Nabi Khaidir, Dimesjid Sunan Ampel ??

Kamis



Nabi Khaidir, Dimesjid Sunan Ampel ??



Selasa, 6 Juli 2010 sekitar jam 09.10 WIB saya bertemu dengan ustadz saya yang mau rekaman dakwah di salah satu radio swasta tempat saya bekerja, setelah itu iseng-iseng saya nanya sama Pak Ustadz, 'Pak Ustadz menurut bapak, apakah nabi Khidir masih hidup ?'. Beliau malah balik nanya ke saya, ' Apa anda ingin bertemu dengan Khidir ?'.

Wah, terus terang saya penasaran. Saya tanya kembali, ' Bagaimana caranya ?'. Pak Ustadz pun menjawab dengan penuh keyakinan, ' Datang saja ke Masjid Sunan Ampel, setiap malam Jum'at Kliwon, nabi Khidir sering menampakkan diri di sana sedang shalat.'.

' Hah...!!! Subhanallah...!!!, jerit saya terperangah. 'Benarkah itu , pak Ustadz ???'.

Pak Ustadz menjawab, 'Benar !!! Khidir sholat di shaf pertama di Masjid Ampel dan selalu berada di pojok sebelah kanan.


Blogger yang budiman....

Beliau memberikan ciri-ciri nabi Khidir adalah, wajahnya amat sangat tampan, dengan telapak tangan yang amat sangat halus. Dan saking halusnya, sampai ketika kita berjabat tangan (moga2 ketemu) serasa tangan nabi Khidir tidak bertulang, kenyal. Menurut beberapa riwayat, jempol tangan kanan nabi Khidir tidak bertulang. Namun pengalaman dari yang pernah bertemu (ceritanya ustadz saya), tangannya sangat halus.

Beliau memberitahu saya, jika nabi Khidir menjumpai seseorang, justru nabi Khidir dulu yang uluk (memberi) salam penghormatan kepada orang itu. Maka siapapun orangnya yang ditemui sama nabi ini, akan sangat kaget sekali. Namun, lagi lagi ..... ada beberapa persyaratan yang membuat saya kurang percaya diri dengan hasrat yang sudah menggebu-gebu ingin bertemu nabi Khidir ini, adalah (katanya pak ustadz) kita harus memiliki lelakon (perilaku) yang bersih, baik hati, pikiran, dan harta benda dan semuanya. Bahkan, jika orang itu sudah seperti itupun terkadang harus bersabar, karena tidak serta merta nabi Khidir datang menemuinya, walaupun orang itu sudah sering mondar-mandir setiap malam jumat kliwon di masjid Ampel.

Dan dahsyatnya lagi, jika seseorang bertemu nabi Khidir maka setiap permintaannya (insya Allah) akan terkabul. (Saya mengambil kata Insya Allah bukan Insya Allah nya orang jaman sekarang yang sering ngawur atau ngga menepati janji, tetapi adab nya adalah seperti ini). Sementara itu, jika tiba saatnya seseorang itu bertemu nabi Khidir maka tentu saja (kata pak ustadz), orang ini sudah memiliki tingkat kesufian yang luar biasa. Namun katanya, ketika orang ini sudah bertemu nabi Khidir maka permintaannya menjadi lupa karena aura kesufian nabi, bahkan kalaupun dalam posisi sadar, dia tidak akan minta macam-macam karena tingkat kesufiaannya sudah merubah keinginannya kepada dunia ini.

Teman-teman....

Saya lalu berteori dengan pak Ustadz. Jika memang iya nabi Khidir setiap malam Jumat Kliwon shalat di shaf paling depan di masjid Ampel, berarti hanya orang-orang yang di ijinkan Allah (karena amal baiknya) saja yang bisa melihat nabi Khidir shalat, donk ? Pak Ustadz pun menjawab, " Tidak, semua orang bisa melihat bahwa shaf shalat paling depan rapat dan tidak ada celah buat setan pun disitu".

Lalu artinya, kita termasuk saya bisa melihat nabi Khidir sedang shalat, begitu pak Ustadz ?

'Yah...wallahu alam, meski melihat namun bukankah sholat itu pandangan kita arah sujud ? Kalau begitu sholatnya gak tuma'ninah dong..., 'cetus pak Ustadz sambil tertawa.

Sedianya, saya ingin sekali bertanya kepada pak Ustadz, apakah dengan bercerita seperti ini pak Ustadz pernah bertemu dengan nabi Khidir, namun niat ini saya urungkan karena merasa tidak enak.

Dan dari sorot matanya, pak Ustadz sepertinya tahu jalan pikiran saya dan beliau berkata, ' Kalau mau ketemu nabi Khidir juga tidak usah shalat jauh-jauh ke masjid Ampel, Wonokromo-Surabaya..., karena dirumahpun kamu bisa ketemu nabi Khidir '.

'Hah !!! masa pak Ustadz ?', teriak saya kembali.

Tapi sayang, waktu perbincangan kami terpotong, karena waktu buat take voice sudah masuk. Jadi akhirnya saya mempersilahkan pak Ustadz untuk recording terlebih dulu.

Lalu saya berpikir, kenapa harus di Masjid Ampel ? Kenapa nabi Khidir juga tidak shalat di masjid lainnya ? Saya lalu berusaha mencari tahu siapa sebenarnya Sunan Ampel itu. Dan ternyata, sunan ini adalah Maulana Malik Ibrahim yang dilahirkan tahun 1401 Masehi di Campa dan menyebarkan Islam ketika masa-masa kejayaan Majapahit. Meski begitu, tidak ada gesekan SARA kala itu, karena kelembutan dan kesufian Maulana Malik Ibrahim dalam merangkul masyarakat sekitar daerah Ampel Denta, wilayah yang dihadiahkan ke sunan ini dari Raja Majapahit. Beberapa sejarah mencatat sunan sufi ini masuk ke Jawa tahun 1443 Masehi bersama adiknya Sayid Ali Murtadho.

Pantas saja, mungkin karena kesufian beliau sehingga nabi Khidir tertarik shalat di Masjid Ampel.

Wallahu Alam....

Artikel Lainnya