Hanya karena SMS
Rabu
Hanya karena SMS
Lewat teman aku dikenalkan seorang pria, katanya pria tersebut kalem dan baik serta penyabar walaupun tampilannya tak seheboh pemuda sekarang. Tentu saja aku menyambut gembira . Benar saja di suatu coffee shop aku bertemu dengan temanku yang membawa Mas Didi pria kalem tersebut. Wah ternyata tak jelek-jelek amat wajah Mas Didi lumayanlah, Engga malu-maluin banget kalo diajak jalan dan ketemu teman-teman.Walaupun memang tidak seganteng Wisnu, Abi, Reiky atau Alfons cowok cowok yang naksir aku.
Singkat kata kami mulai pdkt alias pendekatan. Mas Didi sesekali mengajakku bertemu di Mall guna nonton atau ngopi bareng sambil cerita-cerita tentang pekerjaannya. Sedangkan aku baru saja selesai S1 sedang mencari kerja. Aku bertanya-tanya ke Mas Didi tentang karirnya dan Mas Didi menjelaskan dengan penuh semangat sehingga lama-lama aku makin menyukainya, apalagi Mas Didi tergolong pemuda sopan yang tangannya engga jahiliyah ( baca; jahil).
Hubungan kami makin akrab sehingga aku ingin mengenalkan ke orang tua, karena Mas Didi sendiri juga menginginkan sebuah hubungan kearah yang lebih serius, seperti pertunangan. Maka kuajaklah Mas Didi mampir kerumahku di bilangan Tomang Jakarta. Mas Didi tertegun melihat besarnya rumah orang tuaku dan kaget melihat 4 buah mobil terpakir di garasi. Selama ini aku tidak pernah mengungkapkan kepada Mas Didi bahwa aku adalah anak tunggal dari seorang pengusaha. Kulihat mas Didi ragu-ragu namun kuyakinkan bahwa aku menyukai Mas Didi apa adanya. Barulah Mas Didi yakin dan masuk melangkah kedalam rumahku.
Sejak perkenalan yang hangat dengan orang tuaku, hubunganku dengan Mas Didi makin erat lagi, setiap malam kami ber sms-ria mengungkap segala macam hal. Mulai pekerjaannya hingga rasa kasih sayangnya yang tertuang lewat pesan pendeknya. Begitu pula aku, aku dengan senang hati menjawab sms-sms nya hingga kantuk menerpa. Pernah lho saking asyiknya kami bersms-an dari pukul 22.00 hingga pukul 03.00 pagi. Isinya Cuma ungkapan-ungkapan kasih semata. Kini aku benar- benar jatuh cinta kepadanya.
Kuakui, walaupun menyandang gelar S1 dan sudah bekerja 2 tahun namun pengetahuan Mas Didi agak kurang. Banyak hal yang ingin kudiskusikan masalah-masalah tertentu seperti politik, ekonomi yang ada di koran atau di majalah tak dimengertinya. Biasanya aku mengalihkan pembicaraan lain saja agar beralih topik lain yang difahaminya. Aku perempuan yang mempunyai banyak sekali teman diskusi, sekaligus salah satu kegemaranku adalah membaca hingga banyak sekali buku yang sudah kulahap bukan hanya novel saja namun juga satra filsafat serta buku-buku mengenai mangemen, malah yang terbaru tentang strategi bisnis mafia Italia.
Begitu juga dengan teman, aku mempunya banyak kelompok teman yang berhubungan secara intensif. Mas Didi mengetahuinya. Acapkali kuajak Mas Didi bergabung atau menjemputku bila aku sedang bergabung dengan teman-temanku. Aku mengajak Mas Didi agar ia tak salah menfsirkan pergaulanku dan ia dapat mengenal serta berdiskusi dengan teman-temanku lain pikirku.
Hubungan kami menginjak usia setahun hingga aku diterima kerja disebuah perusahaan pialang. Namun makin lama kami makin lengket saja, sms-an kami seharinya mencapai 20 sms. Ungkapan cinta tiap hari mewarnai handphone kami.
Hingga suatu malam aku ber sms dengan mas Didi tentang harga saham salah satu perusahaan yang siangnya baru go public, isi smsku begini “ sayang, aku capek banget krn bank yang go pulic td siang diserbu pembeli ampe sahamnya ludes”. Dan begini jawaban Mas Didi “ Lho, bank apa yang ludes, emang ada bank yang dijual ecer sampe diserbu pembeli ?’. Karena aku faham bahwa Mas Didiku agak bolot masalah penjualan saham, maka aku berniat mengalihkan pembicaraan sms kami dengan kata-kata “ OOT, Mas udah makan apa belum ? kangen nih, peluk dong”. Rayuku lewat sms jawaban.
Kaget alang kepalang aku membaca jawaban sms Mas Didi “ JUJUR, KAMU SMS SIAPA ? KAMU SALAH KIRIM SMS. BACA LAGI SMS KM UTK OOT. JELASKAN SIAPA OOT ?”. Ungkapnya marah yang ditunjukkan lewat huruf besar. Tertegun aku membacanya dan mulailah hilang hormatku untuknya. Jelas-jelas OOT adalah salah satu bahasa sms seperti BTW ( By the way), OTW ( On the way) GBU ( God bless you) sedangkan OOT adalah kependekan dari Out of topic. Aku memberi tahunya mengalihkan pembicaraan dari saham ke hal yang baru agar diskusi kami dapat terjalin baik..
Aku mulai sebal dan merasa lelah jika harus terus menerus memahaminya. Apalagi masalah kasus ini Mas Didi benar-benar marah karena menganggapku berselingkuh dengan OOT. Berulang kali kujelaskan tentang arti dan maksud OOT tersebut namun Mas Didi tak juga faham malah menuduhku mencari pembenaran karena tertangkap basah.
Maksudku jika memang Mas Didi tak faham kan dapat ditanyakan dengan baik, bukannya menuduh aku berselingkuh dan berkeras mempercayai pendapatnya sendiri. Yang terakhir, malah ia memutuskan hubungan denganku karena menuduhku perempuan tidak setia, sehingga aku terjebak dengan ulah perselingkuhanku sendiri, cercanya kepadaku.
Ketika orang tuaku menanyakan ketidak hadiran Mas Didi dimalam minggu aku juga tak mau menjelaskan yang sebenarnya. Aku malu untuk menjelaskannya. Biar sajalah aku yang tau sendiri sehingga nanti suatu kali jika Mas Didi mendapat bahasa sms yang ada OOTnya ia baru sadar dengan apa yang telah dilakukannya. Namun aku sudah kehilangan selera berhubungan dengannya.
perempuan.com
Singkat kata kami mulai pdkt alias pendekatan. Mas Didi sesekali mengajakku bertemu di Mall guna nonton atau ngopi bareng sambil cerita-cerita tentang pekerjaannya. Sedangkan aku baru saja selesai S1 sedang mencari kerja. Aku bertanya-tanya ke Mas Didi tentang karirnya dan Mas Didi menjelaskan dengan penuh semangat sehingga lama-lama aku makin menyukainya, apalagi Mas Didi tergolong pemuda sopan yang tangannya engga jahiliyah ( baca; jahil).
Hubungan kami makin akrab sehingga aku ingin mengenalkan ke orang tua, karena Mas Didi sendiri juga menginginkan sebuah hubungan kearah yang lebih serius, seperti pertunangan. Maka kuajaklah Mas Didi mampir kerumahku di bilangan Tomang Jakarta. Mas Didi tertegun melihat besarnya rumah orang tuaku dan kaget melihat 4 buah mobil terpakir di garasi. Selama ini aku tidak pernah mengungkapkan kepada Mas Didi bahwa aku adalah anak tunggal dari seorang pengusaha. Kulihat mas Didi ragu-ragu namun kuyakinkan bahwa aku menyukai Mas Didi apa adanya. Barulah Mas Didi yakin dan masuk melangkah kedalam rumahku.
Sejak perkenalan yang hangat dengan orang tuaku, hubunganku dengan Mas Didi makin erat lagi, setiap malam kami ber sms-ria mengungkap segala macam hal. Mulai pekerjaannya hingga rasa kasih sayangnya yang tertuang lewat pesan pendeknya. Begitu pula aku, aku dengan senang hati menjawab sms-sms nya hingga kantuk menerpa. Pernah lho saking asyiknya kami bersms-an dari pukul 22.00 hingga pukul 03.00 pagi. Isinya Cuma ungkapan-ungkapan kasih semata. Kini aku benar- benar jatuh cinta kepadanya.
Kuakui, walaupun menyandang gelar S1 dan sudah bekerja 2 tahun namun pengetahuan Mas Didi agak kurang. Banyak hal yang ingin kudiskusikan masalah-masalah tertentu seperti politik, ekonomi yang ada di koran atau di majalah tak dimengertinya. Biasanya aku mengalihkan pembicaraan lain saja agar beralih topik lain yang difahaminya. Aku perempuan yang mempunyai banyak sekali teman diskusi, sekaligus salah satu kegemaranku adalah membaca hingga banyak sekali buku yang sudah kulahap bukan hanya novel saja namun juga satra filsafat serta buku-buku mengenai mangemen, malah yang terbaru tentang strategi bisnis mafia Italia.
Begitu juga dengan teman, aku mempunya banyak kelompok teman yang berhubungan secara intensif. Mas Didi mengetahuinya. Acapkali kuajak Mas Didi bergabung atau menjemputku bila aku sedang bergabung dengan teman-temanku. Aku mengajak Mas Didi agar ia tak salah menfsirkan pergaulanku dan ia dapat mengenal serta berdiskusi dengan teman-temanku lain pikirku.
Hubungan kami menginjak usia setahun hingga aku diterima kerja disebuah perusahaan pialang. Namun makin lama kami makin lengket saja, sms-an kami seharinya mencapai 20 sms. Ungkapan cinta tiap hari mewarnai handphone kami.
Hingga suatu malam aku ber sms dengan mas Didi tentang harga saham salah satu perusahaan yang siangnya baru go public, isi smsku begini “ sayang, aku capek banget krn bank yang go pulic td siang diserbu pembeli ampe sahamnya ludes”. Dan begini jawaban Mas Didi “ Lho, bank apa yang ludes, emang ada bank yang dijual ecer sampe diserbu pembeli ?’. Karena aku faham bahwa Mas Didiku agak bolot masalah penjualan saham, maka aku berniat mengalihkan pembicaraan sms kami dengan kata-kata “ OOT, Mas udah makan apa belum ? kangen nih, peluk dong”. Rayuku lewat sms jawaban.
Kaget alang kepalang aku membaca jawaban sms Mas Didi “ JUJUR, KAMU SMS SIAPA ? KAMU SALAH KIRIM SMS. BACA LAGI SMS KM UTK OOT. JELASKAN SIAPA OOT ?”. Ungkapnya marah yang ditunjukkan lewat huruf besar. Tertegun aku membacanya dan mulailah hilang hormatku untuknya. Jelas-jelas OOT adalah salah satu bahasa sms seperti BTW ( By the way), OTW ( On the way) GBU ( God bless you) sedangkan OOT adalah kependekan dari Out of topic. Aku memberi tahunya mengalihkan pembicaraan dari saham ke hal yang baru agar diskusi kami dapat terjalin baik..
Aku mulai sebal dan merasa lelah jika harus terus menerus memahaminya. Apalagi masalah kasus ini Mas Didi benar-benar marah karena menganggapku berselingkuh dengan OOT. Berulang kali kujelaskan tentang arti dan maksud OOT tersebut namun Mas Didi tak juga faham malah menuduhku mencari pembenaran karena tertangkap basah.
Maksudku jika memang Mas Didi tak faham kan dapat ditanyakan dengan baik, bukannya menuduh aku berselingkuh dan berkeras mempercayai pendapatnya sendiri. Yang terakhir, malah ia memutuskan hubungan denganku karena menuduhku perempuan tidak setia, sehingga aku terjebak dengan ulah perselingkuhanku sendiri, cercanya kepadaku.
Ketika orang tuaku menanyakan ketidak hadiran Mas Didi dimalam minggu aku juga tak mau menjelaskan yang sebenarnya. Aku malu untuk menjelaskannya. Biar sajalah aku yang tau sendiri sehingga nanti suatu kali jika Mas Didi mendapat bahasa sms yang ada OOTnya ia baru sadar dengan apa yang telah dilakukannya. Namun aku sudah kehilangan selera berhubungan dengannya.
perempuan.com
0 komentar to “Hanya karena SMS”
=