Sunat Ala Afrika Yang Menyeramkan
Thomas beberapa tahun terakhir ini  selalu berkampanye agar dihapuskan   keharusan sunat terhadap perempuan  diAfrika. Bukunya, the circumcision   of women : A Strategy for  eradication, terbit dilondon. Thomas kini   aktif di inter Africa  committe khususnya tentang praktek tradisional   yang menyangkut  kesehatan perempuan dewasa dan anak-anak di afrika.   Organisasi ini  lahir di Dakar, Senegal, tahun 1984. Kini inter afrika   terkahir kali  beranggotakan 25 negara dengan kantor pusatnya di Addis   Abba dan  Janewa. Sedangkan Thomas sendiri sebagai presiden untuk kawasan   iera  Leone.
Muhamad mustafa khalil, pemimpin organisasi mesir untuk urusan HAM dibeijing, menyebutkan bahwa 130 juta wanita dari 30 negara di Afrika sebagai korban penyunatan, sedangkan dalam kebudayaan Afrika selama 500 tahunan ini merupakan keharusan bagi kaum wanita afrika. Maksud utamanya adalah untuk meredam nafsu bersenggama, jadi ketika istri ditinggal suaminya berburu ia tidak akan meyeleweng karena nafsu birahinya sudah padam.
Menurut keterangan Thomas sunat pada wanita Afrika memiliki tiga macam yang masih diparktekan hingga saat ini. Pertama yang disebut "sunna", yaitu terjadi clitorydectomy-pemotongan habis seluruh klitoris wanita yang disunat, Cara yang kedua ialah "eksisi" atau pemotongan seluruh klitoris dan seluruh bagian dari labia minora, bibir kelamin. Dan yang ketiga jauh lebih parah, yaitu dipotongnya semua bagian klitoris, labia minora, berikut labia majora, dan dijahitnya vulva, lubang kelamin. hanya sedikit yang tersisa, sekedar untuk aliran urine dan mensturasi.
DiAfrika barat berlaku ketiga macam sunnat ini. Ditanah-tanah peternakan, seperti afrika tengah, juga Dijibouti, Somalia, Sudan, Etiopia, dan Kenya hanya satu macam gaya "infibulasi". Tapi tak berlaku di MAroko, Tunisia, Libia-kawasan yang banyak penduduknya memeluk islam-karena bertentangan dengan ajaran kitab Al-Qur'an.
Cara penyutan juga menyeramkan. Dilakukan tanpa Sterilisasi dan tidak silakukan anestesia, sehingga bisa mengakibatkan pendarahan, infeksi urinisasi, keracunan darah, gangrene, dan tetanus. Ribuan wanita meninggal karena female genital mutilation, yaitu sunat gaya Afrika ini, dan angan ditanya betapa sakitnya para wanita yang merasakan sunat ini.
Sunat gaya Afrika ini memang sudah mentradisi. Menurut Thomas, semula wanita yang marah karena ia dianggap mengekspose kebudayaan Afrika kepada barat, namun, semua usaha kampanyenya itu berhasil menghilangkan kebiasaan sunat Menyiksa gaya Afrika.
Muhamad mustafa khalil, pemimpin organisasi mesir untuk urusan HAM dibeijing, menyebutkan bahwa 130 juta wanita dari 30 negara di Afrika sebagai korban penyunatan, sedangkan dalam kebudayaan Afrika selama 500 tahunan ini merupakan keharusan bagi kaum wanita afrika. Maksud utamanya adalah untuk meredam nafsu bersenggama, jadi ketika istri ditinggal suaminya berburu ia tidak akan meyeleweng karena nafsu birahinya sudah padam.
Menurut keterangan Thomas sunat pada wanita Afrika memiliki tiga macam yang masih diparktekan hingga saat ini. Pertama yang disebut "sunna", yaitu terjadi clitorydectomy-pemotongan habis seluruh klitoris wanita yang disunat, Cara yang kedua ialah "eksisi" atau pemotongan seluruh klitoris dan seluruh bagian dari labia minora, bibir kelamin. Dan yang ketiga jauh lebih parah, yaitu dipotongnya semua bagian klitoris, labia minora, berikut labia majora, dan dijahitnya vulva, lubang kelamin. hanya sedikit yang tersisa, sekedar untuk aliran urine dan mensturasi.
DiAfrika barat berlaku ketiga macam sunnat ini. Ditanah-tanah peternakan, seperti afrika tengah, juga Dijibouti, Somalia, Sudan, Etiopia, dan Kenya hanya satu macam gaya "infibulasi". Tapi tak berlaku di MAroko, Tunisia, Libia-kawasan yang banyak penduduknya memeluk islam-karena bertentangan dengan ajaran kitab Al-Qur'an.
Cara penyutan juga menyeramkan. Dilakukan tanpa Sterilisasi dan tidak silakukan anestesia, sehingga bisa mengakibatkan pendarahan, infeksi urinisasi, keracunan darah, gangrene, dan tetanus. Ribuan wanita meninggal karena female genital mutilation, yaitu sunat gaya Afrika ini, dan angan ditanya betapa sakitnya para wanita yang merasakan sunat ini.
Sunat gaya Afrika ini memang sudah mentradisi. Menurut Thomas, semula wanita yang marah karena ia dianggap mengekspose kebudayaan Afrika kepada barat, namun, semua usaha kampanyenya itu berhasil menghilangkan kebiasaan sunat Menyiksa gaya Afrika.
Spoiler for Sunat  Ala Afrika1:   
Spoiler  for Sunat  Ala Afrika2:  
Spoiler  for Sunat  Ala Afrika3:  
Spoiler  for Sunat   Ala Afrika4: 






0 komentar to “Sunat Ala Afrika Yang Menyeramkan”