Pertolongan Pertama Atasi Keracunan

Mencegah  lebih baik daripada  mengobati. Pun  begitu dalam pencegahan keracunan.  Menjaga kebersihan  bahan makanan  adalah salah satu cara menghindar dari  keracunan. Cara  termudah adalah  selalu mencuci bahan makanan sebelum  diolah.
Meski sudah serba  bersih, tak urung,  kita bisa saja  kecolongan. Tanpa kita tahu sebabnya,  tiba-tiba ada  saja orang yang  keracunan setelah menyantap hidangan yang  kita olah.  Jika itu terjadi,  ada, baiknya, kita semua harus tahu  bagaimana  menolong korban  keracunan.
Meski ini sifatnya sementara,   "Pertolongan pertama  bisa membantu kondisi pasien, sebelum dibawa ke   rumah sakit untuk  pemeriksaan lebih lanjut," ajar Eddy Setyo  Mudjajanto,  Ahli Keamanan  Pangan dari Departemen Gizi Masyarakat,  Fakultas Ekologi  Manusia,  Institut Pertanian Bogor (IPB).
Bantuan medis dari  profesional  diperlukan  lantaran mengidentifikasi penyebab keracunan  tidaklah  gampang.  Terkadang, reaksi atau gejala dari keracunan munculnya  pada  korban  akibat keracunan tak langsung. "Ada jeda beberapa jam  kemudian,  bahkan  selang beberapa hari," ujar Eddy. Untuk itu,  identifikasi lewat   analisis hasil laboratorium penting dilakukan.
Menurut  Eddy,  pertolongan  pertama pada korban keracunan tidak boleh dilakukan  secara   serampangan. Pertolongan bisa dilakukan bila kasus keracunan pada  si   korban tak parah dan belum lama terjadi. "Artinya, makanan yang    mengandung racun masih berada dalam saluran cerna," ujar dia.
Keadaan   itu, kata Mulyadi Tedjapranata,  dokter yang berpraktik di Klinik   Medizone, Kemayoran, Jakarta Utara  umumnya dua sampai tiga jam setelah   korban menyantap makanan.
Lantas pertolongan pertama  seperti apa   yang mesti kita lakukan saat ada korban akibat keracunan?
Menurut   para ahli makanan dan dokter,  pertolongan pertama yang bisa kita  lakukan  adalah dengan memberikan  karbon aktif atau arang aktif ke  korban. Di  pasaran, ada arang aktif  yang dijual. Salah satu yang  terkenal norit.
Tablet  berwarna hitam ini punya sifat  arang aktif  yang mampu menyerap apapun  yang ada di sekitarnya,  termasuk racun.  Semakin banyak yang dimakan,  semakin banyak racun yang  diserap. Hanya  saja, norit cuma menyerap racun  yang masih di saluran  pencernaan dan  belum ikut beredar dalam darah.
Menurut  Mulyadi, bahan baku norit  relatif  aman dikonsumsi. "Orang boleh  mengkonsumsi norit sampai 20  tablet  sekaligus," kata dia. Meskipun  norit mampu menyerap banyak  racun,  norit nyatanya juga menyerap zat  gizi dan vitamin yang terdapat  pada  makanan. Oleh karena itu, saat  menenggak norit, korban juga harus   terus diberikan minum air putih untuk  menggantikan zat yang ikut   terserap norit.
Bila norit tak  tersedia, kita  bisa  menggantikannya dengan susu. Mulyadi bilang, susu  memiliki  kelebihan  mengikat racun yang ada dalam tubuh agar tak beredar  dalam  tubuh. Susu  juga bisa merangsang muntah sehingga makanan beracun  bisa  ikut keluar.
Namun,  tak semua  korban keracunan bisa diberikan  susu atau norit. Korban  keracunan  karena zat korosif seperti bensin dan  minyak tanah pantang  mengonsumsi  susu dan norit. Pemberian susu dan  norit malah bisa  memperparah.
"Ada baiknya, mereka langsung dibawa ke ke rumah sakit," kata Mulyadi.
"Ada baiknya, mereka langsung dibawa ke ke rumah sakit," kata Mulyadi.
Jika korban keracunan  anak-anak,  pemberian  susu juga tak disarankan. "Jika mereka dirangsang  muntah  bisa membuat  mereka tersedak dan malah bisa berakibat fatal,"  ajar  Mulyadi.
Hal  penting dalam penanganan korban keracunan adalah   memperhatikan jamlah  cairan dalam tubuh. Reaksi keracunan adalah   muntahmuntah dan diare.  Bila itu terjadi terus-menerus, penderita pasti   kehilangan banyak  cairan dan bisa berakibat dehidrasi. Air kelapa  yang  mengandung  elektrolit bisa membantu korban yang banyak kehilangan   cairan.http://regional.kompas.com/


0 komentar to “Pertolongan Pertama Atasi Keracunan”