Ancaman Kesehatan di Balik Susu Formula
                         	
Kementrian Kesehatan  melarang ketat penayangan iklan susu formula di seluruh media. Larangan  keras yang kembali didengungkan ini dilakukan agar para ibu menyusui  tetap memanfaatkan ASI sebagai makanan bayi di bawah usia 1 tahun.
Tak  hanya itu, adanya iklan susu formula juga dikhawatirkan menimbulkan  kesalahpahaman persepsi bahwa susu formula benar-benar memiliki nutrisi  yang sama persis dengan ASI.
"ASI ekslusif dan juga pemahaman ibu  menyusui di negara berkembang masih sangat rendah, sehingga jika iklan  susu formula bebas ditayangkan justru dikhawatirkan bisa menimbulkan  persepsi salah," kata Ahli Pangan dari Institut Pertanian Bogor (IPB),  Dr. Ir. Nuri Andarwulan, M.Si saat dihubungi VIVAnews, Selasa 26 Oktober  2010.
Meskipun susu formula yang kini beredar di pasaran  benar-benar diformulasikan dengan bahan-bahan yang mirip dengan ASI,  namun, tak sepenuhnya semua nutrisi di dalam susu formula sama dengan  ASI.
Meski susu formula juga mengandung sejumlah nutrisi, namun  menurut penelitian tim dari MRC Childhood Nutrition Research Centre di  University College London, Inggris, susu yang terbuat dari susu sapi ini  bisa memicu obesitas. Kandungan gula yang tinggi dalam sejumlah produk  susu formula dianggap menjadi 'biang keladi' obesitas pada bayi.
Selain  itu, jika pengguna susu formula tidak mengikuti aturan dan takaran pas  pemberian susu formula pada bayi. Hal inilah yang bisa memicu bayi  mengalami kegemukan. "Obesitas bisa sangat mungkin terjadi pada bayi  yang mengonsumsi susu formula. Salah satu penyebab, susu formua biasanya  dalam bentuk powder. Takaran air dengan jumlah susu yang dituangkan  bisa mengalami kelebihan atau kekurangan. Jika kelebihan, sangat mungkin  menyebabkan bayi obesitas," ujar Nuri.
Susu formula yang beredar  di pasaran terdiri dari dua jenis, susu formula non sapi dan susu sapi  formula. Bayi yang memiliki alergi terhadap susu sapi formula dianjurkan  untuk mengonsumsi susu formula non sapi. Biasanya terbuat dari kacang  kedelai yang juga diformulasikan mirip dengan ASI. Meski demikian ASI  tetap menjadi makanan terbaik untuk bayi yang memiliki formulasi gizi  alami yang aman untuk bayi tanpa efek samping berbahaya.
Sebagai ibu, tentunya Anda ingin memberikan yang terbaik bagi si kecil. Untuk itu berikanlah bayi Anda ASI eksklusif minimal selama enam bulan. Bayi tidak perlu diberikan makanan apapun sebelum berusia enam bulan, karena kandungan dalam ASI sudah memenuhi kebutuhan gizi si kecil. Lebih dari 100 jenis zat gizi terdapat dalam ASI, antara lain AA, DHA, Taurin dan Spingomyelin yang sangat baik bagi pertumbuhan otak anak.
Masalahnya, masih banyak ibu yang memiliki kebiasaan untuk memberikan  makanan tambahan pada usia kurang dari 6 bulan. "Hal itu nantinya bisa  berefek pada masalah pencernaan si anak saat ia beranjak dewasa, karena  lambungnya dipaksa mengolah makanan yang belum seharusnya diterima,"  ujar Nuri.
Untuk itu, jangan mudah menyerah dan mintalah dukungan  orang-orang di sekeliling untuk bisa memberikan ASI eksklusif. Ingatlah  kalau memberikan ASI tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan fisik anak  tetapi juga intelektual, mendekatkan hubungan ibu dan anak dan juga  kesehatan ibu.


0 komentar to “Ancaman Kesehatan di Balik Susu Formula”