Fiji, Pulau Impian
Sabtu
Fiji, Pulau Impian
|
Nampak seperti sebuah pertempuran untuk memperebutkan perunggu, perak atau medali emas - Tiga bangsa berlomba memperebutkan popularitas sebagai negara yang pertama dalam menyambut abad yang baru: saat dan tempat di mana sinar keemasan matahari yang pertama menyemarakkan langit.
Di garis terdepan, "Negeri matahari terbit", para ofisialnya merasa pasti bahwa tidak ada bangsa yang bisa merampas medali kebanggaan itu dari mereka. Australia mengikuti keseluruhan proses dengan minat yang besar. Ofisialnya dengan tiba-tiba sadar bahwa suatu pulau kecil di Pasifik akan bisa memenangkan status ini.
Nampaknya bahwa beberapa bangsa hendak melawannya, akan tetapi suara yang lain terdengar.
"Hey, saya telah berada di milenium baru, itu seolah-olah membual tentang kepulauan Fiji, yang bila dicari dalam peta dunia bagaikan sebuah sepatu kuda yang dilempar ke batas penanggalan internasional. Seperti di dalam dongeng, sepatu kuda membawa keberuntungan, dan dalam suatu panel internasional melalui debat sengit, para juri memberikan putusan akhir mereka. Mereka menghadiahkan penghormatan kepada bangsa di pulau Pasifik Selatan itu."
Penduduk pulau sangat gembira. Selama dalam sejarah mereka yang terisolasi, sebelumnya belum pernah dunia memberikan perhatian yang begitu besar kepada mereka, dan sekarang mereka menjadi nomor satu.
Apakah itu suatu pertanda yang baik, dan memberi alasan yang cukup untuk berpergian ke Fiji? Untuk sejumlah orang "iya", meskipun itu sama saja dengan berjalan menempuh jarak separuh dunia. Dari Selandia Baru dan Australia itu adalah suatu perjalanan yang singkat - siapa yang berkenan melaluinya?
Pelancong dunia yang penuh rasa ingin tahu, dengan membawa harapan mereka yang tinggi, tidak akan dikecewakan. Setelah menunggu di lapangan udara Viti Levu, ada bis dari Hotel Fiji Mocambo, yang akan mengangkut para pelancong yang dapat menikmati pemandangan tropis menuju hotel mereka yang mewah.
Tudung peneduh yang terbentuk dari sebatang pohon yang berbunga lebat telah menjadi peneduh bagi sebuah kolam renang dan mengundang relaksasi. Tetapi ini masih belum terlalu nyaman! Sebuah cruise sunset ada pada program sore hari, dan dengan latar belakang dari pemandangan matahari terbenam yang romantis, yang diiringi oleh alunan musik suasana kepulauan serenade-gitar dan drum - maka sebuah impian di laut selatan - baru saja dimulai!
Nampaknya sang Pencipta telah dengan teliti membangun pulau ini - dengan penduduk aslinya yang menyenangkan, yang supel. Paling tidak mereka nampak sangat membanggakan gaya hidup mereka dengan spiritual yang mendalam, yang mereka tunjukkan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Tak peduli sampai selarut apapun aktivitas mereka pada malam sebelumnya, pada Minggu jam 5 pagi, mereka akan menghadiri ibadah gereja metodis di Desa Namaka yang tidak jauh letaknya.
Sungguh sulit dipercaya, tapi ini adalah benar: sebelum matahari terbit, ratusan orang yang beriman duduk di alam terbuka, lembaran-lembaran dari alang-alang melindungi kepala mereka dari teriknya matahari. Diikuti sebuah khotbah berjudul "Belas Kasih Merupakan Garis Dasar" para hadirin tampak menikmati santapan rohani di pagi hari ini.
Tetapi kami belum juga tiba di tujuan utama kami: Pulau Vanua Levu, dengan waktu istirahat yang singkat di Ibukota Fiji, Savusavu. Sebuah penerbangan penghubung jarak dekat membawa beberapa penumpang sampai beberapa hari ke tujuan mereka, yaitu Pulau Tavenui. Hotel resort Garden di pulau itu hanya berjarak 2 km dari batas penanggalan international.
Lokasi hotel - melalang waktu/ruang secara ganjil - pemandangan pertama yang terlihat adalah papan tanda indah yang dilukis dengan tangan, menunjukkan kebanggan penduduk pulau Fiji dan tamunya atas prestasinya sebagai tempat pertama di dunia dalam menyambut milenium baru. Siapa yang menginginkan boleh mengangkang papan tanda itu, dengan satu kaki pada Sabtu, dan yang lain sudah pada Minggunya.
0 komentar to “Fiji, Pulau Impian”
=