Para Otodidak Sejati Yang Sukses
Tokoh-tokoh    berikut ini   membuktikan bahwa  belajar tak selalu harus di sekolah.    Bahkan ketika   sekolahnya gagal  diselesaikan, mereka bisa belajar    sendiri dari   kehidupan yang  dihadapinya dan meraih sukses luar biasa.    Berikut ini   mereka yang sukses  luar biasa mengubah nasib dengan  belajar   secara   autodidak alias gak  makan bangku sekolahan.

Agatha Christie  adalah penulis  asal   Inggris  yang dikenal sebagai  Master of The  Mystery Novel atau  Queen  of  Crime.  Novel bergenre  misterinya begitu  terkenal ke  seluruh  dunia. Ia  menulis  80-an novel.  Sebanyak 30-an  novelnya  sudah  diadaptasi ke dalam  film.
Di  manakah ia belajar  hingga menjadi  penulis    yang begitu produktif?  Ternyata Agatha hanya  belajar di rumah.     Sebenarnya di keluarganya,  ia punya dua kakak yang  kebetulan mendapat     kesempatan sekolah  formal. Sedangkan untuk  Agatha, ibunya memilih untuk     mengajari  sendiri di rumah. Saat usia  putrinya menginjak 8 tahun,  sang    ibu  baru mendatangkan tutor ke  rumah.
Ketika  Perang Dunia I  bergolak, Agatha  bekerja   menjadi perawat.  Saat itu  usianya baru  belasan. Kemudian ia  bekerja   di apotek rumah  sakit  yang banyak  mengilhami cerita soal racun  dalam   novel-novelnya di   kemudian hari.  Novel pertamanya lahir setelah    kakaknya, Madge,   memberinya  tantangan, apakah ia bisa menulis novel.    Tantangan itu ia   jawab  dengan novel pertamanya berjudul “The Mysterious    Affair at   Styles”  (Misteri di Styles). Dari sanalah ia meniti karier    sebagai   novelis.
2.   Frederick   Douglass (1818 – 1895): Budak  yang Belajar Autodidak

Frederick   adalah seorang budak asal  Amerika   Serikat, yang  dilarang sekolah.   Meski begitu ia pantang menyerah  untuk   belajar. Ia  mulai dengan   belajar membaca dari seorang aktivis   gerakan  pembebasan  perbudakan.   Ia belajar dari apa pun yang bisa ia   baca.
Untuk memperkaya ilmunya,  Frederick   selalu   mencari kesempatan  untuk berbicara dengan  orang-orang yang     pengetahuannya lebih tinggi  darinya. Terbukti  belajarnya efektif,  karena    setelah bebas sebagai  budak ia menjadi  penulis hebat, orator  ulung,   dan  pemimpin gerakan  pembebasan  perbudakan
3. Lawrence Ellison (66 tahun):   Membangun    Oracle karena Terinspirasi sebuah Paper

Lawrence (Larry) Ellison  adalah  pendiri    Oracle, perusahaan  pembuat software terbesar kedua  dunia  saat ini.    Seperti pengusaha di  bidang teknologi informasi  lainnya  yang  kebanyakan   drop-out perguruan  tinggi, Larry pun  demikian. Ia  keluar  dari  University  of Illinois pada  tahun keduanya  kuliah.  Setelah itu  ia  membangun  kariernya sebagai ahli  data system.  Ia  tertarik  mendirikan  Oracle pada  tahun 1977 setelah  terinspirasi   dari paper  karya Edgar F.  Codd mengenai  database system  berjudul   “Relational  Model of Data for  Large Shared Data  Banks.”
4. Peter  Jennings (1938  – 2005):   Presenter  Terkenal yang Tak Lulus SMA

Presenter terkenal ABC  News ini    sebenarnya tak  lulus SMA.  Jennings memulai kariernya sejak  usia 9   tahun.  Saat itu ia  menjadi  penyiar radio anak-anak di Kanada.    Ayahnya yang  juga penyiar  radio CBC  dan sedang bertugas di luar    negeri berang ketika  tahu  anaknya jadi  penyiar radio di tempatnya    bekerja. Ayahnya memang tak   menyukai  nepotisme. Kegiatan jadi    penyiaran ciliknya tak lama. Peter   lebih  konsentrasi sekolah. Namun    sekolahnya tak mulus. Malah ia sempat   tak  naik ke kelas 10. Menurut    pengakuannya ia bosan belajar saat itu.    SMA-nya pun tak tamat.
Ia sebenarnya   ingin  sekali  menjadi   penyiar seperti ayahnya. Namun kesempatan itu tak    mudah ia  dapat. Ia   lebih dulu bekerja di bank dan sempat aktif di    teater  setempat. Baru   pada usia 21 tahun ia bisa meraih impiannya    menjadi  penyiar radio.   Setelah itu kariernya terus menanjak dengan    semangat  autodidaknya  yang  tinggi hingga kemudian menjadi wartawan dan     penyiar televisi  kenamaan  AS.
5.  Anthony Robbins (50 tahun):  Bekerja  Sambil  Belajar dari  Pembicara  Ternama

Ia hanya tamat SMA dan  memulai   kariernya   dengan cara  mempromosikan seminar yang diadakan Jim  Rohn.   Saat itu   usianya baru 18  tahun. Ia memanfaatkan kedekatan  dengan  Jim  Rohn untuk   belajar  “happiness and success life“. Tak heran  jika  ia  tak segan   menyebut Jim  Rohn sebagai mentor pertamanya. Pada   usia 22  tahun,  Anthony  Robbins  mulai belajar Neuro-Linguistic   Programming  (NLP)  secara  informal dari  penciptanya, John Grinder.   Setelah  belajar dari  tokoh lain  yang juga  secara informal, Robbins   akhirnya  bisa  mengembangkan ilmu NLP  menjadi  ilmu baru yang   disebutnya   Neuro-Associative Conditioning (NAC).
Dengan  belajar yang bisa   disebut  autodidak   (bukan di bangku sekolah atau  perguruan tinggi),   Robbins  akhirnya   menjadi penulis buku laris dan  motivator terkenal di   dunia. Ia  sudah   berbicara di hadapan lebih  dari 50 juta orang di   lebih dari 50  negara.   Jangan heran, dari sisi  finansial, dari semula   pemuda miskin,  Robbins   menjadi pembicara  dengan tarif tinggi. Dalam   kariernya ia pernah    menjadi salah satu  penasihat (mantan) Presiden  AS  Bill Clinton.
http://kumpulbae.blogspot.com


0 komentar to “Para Otodidak Sejati Yang Sukses”