Memberi Sebuah Senyuman Kepada Orang Lain

Minggu



Memberi Sebuah Senyuman Kepada Orang Lain

Sudah diketahui oleh semua orang, bahwa Tuan Dawson adalah seorang tua yang memiliki tabiat buruk, jika tidak ada masalah jangan sekali-kali mengusik dia.

Halaman rumahnya ditanami pohon apel, pohon itu membuahkan apel yang terbaik di seluruh kota kami. Tetapi warga seluruh kota pun tahu, bahwa apel di rumahnya itu tidak boleh dipetik, walaupun sudah jatuh di tanah pun tidak boleh dipungut. Kata orang, jika Tuan Dawson kelihatan kamu sedang memetik buah apelnya, maka dia akan mengeluarkan senapan anginnya untuk mengusirmu.

Di suatu hari Jum’at sore, gadis kecil 12 tahun yang bernama Jeannite bermaksud melewatkan akhir pekannya di rumah teman baiknya, Amy. Ke rumah Amy, harus berjalan melewati depan rumah Tuan Dawson. Ketika Jeannite dan Amy berjalan mendekati rumah Tuan Dawson, Jeannite melihat Tuan Dawson sedang duduk di depan teras, Jeannite mengusulkan untuk berjalan di seberang jalan.

Amy lalu berkata bahwa Tuan Dawson tidak akan melukai siapa pun. Jeannite sangat ketakutan, setiap langkah berjalan mendekati rumah Tuan Dawson, selalu membuat hatinya berdebar semakin kencang. Ketika mereka berjalan sampai di depan pintu Tuan Dawson, tanpa sadar Tuan Dawson mengangkat kepalanya, seperti biasanya dahinya berkerut, memandangi tamu tak dikenal di depan matanya. Ketika dia melihat itu adalah Amy, wajah yang asalnya berkerut dalam sekejap merekah sebuah senyuman berseri. “Apa kabar, Nona Amy?”, kata Tuan Dawson, “Hari ini ada seorang teman kecil berjalan bersama anda.”

Amy juga membalasnya dengan senyuman dan memberitahu dia bahwa mereka akan bermain dan mendengarkan musik bersama. Tuan Dawson bilang, kedengarannya sangat asyik, dan memberi mereka satu orang satu buah apel yang baru dipetik dari pohon. Dua nona kecil menerima apel yang merah dan besar itu dengan hati yang sangat gembira.

Setelah berpisah dengan Tuan Dawson, Amy menjelaskan bahwa dia sewaktu pertama kali melewati depan pintu rumah Tuan Dawson, dia juga sama seperti yang dikatakan orang-orang, sangat tidak ramah, membuat dia merasa takut. Tapi dia mengandaikan bahwa Tuan Dawson dengan wajah tersenyum, hanya saja senyumnya itu disembunyikan, sehingga orang lain tidak dapat melihatnya. Maka setiap kali dia melihat Tuan Dawson, Amy selalu menyambutnya dengan senyuman. Akhirnya pada suatu hari, Tuan Dawson juga membalas Amy dengan sebersit senyuman. Lalu setelah beberapa kali, Tuan Dawson mulai membalas senyum Amy, senyuman beliau adalah senyum yang muncul dari lubuk hatinya, tidak hanya itu Tuan Dawson malah mulai berbincang-bincang dengan Amy.

Seiring dengan berlalunya waktu, pembicaraan mereka juga semakin lama semakin banyak.

Selesai mendengarkan penuturan Amy, Jeannite pun bertanya, “Senyuman yang tersembunyi?”

“Iya…”, jawab Amy, “Nenek pernah memberitahuku, bahwa setiap orang itu bisa tersenyum, hanya bagi sebagian orang senyumannya itu disembunyikannya. Maka aku tersenyum terhadap Tuan Dawson, sebaliknya Tuan Dawson juga tersenyum denganku, senyuman itu bisa saling menular.”

Dalam hidup ini, kita selalu sibuk, selalu berupaya untuk mengerjakan lebih banyak hal, misalnya bekerja mati-matian, mendidik anak, menjaga kebersihan dan sebaginya. Dengan demikian, kita mudah sekali terperosok ke dalam pekerjaan kecil dan sepele di dalam hidup keseharian, dengan demikian senyuman kita sendiri disembunyikan, lupa atau mengabaikan membawa kegembiraan pada orang lain dan diri sendiri. Sebenarnya memberikan senyuman kepada orang sama dengan memberikan senyuman pada diri sendiri. Perkataan Amy memang benar, senyuman itu bisa saling menular, janganlah disembunyikan lagi.


Artikel Lainnya



0 komentar to “Memberi Sebuah Senyuman Kepada Orang Lain”

Bebas Berkomentar..