang. Sambil bersantai di warung Ibu Darwanis, pengunjung juga dapat menikmati keceriaan anak-anak kampung setempat yang sedang mandi di sungai atau berlompatan ke dalam sungai dari sisi tebing.

Menurut Ibu Darwanis pula, kawasan ini ramai dengan pengunjung pada high season. Selain ramai dengan pengunjung, kios-kios di sisi jembatan juga penuh dengan para penjual yang menjajakan berbagai cendera mata.

Kawasan yang telah ditetapkan menjadi obyek wisata ini terletak 65-70 km ke arah selatan Kota Padang tau 15 km dari Painan, ibukota Kabupaten Pessel. Perjalanan akan melewati Teluk Bayur, pelabuhan legendaris di Sumatera Barat. Dari Simpang Bayang, perjalanan diteruskan sekitar 1 km lagi untuk mendapati lokasi jembatan akar. Selain menggunakan kendaraan pribadi, lokasi ini dapat ditempuh pula dengan menggunakan angkutan.

Proses dari dan menuju obyek wisata ini meninggalkan kesan yang tak mengecewakan pula. Di kiri dan kanan jalan terhampar sawah penduduk yang hijau dan terusan Sungai Batang Bayang dengan nyiur melambai di sepanjang tepinya.

Artikel Lainnya



0 komentar to “Jembatan Akar, Painan”

Bebas Berkomentar..