Etika Bersantap Di Meja Makan Di Berbagai Negara
Berkunjung kerumah kerabat atau sanak family kadang kala kita akan disuguhi makanan, makan bareng yang menciptakan rasa kebersamaan adalah salah satu faktor terciptanya rasa kekeluargaan yang lebih mendalam. Namun ini tampak akan lebih lucu kejadiaannya bila di momen tersebut kita tidak memahami dan mengerti akan cara dan gaya dari si "penghidang" santapan, momen yang harusnya tak terlupakan menjadi bumerang bagi diri sendiri. Berikut adalah etika bersantap dari beberapa negara di belahan dunia:
Etika bersantap Perancis:
Sebagai salah satu dari Tiga Kerajaan “Surga Masakan” yang terkenal di dunia, warga Perancis sangat memperhatikan masakan. Di antara masakan barat, masakan Perancis tergolong yang paling istimewa. Pada saat makan, warga Perancis boleh meletakkan dua tangan di atas meja makan, namun tidak menyangganya dengan kedua siku. Mereka biasa meletakkan ujung pisau dan garpu di atas picin (piring kecil), sedangkan pangkalnya diletakkan di atas meja makan.
Etika bersantap Mesir:
Warga Mesir suka menyantap daging kambing, ayam, itik, kentang, kacang polong, labu, bawang bombay, terong dan wortel. Mereka suka menjamu tamu dengan kudapan manis buatan sendiri, bila tamu menolak mencobanya akan merasa kecewa dan kurang sopan.
Etika bersantap Afrika Selatan:
Warga kulit putih Afrika Selatan kesehariannya terutama menyantap makanan ala Barat, sering mengonsumsi daging sapi, daging ayam, telur ayam dan roti, suka minum kopi dan teh. Warga kulit hitam Afrika Selatan suka menyantap daging sapi, daging kambing, makanan utamanya adalah jagung, kentang-kentangan, kedelai. Mereka lebih menyukai makanan yang sudah dimasak.
Minuman yang terkenal dari Afrika Selatan adalah teh. Pada saat berkunjung di rumah warga berkulit hitam Afrika Selatan, tuan rumah biasanya akan menyuguhkan susu sapi atau susu kambing yang baru diperas, kadang-kadang menyuguhkan bir buatan sendiri. Tamu harus minum yang banyak, yang terbaik adalah segera menghabiskannya.
Etika bersantap Kanada:
Warga Kanada lebih menyukai menu Perancis, menu utama kesehariannya adalah roti, daging sapi, daging ayam, kentang, tomat dan lain-lain. Secara menyeluruh menu utama mereka adalah daging, sangat menyukai keju dan mentega. Warga Kanada sangat mementingkan makan malam. Mereka mempunyai kebiasaan mengundang handai taulan untuk makan malam bersama di rumah. Bila menerima undangan demikian hendaknya dianggap sebagai pernyataan persahabatan dari tuan rumah.
Etika bersantap Rusia:
Warga Rusia kebanyakan bersantap menggunakan pisau dan garpu. Mereka menganggap tabu bersuara pada saat bersantap, juga tidak boleh langsung menggunakan sendok untuk minum teh atau membiarkannya berdiri tegak di dalam gelas. Biasanya mereka bersantap hanya menggunakan piring, tidak menggunakan mangkuk.
Menghadiri perjamuan warga Rusia, hendaknya memberi pujian pada makanan yang disajikan, dan perlu memakannya agak banyak. Biasanya warga Rusia menyatakan sudah kenyang dengan meletakkan tangan di bagian tenggorokan.
Etika bersantap Jerman:
Warga Jerman sangat memperhatikan santapan. Daging yang paling disukai adalah daging babi, berikutnya adalah daging sapi. Warga Jerman tidak bosan menyantap beraneka macam sosis yang terbuat dari daging babi.
Berikut adalah kebiasaan khas warga Jerman pada saat bersantap:
Pertama, pisau dan garpu yang dipakai untuk menyantap ikan tidak boleh dipakai untuk makan daging atau keju.
Kedua, bila akan meminum bir dan anggur, hendaknya meminum dulu bir kemudian anggur, agar tidak dipandang melalaikan kesehatan.
Ketiga, di atas piring hendaknya tidak bertumpuk terlalu banyak makanan.
Keempat, tidak boleh menggunakan serbet makan sebagai kipas.
Kelima, pantang mengonsumsi walnut.
Etika bersantap Polandia:
Kebiasaan bersantap warga Polandia secara umum menyerupai warga Eropa Timur.
Warga Polandia terutama pantang mengonsumsi mentimun dan lauk pauk yang dikukus. Dalam bermasyarakat mereka sangat gemar mengundang, berpesta namun memperhatikan banyak hal dalam perjamuan.
Pertama, yang datang dalam perjamuan tidak boleh berjumlah ganjil. Mereka menganggapnya sebagai pertanda buruk.
Kedua, pada saat menyantap ayam, bebek, angsa yang masih utuh, warga Polandia biasanya menganggap penting untuk mempersilahkan nyonya/nona rumah yang paling muda untuk memotongnya, kemudian membagi-bagikan ke dalam piring para tamu.
Ketiga, tak peduli apakah makanannya memenuhi selera, para tamu hendaknya berusaha keras makan agak banyak, dan perlu berterima kasih atas keramah-tamahan tuan rumah.
Keempat, berbicara pada saat mulut berisi makanan bagi warga Polandia adalah perilaku yang sangat tidak sopan.
0 komentar to “Etika Bersantap Di Meja Makan Di Berbagai Negara”
=