Kepemilikan Senjata Api Di Swiss
|
Sejak 1815, Swiss belum pernah terlibat perang, ia memiliki tradisi yang cukup lama sebagai negara netral. Karena negaranya kecil, maka seluruh warga dilibatkan sebagai tentara melalui wajib militer, seluruh pria adalah tentara dan setiap keluarga memiliki senjata api. Hingga kini, rakyat Swiss yang memiliki senjata api pribadi sekitar 2,3 juta pucuk, 1,7 juta diantaranya merupakan senpi (senjata api) militer pembagian dari negara.
Namun Miss Gallade, anggota Dewan Nasional Partai Sosial Demokrat beranggapan, senjata api yang disimpan di lemari pakaian atau basemen (ruang bawah tanah) merupakan bahaya laten, terutama bagi perempuan dan anak-anak. Di samping itu, Swiss merupakan negara dengan angka bunuh diri menggunakan senpi paling banyak di Eropa. Organisasi dokter juga beranggapan mengurangi kepemilikan senjata api pribadi bisa menurunkan angka bunuh diri.
Itulah sebabnya, proposal pengelolaan terpadu senjata api militer yang diusung Partai Sosial Demokrat dan Miss Gallade sebagai salah satu penggagas proposal tersebut mengusulkan pemerintah menarik balik persenjataan militer yang berada di tangan rakyat dan akan dikelola satu atap, sekaligus meminta orang yang berkeinginan terus memiliki senjata agar menyiapkan bukti kebutuhan dan kemampuan penguasaan atas senpi, dengan demikian dapat menurunkan angka kekerasan.
Akan tetapi bagi orang Swiss yang sudah menganggap menembak merupakan kegiatan tradisi dan hobi dikala senggang, proposal tersebut tidak meyakinkan. Swiss memiliki sekitar 3.500 klub menembak dengan 200.000 anggota. Demi melindungi tradisi menembak, orang Swiss, termasuk anak-anak, sangat trampil dan berhati-hati dalam penggunaan senjata.
Bertoluzzi anggota parlemen dari Partai Rakyat beranggapan, senjata hanyalah semacam perkakas saja, tak bisa begitu saja mevonisnya sebagai sumber masalah. Maka itu, pengelolaan terpadu senpi juga hanya mampu mempertahankan keamanan permukaan saja. Landolt, anggota Dewan Nasional juga menyatakan, ia menghormati permohonan proposal, namun persis seperti orang tidak bisa melalui pengelolaan terpadu atas kendaraan bermotor untuk menghindari kecelakaan lalu lintas, maka metode pengelolaan terpadu atas senpi tidak bisa menuntaskan permasalahan.
18 Juni 2010, Dewan Nasional Swiss melaksanakan voting atas proposal pengelolaan terpadu senpi militer yang diajukan oleh Partai Sosial Demokrat, proposal ditolak dengan hasil voting: 66 pro dan 103 kontra. Proposal tersebut sebelumnya juga telah ditolak Dewan Federal Swiss. Selanjutnya Pengadilan Federal akan melakukan voting selama sidang Majelis Parlemen musim gugur ini yang hasil akhirnya bakal ditentukan sesudah melalui referendum pada musim semi 2011.
Meski orang yang menentang menduduki mayoritas, tetapi masih terdapat sejumlah penduduk Swiss menyerahkan senpi mereka untuk disimpan di Gudang Persenjataan Negara secara sukarela. Menurut pengungkapan Menteri Pertahanan, dewasa ini berbagai negara bagian di Swiss telah menerima penyerahan 20.000 pucuk senpi, sekitar 1% dari jumlah total.
Realitanya Swiss adalah salah satu negara dengan angka kriminalitas terendah dan paling aman di dunia. Swiss juga salah satu negara paling makmur dan perekonomian termaju serta tingkat kehidupan tertinggi di dunia.
Pengelolaan senpi Swiss memberi inspirasi besar, di mana stabilitas dan perdamaian sebuah negara juga telah mendorong penyelesaian pengelolaan negara. Justru sama dengan yang dikatakan orang China kuno: “Menyembuhkan permukaan tapi bukan pokok permasalahan.” Standar moralitas sebuah negaralah yang baru bisa mewujudkan taraf keamanan negara itu sendiri.
Tidak seperti di RRC yang memiliki banyak sekali polisi anti huru-hara, Keamanan Nasional, Satpol PP dan pasukan militer. Rakyat dari sebuah negara yang betul-betul menjalankan supremasi hukum para penduduknya bisa patuh pada hukum, tidak terlalu banyak kesulitan di masyarakat, maka itu tidak dibutuhkan lagi pasukan dan polisi yang banyak untuk mempertahankan stabilititas.
Orang China daratan sewaktu ikut tur di negara Eropa Tengah, pasti merasakan di jalan raya tidak begitu terlihat kehadiran polisi, juga tidak terlihat jendela teralis besi anti maling dan sejenisnya. Terutama pertokoan di banyak kota seperti di Swiss, AS, Austria dan lain-lain. Pada malam hari setelah tutup toko, lampu toko bersinar terang benderang, etalase yang ditata dengan apik sangat mencolok, ini membuat orang China terbelalak kaget dan tidak mengerti kenapa tidak dikunci mati dengan menggunakan jendela atau pintu anti maling.
China setelah di bawah penguasaan PKC selama puluhan tahun, standar akhlak telah mencapai tepi kehancuran, kontradiksi masyarakat semakin bertambah, ketidak-puasan sangat besar, seluruh masyarakat bagaikan sebuah gunung berapi yang setiap saat bisa meletus. Sulit dibayangkan, jika setiap keluarga di China dibagikan sepucuk senpi seperti di Swiss, akan berakhir seperti apa. Ada yang memperkirakan tidak sampai 2 hari birokrat tingkat kabupaten bakal habis, tingkatan provinsi tidak sampai 1 minggu.
Mengenai pemerintah pusat bisa bertahan berapa lama, pastilah Anda bisa membayangkannya.
0 komentar to “Kepemilikan Senjata Api Di Swiss”
=