Hongkong City

Selasa



Hongkong City

Hongkong, A City Never Sleep...Memang julukan itu tepat diberikan pada kota bekas jajahan Inggris ini. Betapa tidak, kota ini selalu disibukkan dengan ingar-bingar kehidupan, mulai fajar merekah hingga malam menjelang. 


Maklum saja, kota berpenduduk 7 juta jiwa ini merupakan salah satu pusat segala kegiatan di kawasan Asia. Bukan hanya pusat perdagangan, Hong Kong juga terkenal dengan pusat mode dan industri di Asia. Namun, keindahan Hong Kong tidak hanya berhenti pada aktivitas itu semata. Di balik hirukpikuknya, ternyata Hong Kong menyimpang segudang pesona yang mengundang kekaguman wisatawan. 

Daerah Administratif Khusus Hong Kong merupakan satu dari dua daerah yang merupakan bagian dari negara Republik Rakyat China, satunya lagi adalah Makau. Pada 1 Juli 1997, daerah ini secara resmi diserahkan Pemerintah Inggris kepada China.

Hong Kong menikmati otonomi dari Pemerintah RRC seperti pada sistem hukum, mata uang, bea cukai, imigrasi, dan peraturan jalan yang tetap berjalan di jalur kiri. Hong Kong terdiri dari Pulau Hong Kong, Kowloon, dan New Territories jika diurutkan dari selatan. Di sebelah utara New Territories terdapat Kota Shenzhen di seberang Sungai Sham Chun (Sungai Shenzhen).

Hong Kong memiliki 236 pulau di Laut China Selatan. Di mana Pulau Lantau merupakan pulau terbesar, dan Pulau Hong Kong yang kedua terbesar dengan populasi terbesar. Pulau yang paling padat adalah Ap Lei Chau. Semenanjung Kowloon menempel ke New Territories di utara, dan New Territories menempel ke Tiongkok daratan di seberang Sungai Shenzhen. 

Hong Kong memiliki perpaduan topografi yang sempurna. Perbukitan berada di tengah-tengah kota ini. Kemudian dikelilingi dengan kemegahan gedung-gedung pencakar langit, dengan ratusan jalan layang (flyover) yang membelah kota, dan terakhir dibatasi pantai nan indah.

Perpaduan unik inilah yang justru menjadi daya tarik wisatawan, selain penataan kota yang cukup rapi, bersih, dan teratur. Ditambah lagi, perpaduan seni pengelolaan kota antara barat dan timur menjadikan Hong Kong memiliki ciri khas tersendiri. 

Begitu menginjakkan kaki di Hong Kong, akan terasa nuansa kota bisnis dan perdagangan. Deretan pertokoan dan perkantoran yang menjulang tinggi akan menemani jalan kaki kita menikmati suasana kota yang tidak pernah tidur ini. Bagi para pencinta shopping, akan dipuaskan dengan segala macam barang kebutuhan kelas dunia di kota ini. Semua barang dagangan tersaji di deretan pertokoan itu.

Meski demikian, tidak ada kesan kumuh yang bisa tergambarkan dari kota ini. Bersih dan rapi, hanya gambaran itulah yang bisa terucap. Tidak ada sampah berserakan, apalagi puntung rokok bertebaran di jalanan. Terlebih saat menyusuri jalanan di Kota Hong Kong, kesan rapi dan bersih akan semakin terlihat.

Jalanan Hong Kong tidak selebar di Jakarta. Hanya terdiri atas ruas jalan berlawanan arah yang tidak terlalu lebar, berukuran sekitar 4 meter per ruas jalan. Tepat di sampingnya ada trotoar yang berukuran dua meter bagi para pejalan kaki. Disambung kemudian, gedung-gedung pencakar langit yang mengesankan sempitnya tata ruang Hong Kong. 

Meski terkesan sempit, tidak ada kesan semrawut dalam penataannya. Tidak ada macet, polusi, atau bahkan antreanpanjang angkutan kota (angkot). Sekelas taksi pun, tidak diperkenankan berhenti terlalu lama di ruas-ruas jalan itu. Taksi hanya diperkenankan berhenti untuk menaikkan dan menurunkan penumpang saja.

Begitu tertib sehingga membuat kesan sempit menjadi luas dan lapang. Tidak ada angkutan kota (angkot), maupun motor beroda dua.Yang ada hanya taksi, sejenis busway, dan trem. Motor beroda dua yang diizinkan pun harus berkategori motor gede dengan volume di atas 500 cc.

Kecanggihan teknologi di HongKong terlihat dari pembangunan gedung-gedung pencakar langitnya. Sangat mengagumkan ketika melihat sekelompok gedung pencakar langit bertengger di lereng-lereng perbukitan Kota Hong Kong. Dengan ketinggian gedung yang bisa dikatakan hampir mengalahkan tinggi bukit itu sendiri, teknologi yang luar biasa. Belum lagi, gondola-gondola yang bertebaran di atas puncak bukit-bukit kota itu. Gondola ini merupakan salah satu sarana transportasi yang menghubungkan puncak antarbukit di Hong Kong. 

Namun, begitu sedikit menepi, memasuki zona pantai dan lautan kota ini, kesan megah sedikit hilang. Justru kesan klasik yang terlihat di sana. Pantai-pantai Kota Hongkong dihiasi dengan berbagai perahu tradisional, baik itu milik nelayan, maupun khusus disediakan untuk turis. Berbagai pelabuhan pendaratan perahupun sudah disiapkan di berbagai lokasi pariwisata. Dengan begitu, akan memudahkan para wisatawan yang akan berkunjung dari satu lokasi wisata ke lokasi lainnya menggunakan perahu. 

Ditambah lagi, beberapa lokasi yang tetap dipertahankan ketradisionalannya, seperti kampung nelayan dan pasar tradisional Lei Yu Wan. Meski dikatakan tradisional, tetap terkesan modern. Tidak ada bau amis ataupun becek di kampung itu. Meski para warganya juga menjual berbagai macam hasil laut seperti ikan, udang, dan kerang. Namun, ada sedikit perbedaan penyajian penjualan di pasar tradisional itu dengan pasar-pasar tradisional di Indonesia. Hasil laut disana dijual secara hidup dan ditempatkan di akuarium-akuarium khusus. Kebersihan pun tetap dijaga sehingga akan membuat pengunjung nyaman. 
Anda berencana ke Hong Kong tahun ini? Ada sejumlah hal penting yang perlu Anda perhatikan agar perjalanan Anda ke daerah bekas koloni Inggris itu yang telah menjelma menjadi salah satu pusat keuangan dunia itu lebih mengasyikan. 

Periksa ke tourist board untuk mendapatkan informasi aktivitas yang menyenangkan.
Tawaran yang tersedia sangat beragam, mencakup kelas feng shui, tai chi, dan apresiasi teh, bahkan perjalanan gratis memancing di atas kapal layar khas Cina yang telah direstorasi, Duk Ling (bawa passport Anda untuk membuktikan bahwa Anda bukan orang lokal).

Gunakan MTR (Mass Transit Railway).
Tidak banyak kota di dunia yang punya sistem metro seefisien, dapat diandalkan, bersih, lengkap dengan petunjuk-petunjuk yang mudah dipahami pengguna (user-friendly) seperti Mass Transit Railway di Hong Kong. Semua rambu dan peta dalam bahasa Kanton dan Inggris, dan enam jaringan kereta api yang ada siap melayani Anda menjelajahi seluruh pelosok Hong Kong dan semenanjung Kowloon.

Selalu ingat landmarks suatu tempat.
Jika Anda berada di Pulau Hong Kong dan merasa kehilangan orientasi, ingatlah bahwa Pelabuhan Victoria berada di utara, Kowloon di selatan.

Anda juga dapat menggunakan pegunungan di pulau itu sebagai patokan; Distrik Sentral membelakangi turunan Puncak Victoria, maka distrik-distrik di selata -Midlevels dan Peak- lihatlah ke bawah.

Berburu barang antik.
Meskipun undang-undang Cina daratan melarang setiap barang berusia lebih dari 120 tahun keluar dari Cina, Hong Kong tidak mengikuti aturan itu. Anda tidak melanggar hukum jika membawa pulang ke rumah harta benda antik kesukaan Anda.

Berkunjung ke penjahit. Perjalanan ke Hong Kong rasanya belum lengkap tanpa berkunjung ke penjahit. Sering kali dalam sebuah tempat jahit yang begitu sederhana dan penuh serakan kain, tercatat pelanggan terhormat semacam David Bowie, Kate Moss, Jude Law, dan Queen Elizabeth II.

Berikan cukup waktu untuk mendapatkan jass yang Anda inginkan. Biasanya perlu enam hari atau lebih untuk menjahitkan jas yang indah dan berkualitas. Ada ungkapan, berhati-hatilah namun jangan lalu tidak mempertimbangkan keberadaan "24-hour tailors". Para perajin Hong Kong yang paling terkenal dapat menciptakan jas dalam sehari.

Makan dim sum.
Kota ini terkenal dengan varian dim sumnya yang tak terhingga.

Makan hiu?
Aduh, ga usah deh! Hong Kong merupakan pasar dari sekitar 50% perdagangan hiu di dunia. Sup hiu yang luar biasa mahal, dipercaya oleh orang lokal punya khasiat merangsang nafsu seks (aphrodisiac), dimasak bersama pectal, tulang belakang dan sirip ekor bagian bawah sang monster. Ini bukan hanya isu moral dan lingkungan yang menjadi masalah, rasa sup ini sendiri tidak terlalu mengundang selera. Beli sup hiu hanya salah satu acara buang-buang uang di dunia kuliner. Jadi, mending gah usahlah ya!

Artikel Lainnya