Keliruan Kita Tentang Daging Kambing
Makan  daging   kambing banyak diyakini orang dapat membangkitkan  gairah dan  potensi   seksual kaum pria. Betulkah demikian? Kenyataan sebenarnya,  menyantap   daging kambing berlebihan dan terlalu sering malah  justeru dapat   mengancam potensi seksual kaum pria! Kenapa demikian?
Tingginya konsentrasi lemak  dan  kolesterol  malahan dalam makanan pada  jangka panjang akan   meningkatkan kepekatan  darah yang dapat menyumbat  pembuluh darah  penis.  Kalau sampai terjadi,  darah menuju penis akan  terhambat.  Akibatnya  pasokan darah kaya  oksigen jadi terbatas sehingga  impoten.
Selain digembar-gembor sebagai pembangkit   gairah, daging   kambing juga sering dituduh sebagai pencetus darah   tinggi dan  penyebab  kematian mendadak. Sebenarnya jika dibandingkan   sapi,  kandungan lemak  dan kolesterol daging kambing lebih rendah. Patut    diragukan tuduhan  daging kambing sebagai pemicu darah tinggi yang    disertai sakit kepala  atau serangan stroke yang mematikan.
Pro-kontra muncul. Entah   bagaimana  ceritanya, daging  kambing dipercaya mempunyai kemampuan   aprodisiak,  kemampuan dalam  meningkatkan gairah seksual pria. Yang  jelas  anggapan  itu sudah lama  berkembang di masyarakat. Dan cerita  tersebut  memang ada  benarnya.
Kalau diamati, secara fisik serat daging    kambing tak  jauh beda dibanding dengan daging merah lainnya dari domba,    sapi, dan  kerbau. Dibanding dengan daging domba umpamanya, keduanya    sama-sama  bertekstur halus. Warna dagingnya pun tak terlalu berbeda    meskipun  daging kambing biasanya berwarna lebih pekat.
Perbedaan  mencolok dengan daging ternak lain    sebagaimana dilansir Intisari, justru  aromanya. Daging domba, sapi,    atau kerbau beraroma amis saja, sedangkan  daging kambing beraroma    menyengat (orang Jawa bilang prengus). Selain  itu, lemaknya lebih putih    dan keras.
Apa yang  dikatakan orang soal  daging kambing  dapat  meningkatkan potensi seksual  seseorang, menurut  Dr. Muhilal dari   Puslitbang Gizi Bogor, ada  kemungkinan benar. Orang  menyatakan begitu   berdasarkan pengalaman  nenek moyang. “Tapi kalau  dikaji secara ilmiah   harusnya kan diteliti  dulu. Tapi data itu tidak  ada, sehingga  dasarnya  saling percaya saja,”  jelas Dr. Muhilal.
Sebaliknya,   ahli gizi ini kurang sependapat  dengan  kemungkinan keperkasaan  seorang  pria setelah makan sate kambing   akibat energi yang diperoleh  dari lemak  sate. Dari segi farmakologi,   bisa jadi daging kambing  mengandung senyawa  mirip hormon seks pria.   Namun, sampai saat ini  belum ditemukan dasar  ilmiah untuk menyatakan   daging kambing bisa  meningkatkan potensi seksual  kaum pria.
Yang didapat oleh mereka yang memakai makanan   atau   minuman aprodisiak itu bukan peningkatan potensi, melainkan  lebih  pada   sensasi seksual. Akibat sensasi tentu saja seseorang jadi   bergairah.   Tetapi, potensi tetap saja segitu.
http://blogjoss-ridwan.blogspot.com



0 komentar to “Keliruan Kita Tentang Daging Kambing”