Ladyguard, Di Kairo
Kamis
Ladyguard, Di Kairo

Lebih Nyaman Dikawal Ladyguard
KAIRO - Bodyguard  perempuan menjadi bisnis yang menguntungkan di negara konservatif Mesir,  ketika kaum hawa dari kalangan jetset membutuhkan jasa mereka. Aktris,  diva pop, putri raja, dan pengusaha wanita memilih "tukang pukul" cewek.
Pasalnya, berdekatan dengan  laki-laki masih menjadi hal tabu, sesuai dengan nilai moral masyarakat  setempat. Berbeda dengan negara tetangganya Libya, dimana sang pemimpin  tertinggi Moamar Khadafi mempunyai kelompok bodyguard wanita yang  dikenal dengan sebutan Amazon.
Para pengawal pribadi nan  cantik-cantik dari Mesir itu dibekali kemampuan bela diri. Secara  regular mereka berlatih aikido di sebuah gym di Kairo. Di antara  sejumlah "ladyguard" itu, salah seorang adalah Dawlat al-Amine. Dibalut  kostum serbahitam, gerakannya yang tangkas saat berlatih menunjukkan  bahwa dia memang punya kapasitas untuk melindungi wanita Negeri Piramida  yang memilih berkarir untuk mencapai ketenaran dan kesuksesan. "Saya  senang dengan gagasan melindungi orang-orang penting dan mampu  melindungi diri saya sendiri setiap saat," ungkap Amine.
Meski Amine, 20, mengenakan  kerudung, namun tutup kepala khas muslimah tersebut tidak diwajibkan  sebagai seragam untuk semua ladyguard. Menurutnya profesi perempuan  pengawal pribadi telah memberinya status tersendiri di tengah masyarakat  yang masih didominasi perlakuan diskriminasi oleh kaum laki-laki atau  menjadi korban kekerasan.
Saat ini ada 300 ladyguard yang  terdaftar dalam perusahaan tersebut. Semuanya telah dibekali latihan  bela diri dan kemampuan pengawasan statis.  Amani Mahmoud, ladyguard  lain, mempelajari ilmu tali temali di pusat kebugaran Heliopolis tempat  dimana Amine biasa berlatih. "Ini ide baru. Mengapa selalu laki-laki  yang mendapat kesempatan? Saya memutuskan untuk terjun ke dunia ini  (ladyguard) untuk membuktikan bahwa saya juga bisa seperti mereka dan  sekarang saya sangat menikmatinya," ujarnya.  "Saya bisa beraktivitas  dengan bebas baik di dalam ataupun di luar kantor," tandasnya.
Wanita 21 tahun tersebut  menambahkan tidak mudah membujuk keluarganya agar menyetujui  keputusannya berkiprah sebagai ladyguard. "Banyak tentangan yang saya  hadapi khususnya, dari ayah saya yang mengatakan "kamu tidak akan mampu  melindungi dirimu sendiri. Tapi saya sudah buktikan kalau saya bisa dan  saya bahkan lebih berani daripada pria," katanya.
Dia ikut rekrutmen setelah  melihat iklan lowongan yang dipasang secara regular di media Mesir.  Falcon mensyaratkan pelamar haruslah berusia 20-35 tahun, berpendidikan  cukup, dan memiliki dasar ilmu bela diri. Mereka akan melalui tes  kesehatan dan psikologi, termasuk harus lolos tes manajemen konflik.
"Kamilah yang pertama mendirikan  perusahaan jasa ladyguard, karena beberapa alasan. Misalnya, wanita  Mesir saat ini sudah mampu berkiprah di berbagai bidang. Mereka menjadi  pengusaha, pengacara, hakim, atau bahkan petugas perkawinan," ujar  Direktur Managing Falcon grup Cherif Khaled, perusahaan jasa ladyguard  yang didirikan tiga tahun lalu.      
Karena melayani perempuan kelas  atas itulah, perusahaan juga mengajarkan bahasa pengantar internasional.  "Kalau klien kami akan pergi ke luar negeri, kami harus membekali para  ladyguard ini dengan Bahasa Inggris," tambah Manajer Humas Mohammed  Salah.
Khaled menambahkan, meski kaum  wanita sudah mampu menerobos dominasi laki-laki, dalam tradisi Mesir,  mereka tetap saja memegang teguh norma yang berlaku. "Pada akhirnya,  kami tetap saja bagian dari masyarakat Timur Tengah. Saat seorang wanita  harus melewati pintu pemeriksaan, dia akan lebih nyaman diperiksa oleh  wanita daripada laki-laki," katanya. "Kalau urusannya antara sesama  wanita, semuanya akan lebih mudah," tandasnya.
Falcon grup, adalah anak  perusahaan bank CIB Mesir yang menyediakan 3.800 personel keamanan untuk  kepentingan pribadi dan perusahaan. Pada 2008 perusahaan tersebut  membukukan keuntungan USD 2,3 juta (sekitar Rp 59,4 miliar).


0 komentar to “Ladyguard, Di Kairo”