Hukuman Sadis Dalam Sejarah Kekaisaran Cina
 
Dalam  sejarah hukuman kuno di negara China, ada 16 jenis hukuman yang paling  terkenal akan kesadisannya.
1. Dikuliti
Saat  menguliti mulai dari tulang belakang,  kulit punggung dibelah menjadi  dua, perlahan-lahan pisahkan kulit dengan  daging, dibuka seperti  kupu-kupu yang mengembangkan sayapnya. Selain  itu, ada sebuah cara lain  untuk menguliti, entah berapa besar tingkat  kevalidannya. Yaitu dengan  mengubur orangnya di tanah, hanya terlihat  kepalanya saja. Buat  goresan berbentuk tanda (+) di atas kepala, lalu  buka kulitnya,  tuangkan mecury ke dalamnya.
Karena berat jenis mercury sangat berat, maka akan dapat memisahkan kulit dan daging, orang yang terbubur di tanah akan merasa sangat kesakitan, namun tidak dapat melepaskan diri. Lalu terakhir akan melompat keluar dari lubang, meninggalkan selembar kulit di tanah... lalu kulit tersebut dijadikan genderang, digantungkan di depan pengadilan untuk memperingatkan orang lain. Pada awalnya, hukuman dikuliti dilakukan setelah mati, kemudian berkembang menjadi dikuliti hidup-hidup.
Karena berat jenis mercury sangat berat, maka akan dapat memisahkan kulit dan daging, orang yang terbubur di tanah akan merasa sangat kesakitan, namun tidak dapat melepaskan diri. Lalu terakhir akan melompat keluar dari lubang, meninggalkan selembar kulit di tanah... lalu kulit tersebut dijadikan genderang, digantungkan di depan pengadilan untuk memperingatkan orang lain. Pada awalnya, hukuman dikuliti dilakukan setelah mati, kemudian berkembang menjadi dikuliti hidup-hidup.
2. Penggal pinggang
karena  penggal pinggang adalah memisahkan tubuh  seseorang dari bagian tengah,  sedangkan organ-organ penting berada pada  tubuh bagian atas, maka yang  dihukum tidak akan segera mati, melainkan  masih sadar dan memerlukan  beberapa saat lagi hingga akhirnya mati. Saat  Kaisar Chengzu dari  dinasti Ming menghukum mati Fang Xiaoru, yang  digunakan adalah penggal  pinggang ini. Konon setelah dipenggal, Fang  Xiaoru masih bisa merangkak  dan menulis huruf "cuan" (= merebut ;  biasanya untuk merebut tahta) di  tanah. Setelah menulis 12 setengah  huruf, baru akhirnya mati.
3. Pisahkan dengan kereta
Nama  lainnya adalah "membelah mayat dengan 5  kuda". Sangat sederhana, yaitu  dengan mengikat kepala, kedua tangan  & kedua kaki dengan tali,  lalu ditarik oleh 5 ekor kuda ke 5 arah  yang berbeda, sehingga tubuhnya  terbelah menjadi 6 bagian. Konon Shang  Yang dihukum mati dengan cara  ini. Diperlukan tenaga besar jika ingin  memisahkan tubuh orang menjadi 6  bagian, apalagi jika dengan ditarik.  maka dapat dibayangkan  penderitaan si penerima hukuman. Pada saat  benar-benar sudah terpisah,  mungkin ia sudah tidak merasakan penderitaan  lagi. Kesakitannya adalah  pada saat ditarik.
4. Lima hukuman
Gabungan  dari penggal kepala, potong kaki,  potong tangan, potong telinga dan  hidung, "belah menjadi 8 bagian".  Biasanya setelah orangnya mati, baru  dipotong kepala, tangan &  kakinya, lalu tubuhnya dibelah jadi 3.  Setelah Kaisar Gaozu dari Dinasti  Han mangkat, Permaisuri Lv menangkap  selir kesayangannya, Nyonya Qi  (ibu dari Liu Ruyi), memotong tangan dan  kakinya, juga memotong hidung,  telinga & lidahnya, mencungkil  matanya, lalu dibuang ke kandang  babi, diberi nama "ren zhi" (babi  manusia). sampai-sampaia anak  Permaisuri Lv juga sangat kaget  melihatnya.
5. Hukuman mati pelan-pelan
Pada  awalnya adalah setelah mati baru mayatnya  dicincang jadi bubur daging,  disebut "hai". yang pernah menerima hukuman  ini adalah Zi Lu, dan  putra sulung Zhou Wen Wang: Bo Yi Kao. Kemudian  dalam perkambangannya,  menjadi lebih mendetil, yaitu hukuman dilakukan  apda saat orangnya  amsih hidup, tujuannya adalah agar yang dihukum  menderita, maka ada  ketentuan harus dibacok sampai berapa kali dulu  sebelum mati.  
Konon kemudian hukuman ini dilaksanakan oleh 2 algojo, mulai bacok dari kaki, terus hingga 1000 bacokan, yaitu dengan dipotong dagingnya selembar-selembar sampai mati. Katanya jika belum sampai 1000 bacokan sudah mati, maka algojonya juga akan kena hukum. Yang paling mengenaskan adalah jenderal penentang Qing pada jaman Ming akhir, Yuan Chonghuan. Karena kaisar Chongzhen terkena siasat adu domba musuh & mengira ia berkhianat, maka dijatuhi hukuman "lingchi".
Konon kemudian hukuman ini dilaksanakan oleh 2 algojo, mulai bacok dari kaki, terus hingga 1000 bacokan, yaitu dengan dipotong dagingnya selembar-selembar sampai mati. Katanya jika belum sampai 1000 bacokan sudah mati, maka algojonya juga akan kena hukum. Yang paling mengenaskan adalah jenderal penentang Qing pada jaman Ming akhir, Yuan Chonghuan. Karena kaisar Chongzhen terkena siasat adu domba musuh & mengira ia berkhianat, maka dijatuhi hukuman "lingchi".
Sebelum hukuman dijalankan, tubuhnya dililit dengan jala ikan agar daging-dagingnya menonjol keluar, lebih mudah untuk dipotong-potong. lalu dibawa keliling kota, ditonton oleh rakyat, dagingnya pun dimakan oleh rakyat. Penderitaan secara batin mungkin bisa melebihi penderitaan secara fisik. Ini adalah salah satu hukuman resmi di jaman Ming - Qing.
6. Jerat / gantung
Hukuman  jerat di Zhongguo biasa menggunakan  senar busur. Yaitu dengan  meletakkan senar busur pada leher yang akan  dihukum, senar menghadap ke  depan, algojo berdiri di belakang sambil  memutarkan busurnya semakin  lama semakin kencang. Yang dihukum akan mati  pelan-pelan. Ayah-anak Yue  Fei mati di Paviliun Fengbo dengan cara  seperti ini. (karena ia adalah  pejabat berjasa, tidak boleh dipenggal,  harus meninggalkan jasad yang  utuh). Sedangkan Raja Gui dari Dinasti  Ming akhir juga dibunuh dengan  cara jerat/gantung ini oleh Wu Sangui.
7. Dimasak / direbus
Pada  jaman Dinasti Tang, jaman pemerintahan Wu  Zetian, ada seorang pejabat  bernama Lai Junchen yang suka menggunakan  cara-cara hukuman yang kejam.  Terhadap tawanan yang tidak mau mengaku,  ia sering menginterogasi  dengan memaksa menggunkan hukuman sadis. Yaitu  dengan menggunakan  sebuah kuali dan menyuruh tawanan masuk ke dalamnya,  lalu di bawah  kuali dibakar api (seperti memasak). Kalau tawanan tetap  tidak mau  mengakui kesalahannya, maka akan mati kepanasan. 
Kemudian Wu Zetian mendengar hal ini dan memanggil Lai Junchen. Ia bertanya pada Lai Junchen, apa yang dilakukan bila ada tawanan yang tidak mau mengaku. Lai Juunchen menceritakan cara ini dengan bangga. Wu Zetian pun berkata dengan tenang, “Persilakan dia masuk ke kuali.” … dan Lai Junchen pun mati dibakar.
Kemudian Wu Zetian mendengar hal ini dan memanggil Lai Junchen. Ia bertanya pada Lai Junchen, apa yang dilakukan bila ada tawanan yang tidak mau mengaku. Lai Juunchen menceritakan cara ini dengan bangga. Wu Zetian pun berkata dengan tenang, “Persilakan dia masuk ke kuali.” … dan Lai Junchen pun mati dibakar.
8. Kebiri habis
Sima  Qian pernah menerima hukuman ini sebelum  menuliskan kitab sejarah (Shi  Ji). Cara kebiri di Zhongguo sangat  mendetil. Pertama-tama, ikat adik  kecil (termasuk kantung keturunan)  agar darah tidak dapat mengalir,  sampai rusak secara alami, baru  kemudian dipotong dengan pisau  (seluruhnya, bukan hanya adik kecilnya  saja). Setelah dipotong, bubuhi  dengan abu wangi untuk menghentikan  darah, tancapkan bulu angsa pada  lubang jalur kencing. Tunggu beberapa  hari, cabut bulu angsa. Kalau  bisa kencing, berarti proes kebiri telah  berhasil. 
Kalau tak bisa kencing, anggap saja gagal, jadi orang cacat, biasanya akan mati keracunan kencing yang tak bisa keluar. Jadi kalau mau mengebiri orang untuk dijadikan kasim, sebaiknya kebiri waktu masih kecil. Semakin tua, resikonya akan semakin besar. Hukuman ini sering digunakan oleh kaum bangsawan untuk menggantikan hukuman mati. Sebaliknya, untuk wanita, adalah dengan ditutup.
Kalau tak bisa kencing, anggap saja gagal, jadi orang cacat, biasanya akan mati keracunan kencing yang tak bisa keluar. Jadi kalau mau mengebiri orang untuk dijadikan kasim, sebaiknya kebiri waktu masih kecil. Semakin tua, resikonya akan semakin besar. Hukuman ini sering digunakan oleh kaum bangsawan untuk menggantikan hukuman mati. Sebaliknya, untuk wanita, adalah dengan ditutup.
9. Lumpuhkan kaki
Untuk  potong kaki ini, ada beberapa macam  penjelasan yang berbeda. Ada yang  bilang dengan memotong kaki dari lutut  ke bawah. Ada juga yang bilang  dengan mengambil tulang lutut. Yang  kedua tampaknya lebih dapat  dipercaya. Pokoknya, ini adalah sejenis  hukuman kejam dengan membuat  orang jadi lumpuh. Pada jaman Zhan Guo, Sun  Bin (孙宾) pernah menerima  hukuman ini. 
Setelah menerima hukuman, baru namanya dibah menjadi Sun Bin (孙膑 --- 膑 : hukuman lumpuhkan kaki dengan diambil tulang lututnya). Jika tulang lutut diambul, maka antara kaki bagian atas dan kaki bagian bawah akan kehilangan hubungan, berdiri pun tidak bisa. Maka dalam sejarah tidak resmi, Sun Bin bahkan tak bisa emnunggang kuda saat berperang, harus naik kereta (baik kereta kuda ataupun kereta yang didorong manusia).
Setelah menerima hukuman, baru namanya dibah menjadi Sun Bin (孙膑 --- 膑 : hukuman lumpuhkan kaki dengan diambil tulang lututnya). Jika tulang lutut diambul, maka antara kaki bagian atas dan kaki bagian bawah akan kehilangan hubungan, berdiri pun tidak bisa. Maka dalam sejarah tidak resmi, Sun Bin bahkan tak bisa emnunggang kuda saat berperang, harus naik kereta (baik kereta kuda ataupun kereta yang didorong manusia).
10. Tusuk dengan jarum
Yaitu dengan menusukkan jarum  pada celah kuku. Biasa digunakan untuk tawanan wanita.
11. Kubur hidup-hidup
Sering  digunakan pada jaman Zhan Guo. Karena  hemat tenaga, juga cepat.  Hukuman kubur pada jaman perang, biasanya  tawanan perang disuruh  menggali lubang sendiri, kemudian dibunuh dan  dimasukkan ke dalam  lubang itu. Kalau waktunya tidak cukup, langsung  saja dimasukkan ke  dalam lubang dan dikubur hidup-hidup. Hukuman kubur  hidup-hidup ini  sudah ada sejak jaman kuno. Tapi belum pernah tercatat  ada tokoh  terkenal yang mati dihukum dengan cara ini. Yang lebih kejam  yaitu  dengan dikubur dalam posisi berdiri, dengan kepala di atas  permukaan  tanah, kemudian disiksa dulu.
12. Racun Zhen
Racun  zhen sepertinya merupakan cara yang cukup  berperikemanusiaan di antara  hukuman-hukuman kejam ini. Di antara  racun-racun jaman Zhongguo kuno,  yang paling terkenal adalah racun zhen.  Dari sinilah asal muasal dari  peribahasa “minum zhen untuk  menghilangkan haus”. Biasa digunakan untuk  hukuman “diberi kematian”  (maksudnya disuruh bunuh diri sendiri).
13. Hukuman tongkat
Yang  dimaksud dengan tongkat, bukan berarti  dipukul dengan tongkat.  Melainkan tongkat dimasukkan dari mulut sampai  ke dalam tubuh sampai  seluruh tongkatnya masuk, lambung dan organ  tubuhnya pecah, yang  dihukum akan mati dengan tragis. Dalam sejarah  resmi, tidak ada catatan  tentang hukuman ini. Cara hukuman ini muncul  pada novel Xia Ke Xing  karya Jin Yong. Bahkan ada julukan indahnya yaitu  “membuka mulut dan  tertawa”.
14. Potong dengan gergaji
Yaitu  dengan menggergaji orang sampai mati.  Ketragisannya sebanding dengan  lingchi & kuliti. Maka di antara  hukuman-hukuman kejam di neraka,  ada tertulis tentang hukuman gergaji  sampai mati ini. Sebenarnya,  hukuman gergaji ini tidak hanya ada dalam  dongeng, melainkan juga ada  di dunia nyata. Dalam tercatat, bawahan dari  selir kesayangan Raja Wu  (Sun Hao), merampas harta rakyat di pasar.
Pengurus pasar, pejabat Chen Sheng adalah pejabat kesayangan Sun Hao. Ia menangkap sang perampas dan dihukum. Sang selir melapor pada Sun Hao, Sun Hao marah, lalu mencari-cari alasan dan menangkap Chen Sheng atas dalih kesalahan yang lain. Lalu memerintahkan algojo mambakar gergaji sampai memerah, dan emnggergaji kepala Chen Sheng. Mayatnya dibuang ke bawah Si Wang Tai.
Pengurus pasar, pejabat Chen Sheng adalah pejabat kesayangan Sun Hao. Ia menangkap sang perampas dan dihukum. Sang selir melapor pada Sun Hao, Sun Hao marah, lalu mencari-cari alasan dan menangkap Chen Sheng atas dalih kesalahan yang lain. Lalu memerintahkan algojo mambakar gergaji sampai memerah, dan emnggergaji kepala Chen Sheng. Mayatnya dibuang ke bawah Si Wang Tai.
15. Patahkan tulang belakang
Saat  seseorang punya dendam yang mendalam pada  musuhnya, maka ia akan  terpikirkan cara mematahkan tulang belakang ini.  cara ini memang  merupakan salah satu cara untuk melampiaskan amarah,  karena begitu  tulang belakang patah, orangnya pasti akan mati. Dalam  sejarah  Zhongguo, patahkan tulang belakang ini juga merupakan salah satu  bentuk  hukuman yang penting. menurut, pada jaman Chunqiu, Ji Chong'er   bermaksud menentukan hukum tertulis secara jelas agar masyarakat patuh   pada hukum, kemudian ia berunding dengan para penasehat. 
Seorang pejabat Ji Chong'er yang bernama Dian Jie datang sangat terlambat. Ada yang menganggap Dian Jie bersalah 7 harus dihukum. Ji Chong'er setuju, dan Dian Jie dihukum dengan dipatahkan tulang belakangnya. Semua pnasehat (pejabat) negara Jin dangat takut, mereka berkata: "Dian Jie yang sudah ikut Ji Chong'er mengembara ke negara-negara selama 19 tahun, memiliki jasa yang sangat besar, karena kesalahan kecil saja dihukum dengan begitu berat. Bagaimana dengan kami?' Sejak saat itu, semua orang jadi sangat taat pada hukum.
Seorang pejabat Ji Chong'er yang bernama Dian Jie datang sangat terlambat. Ada yang menganggap Dian Jie bersalah 7 harus dihukum. Ji Chong'er setuju, dan Dian Jie dihukum dengan dipatahkan tulang belakangnya. Semua pnasehat (pejabat) negara Jin dangat takut, mereka berkata: "Dian Jie yang sudah ikut Ji Chong'er mengembara ke negara-negara selama 19 tahun, memiliki jasa yang sangat besar, karena kesalahan kecil saja dihukum dengan begitu berat. Bagaimana dengan kami?' Sejak saat itu, semua orang jadi sangat taat pada hukum.
16. Sisir & bersihkan
Yang  dimaksud dengan sisir & bersihkan,  bukanlah anak gadis yang sedang  bersolek, melainkan nama sebuah hukuman  sadis. yang dimaksud adalah  menguliti kulit orang dengan sikat besi  hingga hanya tinggal tulang  & daging saja, sampai akhirnya mati.  Pencetus pertama hukuman ini  adalah Zhu Yuanzhang. Berdasarkan catatan  karangan Shen Wen, pada saat  menjalankan hukuman ini, algojo melepas  seluuh pakaian penerima  hukuman, lalu dibaringkan di atas ranjang besi,  tubuhnya disiram dengan  air mendidih beberapa kali, lalu dikuliti dengan  menggunakan sikat  besi.  
Sama halnya seperti rakyat menyiram babi dengan air panas untuk dicabuti bulunya. Terus hingga kulit dan daging terkelupas habis & tulangnya terlihat. Penerima hukuman biasanya belum sampai selesai sudah mati duluan. Sisir & bersihkan ini memiliki persamaan prinsip dengan hukuman mati pelan-pelan (no 5). Menurut ada tercatat, Wu Sansi pernah mengutus Zhou Lizhen untuk menangkap Heng Yanfan, kemudian diseret-seret di atas rakit bambu sampai dagingnya terkoyak & terlihat tulangnya, kemudian memukulinya dengan tongkat sampai mati.
  
Sama halnya seperti rakyat menyiram babi dengan air panas untuk dicabuti bulunya. Terus hingga kulit dan daging terkelupas habis & tulangnya terlihat. Penerima hukuman biasanya belum sampai selesai sudah mati duluan. Sisir & bersihkan ini memiliki persamaan prinsip dengan hukuman mati pelan-pelan (no 5). Menurut ada tercatat, Wu Sansi pernah mengutus Zhou Lizhen untuk menangkap Heng Yanfan, kemudian diseret-seret di atas rakit bambu sampai dagingnya terkoyak & terlihat tulangnya, kemudian memukulinya dengan tongkat sampai mati.
http://reasonizer.blogspot.com/


2 komentar to “Hukuman Sadis Dalam Sejarah Kekaisaran Cina”
nama unik
12/21/2010Busyet dah ... kejamnya tak terperi ..
Kiki
12/22/2010:D
yg lbh kejam dari itu jg bnyk tuh tp mngkin versinya aja yg beda.
nama bayi online keren bgt tuh blog nya.